Share

Bab 4. Merahasiakan Kekuatan Super

Kenapa aku juga bisa merasakannya? Kekuatan apa ini? Raja Arthur berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Audrey.

Saat sedang berpikir keras, tatatapan Arthur tertuju pada gelas yang ada di meja. Tanpa di sadari gelas tersebut bergeser. Arthur terkesiap, tidak mempercayai apa yang baru saja dilihat. Sekali lagi Arthur mencoba fokus, tepat seperti dilakukan tanpa sengaja tadi.

“Prang” Gelas tersebut jatuh dan pecah. Audrey perlahan membuka kelopak mata sesaat setelah bunyi gelas jatuh.

Arthur menoleh pada Audrey, “Kau sudah sadar?” pertanyaan untuk mengalihkan perhatian Audrey.

“Kenapa aku dikamarmu?” bukan menjawab, tetapi Audrey justru bertanya pada Arthur.

Belum sempat Arthur menjawab, kembali Audrey berkata, “Tubuhku rasanya sakit dan panas.”

Arthur hanya mendengar dan memperhatikan setiap gerak-gerik Audrey.

“Apa yang terjadi padaku tadi?” Audrey kembali bertanya pada Arthur dengan penuh tatapan selidik.

“Sewaktu terjadi bloodmoon, tiba-tiba ada cahaya melingkupi tubuh dan membuatmu pingsan.” Raja Arthur memberi tahu Audrey tidak secara rinci.

Aku tidak boleh memberitahukan kejadian semuanya saat ini. Lebih baik memantau perkembangan lebih lanjut. Raja Atrhur berkata dalam hati.

Audrey masih bingung, mencerna kejadian menimpanya secara cepat dalam beberapa hari ini. Audrey duduk, kemudian turun dari ranjang dengan tubuh yang masih lemah dan sempoyongan, hendak kembali ke kamarnya. Namun, Raja Arthur memegang pergelangan tangan, membuat Audrey sedikit oleng. Dengan cepat Arthur menangkap tubuh Audrey yang hampir jatuh.

“Istirahatlah dulu di kamarku hingga kau merasa lebih baik.” Raja Arthur membopong Audrey dan membaringkan Audrey ke ranjang.

“Aku keluar sebentar, tidurlah kembali.” Setelah berkata, Raja Arthur keluar kamar menuju tempat persembunyian untuk melihat sisa yang ada setelah kejadian dahsyat tadi.

Raja Arthur secara sembunyi-sembunyi kembali ke tempat kejadian. Memperhatikan keadaan di sekitar, jangan sampai ada yang terlewatkan.

Apa ini? Arthur memegang sebuah batu berukuran sangat kecil berwarna merah delima. Saat Arthur sedang memperhatikan lebih dekat, batu tersebut menghilang. Di saat bersamaan terdengar suara para penjaga istana yang sedang melalui tempat persembunyian Raja Arthur.

Karena panik, pikiran Raja Arthur terfokus pada para penjaga, berharap tidak melihatnya. Benar saja, saat para penjaga istana tidak melihat keberadaan Raja Arthur. Secara kasat mata tidak mungkin mereka tidak melihatku. Raja Arthur tetap posisi diam dan menenangkan diri, memperhatikan setiap pergerakan. Ada yang tidak beres, sesuatu terjadi padaku. Tidak mungkin mereka tidak melihatku dengan jarak yang begitu dekat.

Setelah para penjaga menjauh dan merasa sudah aman, dan telah memeriksa di sekitar kejadian, Raja Arthur memutuskan kembali ke kamar. Raja Arthur membuka pintu kamar. Namun, tidak menemukan Audrey. Dengan cepat memutar tubuhnya dan pergi ke kamar Audrey. Raja Arthur mengetuk perlahan pintu kamar Audrey, membuka pintu dan masuk.

“Kamu membuatku sangat panik.” Raja Arthur bekata pada Audrey yang sedang duduk di ranjang.

“Aku merasa lebih nyaman di kamarku sendiri.” Audrey berkata sambil menatap Raja Arthur dengan rasa bersalah. “Maaf, aku tidak memberitahumu sebelumnya.”

“Sudah, tidak apa-apa. Tadi aku khawatir saat melihat kamu tidak ada di kamarku. Bagaimana sekarang kondisimu?”

“Aku merasa jauh lebh baik. Tapi aku merasa ada yang aneh. Tadi aku merasa tidak bertenaga. Entah bagaimana sekarang aku sudah baik-baik saja.” Audrey menjelaskan pada Raja Arthur.

Arthur jadi teringat kejadian penjaga istana yang lewat tanpa menyadari kehadirannya di sana. Kini ingin mencoba fokus pada pikirannya. Aku tidak terlihat oleh Audrey. Arthur mengucapkan dalam hati sambil menatap Audrey. Benar saja, tiba-tiba Audrey tidak melihat Arthur.

