Share

Lorong

Pemuda itu kekar. Postur tubuhnya tidak beda jauh dengan preman anak buah Bento. Tapi, tidak seperti para preman itu, tetap saja tidak ada kebengisan yang tampak dari wajahnya.

Duduk diam dalam selnya setelah malam yang tidak riang, dengan penampakan yang sama sekali bukan dirinya, Profesor Gani tidak sanggup menyuruh matanya berpindah dari sosok Fatih yang bersemayam dua sel dari tempatnya.

Walaupun ingin, ia tidak bisa berhenti memelototi orang yang telah ditumbalkan olehnya dan Neta. Bukan karena rasa bersalah sudah bercokol di hatinya, tapi karena lebih pada penasaran manusia seperti apa yang menjadi korban konspirasinya dengan anaknya.

Fatih sendiri, setelah mengetahui bahwa Profesor Gani kini berbagi ruang tahanan bersamanya, setengah hidup menahan godaan agar tidak memproduksi keributan. Ia tidak ingin memberi para polisi itu alasan lain buat memperberat hukumannya, untuk kekejaman yang tidak dilakukannya. Fatih sudah cukup resah karena tanggal sidang semakin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status