Share

BAB 5 GUA TERKUTUK

Sementara itu di alam Peri, Rama sedang dilatih oleh Peri Gatot, peri perang yang melatih ketangkasan, kekuatan, kecepatan dan pertahanan Rama. Setiap hari Rama harus bangun pagi, berlari membawa beban di kaki, di tangan dan di bahunya menelusuri bukit-bukit terjal alam Peri. Setiap hari beban yang Rama bawa akan ditambah, tidak ada kata istirahat bagi Rama. Terlebih di badannya kini menyimpan pusaka Naga. Keseimbangan ada di tangan Rama, dan semua harapan menjadi beban tanggung jawabnya.

Setelah itu Rama diminta untuk melakukan meditasi di bawah guyuran air terjun selama 2 jam. Untuk membersihkan aliran tenaga dalamnya, mengumpulkannya menjadi satu di satu titik, dan kembali memencarkan semuanya keseluruh badan. Ini melatih konsentrasi Rama dalam mengeluarkan tenaga dalam nantinya.

"Aku kasihan melihat Tuan Muda!" seru Lilia.

"Tentu itu semua untuk kebaikan Tuan Muda my love, hanya dengan latihan fisik seperti ini Tuan Muda bisa melindungi dirinya sendiri," sahut Baxia.

Latihan fisik yang begitu berat terkadang menyiksa Rama, terkadang ia sampai muntah-muntah. Namun Rama memiliki tekad yang kuat, untuk memperkuat dirinya dan mengembalikan ingatannya.

"Tuan Muda, kau ingat kau bisa melakukan apapun dengan onshop, kau bisa mengeluarkan ini itu dengan onshop, hanya dengan begini dan begini," Fatta sangat rajin bercerita tentang Rama dulunya, membuat Rama sangat penasaran seperti apa onshop yang Fatta maksud.

"Tuan kau juga bisa mengeluarkan cairan yang memperkuat diri dari onshop," begitu pula Lilia, ia juga bercerita bagaimana hebatnya Rama mengatur strategi untuk melawan bangsa Mamarika.

"Bukan di masa ini? Tapi aku ke masa lalu?" tanya Rama. Fatta dan Lilia langsung mengangguk.

"Bagaimana dengan keluargaku di masa lalu?" tanya Rama, ia terlihat bersemangat ketika mendengar ia memiliki keluarga di masa lalu.

"Ada Tuan Muda Jaya, aku rutin memberi kabar kepadanya, jadi ia tetap berlatih bersama pasukan bayangan, sembari menunggu kedatanganmu Tuan Muda," sahut Lilia.

"Meski mereka merindukanmu, mereka yakin selama kau masih hidup, maka mereka juga akan berjuang untuk kesejahteraan desa Mekarsari yang telah kau bangun." jelas Fatta, dengan senyum muram di wajahnya.

"Apa ada masalah?" tanya Rama kerena melihat wajah sedih Fatta.

"Tidak ada masalah Tuan Muda, hanya saja aku tau seperti apa mereka merindukanmu..." sahut Fatta.

"Aku juga merindukan mereka, dari cerita yang kalian berikan, membuatku tidak sabar ingin bertemu dengan keluargaku, pasukan bayangan, serta orang-orang yang aku kenal di sana." Rama tersenyum senang.

Fatta hanya bisa menahan kesedihan itu, ia takkan menceritakan apapun yang akan membuat Rama sedih, ia maupun Lilia akan sabar menunggu hingga Rama mengingat semuanya. .

"Bagaimana, apa kau masih mau melanjutkan pelatihan kita?" tanya Peri Gatot kemudian.

"Master," Rama memberi hormat ketika Peri Gatot mendatanginya kembali."Apakah masih ada pelatihan lainnya?"tanya Rama, karena setaunya Peri Gatot akan pulang setelah selesai berlatih meditasi.

"Masih ada pelatihan untukmu, dan tempatnya bukan di sini, kita akan pergi setidaknya selama seminggu," Peri Gatot lalu menunjuk Fatta, Lilia dan Baxia,"Mereka tidak boleh ikut,"katanya kemudian.

"Mengapa kami tidak boleh ikut," Lilia mendesis marah, selama ini ia menghormati alam Peri karena Rama. Bukan karena mereka lebih lemah, antara alam Hewan spiritual dan alam Peri, Naga memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Para Peri mengetahui itu, tak ada satupun yang ingin menyinggung Naga.

"Lilia," Rama menegurnya lembut.

