Kayla menggesek kartu Theo, dia tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya sendiri ... untuk tinggal di hotel.Dia pun menelepon Bella. Setelah tahu bahwa Bella berada di rumah, dia langsung pergi ke sana.Mobil Paman Dafa terus mengikuti di belakang, tetapi Kayla mengabaikannya sepanjang jalan.Setelah keluar dari mobil, Kayla pergi mengambil kopernya di bagasi dan tangannya tidak sengaja tergores sudut mobil.Tangannya berdarah, tetapi tidak parah.Bella tinggal di lantai 17 dan pintu rumahnya selalu terbuka lebar saat tahu Kayla akan datang.Melihat Kayla masuk dengan membawa koper, Bella tertegun sejenak. Ketika bertelepon, Kayla tidak mengatakan bahwa dia datang dengan membawa koper.Sepertinya dia kabur dari rumah.Bella mengabaikan masker wajahnya dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil koper Kayla."Kok nggak bilang kamu bawa koper? Aku 'kan bisa turun menjemputmu .... Haih, kenapa tanganmu terluka?"Melihat Bella tampak panik dan hendak pergi mencari kotak P3K, Kayla pu
Di sepanjang jalan, keadaan di dalam mobil sangat hening. Suasana tegang ini membuat Paman Dafa tidak berani mengubah kecepatan mengemudi.Setelah sampai di tempat parkir sebuah vila yang terletak di pinggiran kota, dia baru menghela napas panjang dan turun untuk membuka pintu mobil.Kayla tidak sesombong Theo dan tidak suka "dilayani". Ketika dia hendak membuka pintu, Theo berkata dengan santai, "Aku suka cewek bodoh yang berdada besar?"...Kayla hampir tersedak. Kalau Theo tidak mengungkit hal itu, dia mungkin sudah lupa. Dia mengucapkan hal seperti itu hanya untuk memfitnah Theo, bagaimana mungkin dia tahu jenis wanita yang disukai Theo!Dia menoleh dan mata Theo kebetulan mendarat di bawah tulang selangkanya. Baik disengaja ataupun tidak, terkandung maksud lain dari tatapan Theo.Kayla dapat memahami maksud lain dari tatapan ini, yaitu merendahkan."Bukannya wajar kalau pria suka dada besar?"Karena itu, setelah tiga tahun menikah, Theo bahkan tidak mempunyai sedikit pun hasrat pa
Kayla tidak menyadari ada yang aneh dengan ucapan Theo. Karena masih kesal dengan sikap cuek Theo, dia pun mengendus dengan marah, "Ya."Theo mengambil sup itu dan menghabisinya dalam sekali teguk. Namun, Theo agak kuat ketika meletakkan mangkuk hingga membunyikan suara, "bruk".Kemudian, Theo mengangkat selimut dan berbaring. Sedangkan Kayla membelakanginya dan mematikan lampu di sisinya. Dia memejamkan mata dan bersiap untuk tidur.Tahun ini, sesekali mereka akan tidur seranjang, tetapi jarak di antara mereka masih cukup untuk ditempati dua orang.Namun, malam ini sedikit berbeda ....Dia sudah tidur nyenyak. Tubuh Theo tiba-tiba mendekat padanya dan hampir memeluknya. Punggungnya menempel pada dada Theo dan dia dapat merasakan tekstur otot Theo yang terhalang oleh dua helai kain.Napas Theo yang berat dan kasar terasa dekat di telinganya. Kini, suhu ruangan pun meningkat.Sebelum Kayla bereaksi, sesuatu menghantam pinggulnya. Dia tercengang dan langsung menyadari ada yang aneh denga
Kayla memang sengaja. Merebut pria harus menggunakan cara keji.Jakun Theo bergulir ke atas dan bawah. Tangannya yang sedang memegang ponsel menegang dan jari-jarinya mengepal.Terdengar suara di ujung lain telepon. "Pak Theo, kalau kaki Raline lumpuh, kariernya sebagai penari akan berakhir. Dulu, demi menjadi penari internasional, dia nggak ingin Anda digosipkan karena latar belakangnya, dia sudah cukup banyak menderita. Sekarang, dia cedera dan setiap minggu perlu menjalani terapi fisik."Theo menggertakkan giginya, lalu turun dari kasur sambil berkata, "Jaga dia dulu."Kayla tidak menahan Theo karena dia tahu pria itu tetap akan pergi, jadi dia tidak ingin mempermalukan diri sendiri.Lagi pula, dia tidak ingin merebut Theo, dia hanya ingin ... membuat Raline kesal, ini juga termasuk balas dendam.Setelah berganti pakaian, Theo langsung pergi. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun pada Kayla.Di lantai bawah, semua orang sudah tidur, hanya tersisa lampu darurat yang masih menyala.Di
