Share

Jenguk

Monitor yang berbunyi monoton membosankan, yang mempertontonkan garis berlekuk berlarian bersama angka yang kadang berubah adalah hal pertama yang menyambut kedatangan mereka. Sama sekali bukan panorama yang indah, terutama bagi Kala, yang merasa dikhianati karena tidak pernah mendengar apapun dari Kila.

Ia sebelumnya mengira, lebih pantas dikatakan berharap, kalau Ibad bakal baik-baik saja setelah berhadapan dengan laut. Memang mungkin akan butuh perawatan, tapi bukan dari alat-alat yang teronggok mengerikan itu.

"Ibad, koma? Kila, benarkah ini? Ibad koma?"

Yang justru histeris adalah ibu dua bersaudara itu. Matanya membeliak dan mulutnya yang membulat tersembunyi di balik telapak tangan sambil bergantian menatap Ibad di depannya dan Kila di sampingnya.

Kila mengangguk lemah, terlalu tidak berdaya untuk sekadar mengeluarkan bunyi dari tenggorokannya.

"Kenapa Kakak nggak bilang sama gue?"

Tidak langsung menjawab, rupanya Kila berjuang dulu mempertahankan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status