"Ryan, siapkan semua yang kita butuhkan hari ini!" Titah David tegas.Laura dan si kembar baru saja pulang ke rumahnya dan sekarang David akan ada pertemuan penting ditemani Joe dan Ryan sebelum nanti datang ke sebuah pagelaran akbar bersama Laura.Kebetulan siang ini mereka akan menghadiri sebuah undangan dari dari kepala pemerintahan di Kota New Capitol, untuk bersaing dengan banyak pengusaha memenangkan tender dengan nominal yang fantastis.Akan tetapi hal tersebut tidak mudah didapatkan oleh para pengusaha itu, sebab ada beberapa hal yang harus mereka lakukan untuk bisa dipercaya menjadi pemenang dalam tender tersebut."Sudah Tuan!" Ryan sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan David, ia bukan baru bekerja dengan sang CEO, namun dirinya sudah bekerja bertahun-tahun dengan pria tersebut. Jadi sebelum David memberi perintah, Ryan sudah bisa mengetahui apa yang harus ia lakukan."Good Job, sekalian bilang sama Joe kita berangkat 10 menit lagi," sambung David lagi. Ini lah ya
“Ah tidak pak Ryan, baru saja saya akan menghubungi Pak Ryan. Soalnya ponselnya bunyi, takutnya Pak Ryan butuh ponsel ini.”Akhirnya otak cerda Angel bisa difungsikan dengan baik karena seketika dia mendapat jawaban yang sudah pasti dipercayai oleh Ryan.Ryan mengambil ponsel dari tangan Angel, “termi kasih,” sahutnya singkat.Pria itu berlalu dari hadapan Angel setengah berlari untuk bisa tiba di lobby perusahaan Aditama. Setelah Ryan ada di Lobby tampak David dan Joe sudah ada di dalam kamar dan Ryan masuk ke dalam mobil.Joe duduk di belakang bersama David, sedangkan Ryan duduk di depan di samping sopir. Ada hal yang harus dua sahabat sejati itu bahas termasuk kekhawatiran Joe jika David salah langkah.Namun sekali lagi pria itu malah berucap dengan santainya seolah di depan bukan ancaman untuknya."Aku tidak mau ya kalau kamu menyalahkanku bila kamu salah jalan. Yang penting aku sudah mengingatkanmu bila di depan matamu ancaman!" ucap Joe tegas.David tersenyum dan tak takut sa
Laura menatap tubuhnya di pantulan cermin di salon Merry langganan almarhum sang mama mertua.Awalnya Laura ingin Merry yang ke rumah tapi nyatanya setelah dihubungi sang ahli kecantikan mengatakan banyak customer dan meminta Laura yang ke salon.“Say, sopir mu sudah datang tuh,” ucap Merry dengan ciri khasnya seperti seorang wanita.“Terima kasih,” jawab Laura. “Kamu sangat cantik, dan eke yakin kamu akan menjadi pusat perhatian dalam acara itu.”Dia tak memuji Laura hanya karena Laura bermake up di salonnya, tapi Nyonya muda Aditama memang secantik itu.Gaun malam berwarna biru dongker menjadi pilihan David agar matching dengan warna tuxedo yang dia pakai. Gaun berbentuk sabrina membuat belahan dada sang mama muda tampak jelas menyembul membuat penampilannya semakin seksi dan mempesona. Gaun yang menutupi mata kaki dan pres di badan, memperlihatkan lekuk tubuh sang wanita yang sudah pasti membuat David akan menjadi pusat perhatian karena mereka pasangan serasi. Belum lagi belaha
“Kalian pasangan serasi, wanitanya cantik dan prianya sangat tampan. Bahkan di saat usiamu sudah masuk kepala empat justru tak terlihat seperti usia matang. Kamu justru seakan seumuran dengan Laura. Bagi resep dong.”Kalimat berlebihan menurut Laura itu datang dari salah satu teman lelaki sang suami. Sedangkan Maira dan teman wanita lainnya tampak biasa saja bahkan ikut tersenyum mendengar pujian itu.Sikap Maira dan temannya tak menunjukan sikap sinis seperti sebelumnya.“Rahasianya, asal memiliki pasangan yang yang membuat kita bahagia maka wajah pun tampak awet muda,” sahut David.“Nah itu yang sulit untuk kami. Bahkan wanita yang mendekati kami macam Maira, selain bawel dan dia juga sangat materialistis.”Mereka tergelak bersama, Maira mendelik manja ke arah temannya sedangkan Laura hanya tersenyum kecil. “Sayang aku mau ke toilet sebentar ya,” pamit Laura.“Biar aku anterin sayang,” jawab David. Laura menghela nafas panjang, “jangan berlebihan deh, aku tahu di mana arah toilet
