Share

Ke Kantor Polisi

“Ini Fatih teman Kak Lavi, Bu? Yang sering main ke sini?”

Pertanyaan Zevo –adik Lavi yang masih berusia 16 tahun begitu pulang sekolah- membuat ibunya membatu, kehilangan kemampuan merangkai kata. Pandangannya kabur akibat ulah air mata yang menggenang, sehingga tulisan di layar ponsel berupa berita tentang penangkapan pembunuh putranya, yang lambat ia ketahui, seperti berlari dalam penglihatannya.

Ibu Lavi memang tidak mengikuti perkembangan apapun soal kasus Lavi. Bukannya tak peduli, ia hanya berpikir bahwa itu perbuatan orang lain yang sama sekali tidak ia kenal, yang mengundang malaikat maut hanya untuk bersenang-senang. Lavi cuma berada di tempat dan waktu yang benar-benar salah, sehingga ia yang kebetulan menjadi korban. Pemikiran seperti itu juga membuat Ibu Lavi tidak memendam dendam kepada siapapun. Ia tidak pernah menduga akan ada yang tidak suka atau bahkan dendam terhadap Lavi sampai ingin membunuhnya, terlebih itu Fatih, teman dekat Lavi yang paling sering
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status