Share

Tukang ojek cantik

Migy sudah tidak tahan lagi menjadi tukang ojek kalvi. Setiap hari ia harus mengantar ke sekolah dan menjemput ke rumahnya. Tak hanya menjadi tukang ojek, bahkan ia mencakup sebagai asisten pribadi Kalvi.

Seperti saat ini, Migy dengan berat hati menjinjing tas sekolah Kalvi, yang beratnya luar biasa. Bagaimana tidak, isi dalam tas Kalvi meliputi sepatu futsal dan seragam olah raganya.

“Kalvi, kamu bantuin aku dong. Ini kan, lumayan berat.” Migy berusaha menyamakan langkah kakinya menyamai Kalvi.

“Aaahh. Cuma tas segitu aja, lo udah ngeluh. Gimana kalau gue kasih anak selusin?” Kalvi berhenti di tempatnya untuk menunggu langkah Migy mendekatinya.

Migy hanya cemberut mendengar ucapan Kalvi. Siapa juga yang mau dikasih anak selusin, emang aku kucing? Migy berusaha agar terlihat tenang menghadapi sikap Kalvi yang seperti Tirani.

“Kamu mau punya anak selusin? Emang kamu punya gen kucing?” kata Migy terkekeh geli.

“Gue sih siap aja. Yang paling enak pas buatnya, lahir satu terus cetak lagi. Kalau udah dua belas, gue mau buat tim solid.”

Kalvi sengaja menggoda Migy, agar cewek itu lebih akrab dengannya. Percuma seminggu ini Kalvi terus berusaha mendapatkan perhatian Migy. Karena pada dasarnya, Migy adalah cewek baik-baik, jadi agak sulit untuk ditaklukan.

Saat ini Kalvi telah bertekad untuk memutuskan hubungannya dengan semua pacarnya. Sudah cukup ia menjalani hubungan yang tidak normal, sekarang hanya satu misi yang akan ditujunya, yaitu mendapatkan hati Migy sang primadona sekolah.

Ketika jam istirahat berbunyi, Kalvi mengabari semua pacarnya. Ia memberitahukan untuk berkumpul di kantin sekolah yang telah dipesannya. Maklum, walau ia mempunyai jiwa badboy tingkat dewa, ia tidak pernah membiarkan para wanitanya berselisih paham. Semuanya harus kompak dan akur.

“Sayang, kok kita semua kumpul di sini?” Lony bertanya sambil bersandar di samping Kalvi.

“Baiklah, semuanya. Hari ini gue harus mengumumkan sebuah keputusan.”

Semuanya menatap pada Kalvi dengan tatapan bingung. Sekitar lima belas siswi remaja duduk di bangku yang telah disiapkan Kalvi.

“Kali ini gue mengatakan jika gue akan mundur menjadi pacar kalian. Kenapa? Karena gue udah bosan menjalani hubungan yang membosankan ini. Gue mau mencoba untuk hidup normal,” tegas Kalvi menjelaskan.

“Tapi kenapa?” semuanya bertanya-tanya bingung.

Kalvi menarik napas dalam lalu melepaskan perlahan. Udah kayak orang lahiran aja kuy.

“Pokoknya ini adalah keputusan mutlak dari gue. Dan kalian boleh mencari pengganti gue, carilah cowok yang lebih baik.”

Lony sangat terkejut mendengar ucapan Kalvi yang tiba-tiba memutuskan hubungan dengan mereka. Walau Kalvi mempunyai banyak pacar, ia sangat pintar membagi waktu dengan yang lainnya, bahkan mereka sangat kompak tanpa ada rasa cemburu.

“Tapi, Kalvi. Apakah ini tidak terburu-buru? Bahkan kita aman-aman aja selama ini.” Sintia ikut menambahkan. Ia mewakili rasa penasaran dari semua pacar Kalvi.

Kalvi menatap Sintia dengan lembut. Ia bisa melihat cewek imut dan manis itu, menatapnya tak rela. Dari semua pacarnya, Sintia adalah teman kencan terfavorit bagi Kalvi. Cewek imut itu tidak banyak neko-neko jika berkencan dengannya.

Sedikit rasa tak rela muncul dalam hati Kalvi. Walau bagaimanapun, selama ini ia menikmati hubungannya dengan pacar yang berbeda-beda setiap hari.

“Maaf, ini adalah keinginan gue yang sebenarnya.” Kalvi mencoba berkata sebijak mungkin.

“Apa itu karena Migy?” tuding Lony tak terima.

Kalvi kaget. Ia tak menyangka tuduhan Lony benar. Tapi, ia tidak ingin semuanya tahu jika ia sedang berusaha mati-matian mengejar Migy, karena jika mereka tahu takutnya ada kesalah pahaman di antara mereka.