“Ini tidak mungkin terjadi, David orang terkaya di Kota ini mustahil istrinya mengambil barang yang bukan miliknya.”Bagai malaikat tak bersayap Maira dengan lantang membela Laura di hadapan para tamu undangan. Laura menangis dalam dekapan David.“Lalu, perhiasanku berjalan sendiri berjalan menuju ke dalam tasnya? Kamu pikir kami bodoh?” Sang pemilik perhiasan membentak Maira dengan suara lantang setelah tangisnya menyurut. “Katakan padaku, siapa yang mengambilnya ke toilet? Kamu atau kamu?”Gadis itu kembali menunjuk Maira dan temannya karena dianggap membela Laura.“Penjarakan saja dia Pa. Mama yakin dia ada kelainan, terbiasa mengambil barang yang bukan miliknya.”Suara sang nyonya kembali mengoyak relung hati Laura, tak sekalipun dia pernah berpikir untuk mengambil barang yang bukan miliknya.“Iya benar, laporkan saja biar kapok. Dasar pencuri!” Yang lain menimpali. Kegaduhan kembali terjadi dan semakin banyak orang yang datang mengerumuni Laura dan mengambil gambar Laura dan v
Esok harinya berita tentang Laura semakin menyebar luas, bahkan kini karyawan David sebagian besar percaya kalau Laura memang sengaja mengambil perhiasan tersebut.Sebab ada postingan salah satu tamu undangan yang kebetulan hadir malam itu mengatakan kalau Laura memiliki kelainan yang sering mengambil barang bukan miliknya meskipun dia berasal dari kalangan konglomerat.Tentu saja hal itu melukai perasaan David.Setelah David mengetahui semua kekejaman dunia maya dan media massa, pria itu segera menghubungi sang kepala pelayan untuk mematikan aliran televisi di rumahnya dan tidak membiarkan Laura untuk melihat ponselnya ataupun ponsel kedua anaknya.Tidak cukup sampai di situ klien bisnis David yang baru akan bekerja sama dengannya bahkan ada yang baru beberapa hari yang lalu tanda tangan kontrak langsung membatalkan kontrak kerjasama mereka.Mereka mengatakan lebih baik rugi daripada harus bekerja sama dengan seorang pimpinan perusahaan yang tidak bisa mendidik istrinya dengan sangat
Laura tersungkur di atas lantai kamarnya, David merengkuh tubuh sang istri yang tampak pucat, saat David hendak membawanya ke rumah sakit, Laura yang masih setengah sadar menolaknya dengan cara menggeleng.“Bi tolong panggilkan dokter,” ujar David memberi perintah pada sang kepala pelayan yang masih ada di dalam kamar majikannya.“Sudah Tuan. Saat saya tahu Nyonya demam saya sudah panggilkan dokter. Sebentar lagi beliau sampai,” jawab wanita paruh baya itu yang mengkhawatirkan kondisi Laura.Semua sudah tahu berita menggemparkan itu, bahkan Laura mendapat hujatan dari banyak pengguna sosial media.Namun tak satupun pelayan dan bawahannya yang bekerja di rumah percaya soal itu. Mereka tahu kalau Laura adalah wanita yang baik dan tidak pernah membedakan status sosial, apapun alasannya mereka tidak akan pernah mempercayainya. Si kembar naik ke atas ranjang, memijat kaki Mamanya. Keduanya menangis karena paling tak bisa melihat sang mama menangis atau bersedih.Si kembar sering kali dulu
Setelah dokter pulang, David memilih untuk membersihkan diri. Dia harus segera menyelesaikan masalah ini, harga diri sang istri yang menjadi taruhannya.David mandi hanya sebentar saja, lalu kembali ke dalam kamarnya. Dia melihat Dita dan Dika sudah tidak ada di dalam kamarnya, kemungkinan mereka juga sedang mandi.“Suster istirahat dulu di bawah ya, biar saya yang nungguin istri saya,” ucap David.“Baik Tuan, kalau ada apa-apa tolong segera panggil saya.”Setelah David mengangguk, suster pun keluar dari dalam kamarnya. David menyisir rambutnya yang masih sedikit basah, setelah rapi dengan pakaian rumahan, pria itu duduk di samping ranjang sang istri.Cacingnya terus meronta karena dia belum sempat menyentuh makanan, Setelah memastikan sang istri terlelap, David turun ke lantai bawah dan meminta sang kepala pelayan membawakan makanan untuknya ke dalam kamar.“Pa,” panggil Dita dari lantai dua.David menaruh telunjuknya di depan bibir, meminta kedua anaknya untuk tidak ribut. David men