“Ar-thur, kau di mana? Jangan menakutiku” Audrey berkata dengan pelan dan mulai merasakan takut.

“Aku di sini.” Arthur berkata dengan suara berbisik.

Apa yang terjadi padamu? Kau membuatku takut.” Audrey berbicara dengan suara bergetar dan takut.

“Aku baik-baik saja.” Arthur memejamkan matanya dan seketika fokus pikiran agar Audrey tidak melihatnya terhenti, saat itu juga Audrey dapat melihat Arthur kembali.

“K-Kau.” Audrey tidak dapat berkata-kata lagi.

Arthur berjalan mendekat ranjang Audrey, saat hendak duduk di tepi ranjang, “Stop. Jangan duduk.” Audrey masih takut dan tidak ingin sesuatu hal buruk menimpanya. Arthur tidak jadi duduk.

“Jelaskan padaku sejujurnya apa yang terjadi?” Audrey memberanikan diri bertanya pada Arthur.

“Sebenarnya aku belum ingin memberitahumu, tapi sepertinya kita tidak punya banyak waktu.”

Arthur memberikan kertas pada Audrey, “Pikirkan apa yang ingin kau lakukan pada kertas ini.” Arthur mencari tahu kekuatan yang ada pada Audrey selain pemulihan fisik yang sangat cepat.

Audrey menerima kertas tersebut, berpikir sejenak. Kertas yang di pegang terbakar. Sontak langsung dilempar kertas yang terbakar. Kini Audrey menyadari memiliki kekuatan.

“Rahasiakan kekuatan yang kita miliki. Jangan sampai ada yang mengetahuinya, atau kita ada dalam masalah besar.” Arthur memperingati Audrey.

“Aku mengerti.” Audrey menjawab singkat. Kini ia menyadari mereka mendapatkan kekuatan pada saat bloodmoon.

“Istirahatlah, tetap bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Jangan membuat para pelayan dan pengawal curiga. Aku akan kembali ke kamar. Beritahu aku jika terjadi sesuatu. Aku akan kembali besok.” Arthur menatap mata Audrey sesaat.

Baiklah, aku akan memberitahumu. Audrey berbicara dalam hatinya namun menatap mata Arthur.

Senyum tipis nan manis menghias wajah tampan Arthur, lalu pergi.

Ternyata aku juga bisa membaca pikiran, apa yang di ucapkan Audrey. Arthur semakin diam dan tidak ingin ada yang curiga.

Setelah membereskan pecahan gelas, Audrey ingin mengeahui lebih jelas kekuatan yang dimilikinya. Ia memegang gelas yang baru berisi air, mencoba fokus dan menatap air dalam gelas. Air ini berubah menjadi panas.Audrey terus fokus. Perlahan air dalam gelas mulai hangat.

Audrey tidak percaya begitu saja, masih mencoba lagi untuk membuktikan kekuatan yang ada.

Teringat adegan di film yang pernah di tonton sebelum terjebak di Negeri Lumut, Audrey memfokuskan pada meja dan mencoba dengan kekuatan dalam mendorong agar meja tersebut berpindah. “Brak.” Suara benturan meja ke dinding yang sangat kencang, terdengar hingga ke kamar Arthur. Penjaga yang sedang melintas di sekitar, bergegas menuju kamar Audrey dan melihat apa yang terjadi dengan tawanan Pangeran.

Tok … Tok...

Pengawal mengetuk pintu kamar Audrey, “Nona, anda baik-baik saja?” tanya salah satu penjaga istana.

“A-ku baik-baik saja.” Audrey panik saat menjawab.

“Baiklah nona, maaf mengganggu.” Ucap salah satu penjaga istana lalu mereka pergi.

Setelah melihat penjaga pergi, Arthur bergegas ke kamar Audrey. “Apa yang terjadi?” Tanpa mengetuk, Arthur langsung membuka pintu kamar Audrey karena panik.

“Maaf, tadi aku mencoba fokus pada meja, ternyata terlempar dan membentur dinding.” Audrey merasa bersalah tidak mendengarkan perkataan Arthur.

“Lain kali berhati-hatilah jika ingin mencoba hal baru. Jangan menimbulkan kecurigaan.”

Tatapan mata penuh khawatir Arthur beradu pandang dengan mata Audrey yang kini merasakan perhatian dan kasih sayang dari Arthur.

Felix mendapat laporan dari penjaga istana atas kejadian yang terjadi, mulai curiga pada Audrey.

“Kenapa ada di kamar Audrey?” tanya Felix tiba-tiba berada di belakang Arthur yang tidak menyadari kehadiran Felix sebelumnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Park Jun Hye
waduh benih cinta
goodnovel comment avatar
Park Jun Hye
hehehehe... kekacauan mulai terjadi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status