“Bukan. Itu tidak ada hubungannya. Gue mau fokus sama sekolah dulu, sebentar lagi kita mau ujian kelulusan. Jadi, kalian jangan berpikir yang bukan-bukan. Gue masih bisa jadi sahabat kalian, jika mau.”

Sementara Lony, ia tidak yakin itu adalah alasan Kalvi yang sebenarnya. Ia sangat yakin jika Kalvi mengejar Migy.

Setelah pertemuan terakhir Kalvi dan semua pacarnya berakhir damai, Kalvi hanya duduk terdiam di kantin. Di sana masih ada Sintia yang setia menunggu kepergian Kalvi.

Sintia menundukkan kepalanya, merasa kecil hati untuk mendapatkan cinta dari Kalvi.

“Jangan berharap ke gue, ada banyak cowok di sekolah ini yang lebih baik dari gue,” kata Kalvi menatap Sintia lembut.

“Aku maunya sama kamu, Kalvi. Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan, dan tidak membutuhkan alasan? Jadi aku hanya mau kamu saja.”

“Terserah lo sih. Gue nggak akan menghalangi, tapi jangan harap lo dapetin yang lo ingin, karena gue benar-benar gak bisa lagi,” ucap Kalvi.”

Di tempat lain, Migy dan kedua sahabatnya sedang berbincang-bincang bersama. Mereka sedang berada di koridor sekolah, membahas tentang pelajaran kimia yang sebentar lagi akan ulangan harian.

Di sana ada Lia dan Lois. Mereka adalah sahabat terbaik dari Migy, yang selalu menemani Migy dari sekolah dasar.

“Migy, kok aku perhatiin akhir-akhir ini kamu bareng Kalvi terus. Kenapa?” kata Lia penasaran.

Migy berpikir sejenak. Ia tak ingin sahabatnya berpikir yang macam-macam mengenai kedekatannya dengan Kalvi.

“Iya. Aku sama Kalvi  memang sering bareng.” Migy hanya menjawab seadanya.

Lia merasa ada yang disembunyikan oleh Migy, ia mulai penasaran dengan kebenarannya. Ia yakin jika Migy mendapat masalah dari cowok mesum itu, maklum ia juga mengetahui bagaimana Kalvi yang selalu keras kepala mengejar Migy.

“Tapi kalau aku ingat-ingat, kamu sering antar jemput dia deh, Migy. Kamu kok mau jadi kang ojeknya dia?” Lois juga menambahkan. Rasa ingin tahu sangat besar dari mereka berdua.

“Sebenarnya, aku sama Kalvi telah membuat kesepakatan. Di mana, aku telah menyetujui perjanjian untuk mengantar jemputnya selama satu semester.”

“Kenapa bisa begitu? Enak di dia dong.” Timpal Lia.

Akhirnya Migy menjelaskan semua masalah yang telah dihadapi belakangan ini. Bukannya simpati, malahan kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak mendengar Migy menendang itu-nya Kalvi.

“Serius! Bagus kalau gitu, Migy. Jangan mau dimodusin sama preman mesum itu, walau tampangnya lumayan, tapi kelakuannya minta di skincare biar kinclong akhlaknya,” Lia berseru senang menanggapi penjelasan Migy.

“Tapi kamu yakin, mau menjadi kang ojeknya selama itu, Migy? Kan kita butuh belajar tambahan.” Lois terlihat tidak suka jika Migy berdekatan dengan Kalvi.

Diantara Lia dan Lois, sahabat terbaik dari Migy adalah Lois. Ia telah dekat dengan Migy semenjak mereka memasuki taman kanak-kanak. Dan mereka sering belajar bersama di rumah Migy. Bahkan, Lois sudah menganggap Migy sebagai saudara dekatnya.

“Ya, mau bagaimana lagi, Lois. Aku udah terlanjur janji sama dia, kalau nggak dia mengancam akan mencelakaiku.”

Lia dan Lois terkejut. Mereka tak menyangka bahwa Migy yang selama ini tidak pernah punya masalah, mendapat ancaman dari badboy mesum itu. Mereka juga mengetahui jika Kalvi tidak pernah ingkar dengan ancamannya.

“Kamu mesti hati-hati juga sama dia, ya Migy? Aku khawatir jika dia punya niatan tersembunyi,” Lia berusaha memberi kewaspadaan terhadap Migy.

Migy merasa tersentuh dengan kedua sahabatnya yang selalu peduli kepadanya. Rasa persahabatan mereka semakin dekat, setelah bertahun-tahun bersama. Tidak pernah ada hal yang ditutup-tutupi jika salah satu dari mereka mendapat masalah, maka yang lain ikut membantu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status