"Turun!"Kayla diberhentikan di jalan raya, mudah untuk mencari taksi. Kayla menduga Theo ingin segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Raline, dia juga tidak ingin melihat mereka bermesraan di rumah sakit.Tanpa ragu-ragu, dia langsung membuka pintu mobil dengan sombong dan melangkah turun.Bersamaan dengan deru mobil yang keras, debu pun beterbangan dan menerpa wajahnya.Kayla berteriak pada mobil yang sudah berbaur dengan mobil-mobil lainnya, "Nggak sabaran sekali. Apa dia sudah mati dan menyuruhmu pergi mengambil jenazahnya?"Satu-satunya tanggapan yang dia dapatkan adalah keheningan.Kemudian, Kayla berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Namun, ketika dia menunggu, sebuah Bentley hitam melaju ke arahnya dan berhenti di depannya.Paman Dafa keluar dari mobil sambil berkata dengan hormat, "Nyonya Kayla, Tuan Muda meminta saya mengantar Anda pulang."Kayla memahami maksud dari situasi ini. Meskipun Theo menelantarkannya, Theo sudah mengutus orang untuk menjemputnya.Dia tid
Kayla tidak mungkin menunggu Theo datang. Namun, dia sudah meremehkan kecepatan pria itu. Tepat ketika dia sampai di depan pintu, dia melihat sosok tinggi berjalan menghampirinya.Theo mengenakan kemeja hitam pas badan dengan celana panjang yang rapi. Dia tampak tampan, berwibawa dan aura arogannya sangat menonjol.Tampan, berwibawa, muda dan kaya ....Selain suka mempermainkan wanita, Theo jelas merupakan tipe idaman para wanita.Axel berjalan mendampinginya. Jika dibandingkan, aura mereka berdua berbeda jauh.Kayla tertegun selama beberapa detik. Setelah Theo sampai di hadapan Kayla, dia pun mengerutkan keningnya sambil mengungkapkan kekesalannya, "Paman Dafa bilang semalam kamu nggak pulang?"Dia datang untuk menanyakan hal ini?"Apa Paman Dafa nggak memberitahumu? Aku bukan hanya nggak pulang semalam, kelak, aku juga nggak akan pulang."Kayla berbalik dan ingin berjalan dari sisi lain, tetapi dihalangi oleh Axel. "Bu Kayla, Pak Theo naik ke atas karena tahu Anda sedang berada di si
Kayla menatapnya dengan kaget sambil berkata, "Kalau kamu menyukai seseorang, apa kamu akan mengabaikannya selama tiga tahun? Cintamu sungguh unik!"Bella setuju. "Benar juga, tapi kenapa dia bersikeras menyuruhmu pulang? Lagian, kamu juga harus pindah lagi setelah tiga bulan. Sungguh merepotkan."Kayla tidak tahu alasan di balik pertanyaan itu dan tidak tertarik untuk mencari tahu.Malam ini, mereka berdua pergi makan sup bersama.Kayla memesan sup super pedas hingga sekujur tubuhnya berkeringat dan terasa segar.Malam ini, Kayla mematikan ponselnya karena takut diganggu oleh Theo lagi.Keesokan harinya, dia bangun pagi-pagi sekali. Dia memasukkan kopernya ke dalam mobil dan pindah ke kompleks kontrakan barunya.Kemudian, dia merapikan pakaiannya dan pergi ke tempat kerja yang dia lamar.Studio Yunox.Hardy adalah penanggung jawab tempat ini. Dia berusia enam puluhan tahun dan sosoknya tidak tinggi. Dia kaget saat melihat Kayla!"Kamu adalah ahli restorasi bernama 'Key' yang diperkena
Suasana di kedai sangat ramai dan dipenuhi dengan aroma kembang api yang menyengat.Kayla menyanggul rambutnya yang agak kering dengan jepitan rambut. Saat dia menundukkan kepalanya, poninya tergerai hingga menutupi kedua sisi wajahnya. Rambut hitamnya membuatnya kulitnya yang putih terlihat makin cerah dan menawan.Dia menunjuk menu sambil memiringkan kepalanya ke dekat seorang pria untuk mengatakan sesuatu.Pria itu mengangguk dan Kayla pun tersenyum sambil mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.Carlos mengernyit sambil berkata, "Sepertinya setelah berpisah denganmu, istrimu hidup bahagia!"Theo tidak menjawab, dia berbalik meninggalkan ruangan ....Di kedai, Rio meneguk sebotol bir, lalu berkata dengan tidak percaya, "Aku kamu benar-benar adalah Key? Orang yang berhasil memperbaiki vas bunga yang rusak parah?"Kayla terdiam.Rio sudah menanyakan pertanyaan ini berulang kali, sekarang, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab Rio.Hardy menendangnya dari bawah meja sambil berka