"Maafkan aku Tuan Muda, hanya saja tidak ada jaminan keselamatanmu di sana bersama Peri Gatot." sahut Lilia, Peri Gatot hanya bisa menghela napas, ia tau Naga sangat setia kepada Tuannya. Bahkan nyawa mereka ada pada Tuannya.

"Aku tidak bermaksud menyinggung mu Naga yang agung, tapi tempat itu hanya bisa dimasuki oleh kami para Peri dan Rama sebagai penerima berkah Peri, jika bisa mengajak kalian masuk, maka aku akan melakukannya, tapi itu adalah tempat yang suci bagi kami." kata Peri Gatot menjelaskan dengan tenang. Mendengar itu Baxia langsung menenangkan kekasihnya.

"My love, percayalah pada Tuan Muda, jika kau seperti ini, Tuan Muda akan kesulitan berkembang," kata Baxia.

Rama kemudian mendekati Lilia, entah mengapa ia ingin melakukan ini, tapi seperti paham Lilia menyambut sandaran kepala Rama di kepalanya, mereka beradu kepala. "Lilia, aku tau kau sangat ingin melindungiku, tapi aku juga ingin melindungi kalian, jadi percayalah padaku," kata Rama.

Lilia kemudian melepaskan sandaran kepalanya di kepala Rama. Matanya yang biru itu bersinar sangat indah, "Tuan Muda, berhati-hatilah, selalu hubungi kami, apalagi jika kau merasakan adanya masalah,berjanjilah kau akan langsung memanggil kami," kata Lilia.

Rama tersenyum dan mengangguk.

"Tuan Muda, kumohon jaga dirimu..." kata Baxia juga, ia juga menyandarkan kepalanya dengan kepala Rama, seakan itu adalah salam perpisahan dan akan berjumpa lagi.

"Tuan Muda, jangan terlalu lama, cepatlah kembali dan selesaikan pelatihanmu!" seru Fatta juga, ia seperti akan menangis, bahkan Barats ikut mengaom saat Rama akan pergi.

"Raorrr..."

"Barats, jangan nakal ya..." pesan Rama.

"Raor, raorrr... raoooorrr..." seakan paham, Barats menyahut dengan aumannya.

Rama kemudian pergi dengan membawa bekal seadanya bersama Peri Gatot. Peri Gatot mengeluarkan ilmu meringankan tubuhnya, jadi dengan mudah ia bergerak kesana kemari, sedangkan Rama memiliki ilmu teleportasi yang ia dapatkan dari Baxia, meski masih belum terbiasa memakainya, Rama akan melatihnya dengan terus menggunakan teleportasi untuk mengejar Peri Gatot.

Mereka sampai di sebuah gua besar, gua dengan aura mencekam." Ini adalah gua pelatihanmu Rama, gua ini bernama gua terkutuk, ada 10 tingkatan pelatihan di gua ini, namun yang menjadikan gua ini terkutuk, jika kau gagal melaksanakan pelatihan di tingkat tertentu, maka kau akan mengulang ke tingkat awal," jelas Peri Gatot, "jika kau lelah, kau boleh menyelesaikan pelatihan, lagipula tak banyak manusia bahkan peri yang dapat menyelesaikan pelatihan ini," lanjut Peri Gatot.

"Jadi ada manusia juga yang berlatih di sini?" tanya Rama.

Peri Gatot mengangguk, "Beberapa manusia yang mendapatkan berkah dari Peri, akan mendapatkan pelatihan di sini, setidaknya selama seminggu." jelas Peri Gatot, ia memandangi pintu masuk gua yang bahkan tidak memiliki penutup. "Saranku, berhati-hatilah, karna gua ini memiliki kemampuan untuk membaca segala keinginan hati, ia mampu memanfaatkan kelemahanmu"

Rama menatap pintu masuk gua dengan segala kemungkinan. "Apakah pernah ada yang berhasil?" tanya Rama kemudian.

Peri Gatot menggeleng," tidak ada satupun yang berhasil makanya dinamakan gua terkutuk, segala ambisi ada di dalam sana, segala keinginan, segala kelemahan dan gua ini memanfaatkan itu semua untuk membuat siapapun yang masuk pasti akan mengulang ke tingkat awal."Peri Gatot kemudian terkekeh, "Bahkan aku hanya bisa sampai ke tingkat 6," katanya kemudian menepuk bahu Rama.

Rama mengerti ia pun masuk secara perlahan ke dalam gua terkutuk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status