“Kalian memang benar-benar gila!” Ayah Rinjani menatap Juna dan Hartono secara bergantian, namun bukan dengan tatapan marah, melainkan takjub serta kagum.Juna dan yang lainnya sama-sama terkejut dengan penggebrakan meja baru saja oleh Dharma Winata.Namun, ketika melihat raut wajah Dharma ternyata malah berbeda dari dugaan, mereka justru bingung sendiri. Hanya Rinjani yang mengelus dada, menyabarkan diri atas kelakuan ayahnya.“Ha ha ha!” Dharma tertawa lepas, suaranya menggelegar. “Aku tidak menyangka anak muda sepertimu memiliki keberanian meminta anakku padahal sudah ada istri dan satu calon istri pula! Ha ha ha! Anak muda zaman kini memang pintar memberi kejutan ke orang tua sepertiku. Ha ha ha!”Suara tawa Dharma tidak dibuat-buat, tandanya dia tulus tertawa, tidak sedang berlakon.Sedangkan di sudut lain, ada Rinjani yang sejak tadi memunculkan cengiran terus-menerus. Menikah dengan Juna … bukankah itu yang sangat dia dambakan?Benak Rinjani dipenuhi akan eforia bayangan menjad
“Kenapa tidak menjawab?” tanya pria tinggi besar itu dengan sedikit bentakan.Dari 4 anak buah yang bersamanya di mobil, tidak ada satu pun yang bersuara.“Ka—Kami belum sempat membuat daftarnya, Tuan Lexus!” Salah satu anak buah yang duduk tepat di depan pria tinggi besar bernama Lexus itu menjawab sambil memutar badannya ke bos yang ada di kabin tengah.Mendadak, mata Lexus bercahaya merah menggelap yang tidak terlihat karena memakai kacamata hitam ketika dia mendengar jawaban anak buahnya.“Hmph!” Lexus menggumam keras.Segera saja, tangan besar Lexus sudah terjulur ke depan, mencengkeram kepala anak buah yang menjawab tadi.“Ini untuk pengingat kalian semua apa yang bisa menimpa kalian jika tidak membuatku puas.” Lexus berbicara menggunakan suara bas dia yang berat dan dalam.Hal mengerikan terjadi ketika anak buah yang dicengkeram kepala itu berangsur tubuhnya menghitam dan kemudian semakin menciut dan akhirnya mengering menjadi mayat kempis.“Hah?” Pekikan tertahan muncul dari m
“Nik, aku bawakan teh jahe hang—Nik!” Juna yang baru masuk ke kamar setelah membuat wedang jahe untuk istrinya yang kurang sehat, mendadak melihat Anika dalam kondisi yang aneh.Dia lekas menaruh cangkir berisi wedang jahe tadi dan bergegas mendekat ke istrinya. Anika seperti orang tak sadarkan diri, tapi badannya menggigil.“Nik! Nik!” Juna meraih tubuh istrinya dan dia peluk sambil mengalirkan energi murni dia.Melihat kondisi Anika yang menggigil, pucat, dan tidak sadarkan diri, Juna tahu ada yang tidak beres dengan istrinya.“Ma, bisa bawa Rafa ke sini? Aku benar-benar minta maaf merepotkan Mama.” Juna baru saja menelepon Wenti sambil tetap memeluk Anika sambil dia tetap duduk di tempat tidur.Cukup dengan satu lambaikan tangan saja, begitu bel berbunyi, Juna melepaskan kunci pintu dan Wenti bisa masuk bersama Rafa di gendongannya.“Jun, ada apa?” Wenti masuk ke kamar setelah dipersilakan Juna. “Astaga! Anika kenapa, Jun?” Dia terpekik kaget melihat kondisi aneh Anika.Sementara i
“Baik, Pak! Akan saya bawa dia ke sini.” Penjaga menjawab Bobby dan pergi dari hadapan bos Semesta Group itu.Bobby enggan beranjak dari selnya. Dia menggunakan kekuasaannya yang masih bisa berpengaruh di kejaksaan ini dengan meminta sel tersendiri dan menggunakan perabot yang dia inginkan.“Hm, kira-kira siapa dia?” Bobby bertanya-tanya sambil menggumam rendah.Ketika Lexus masuk ke ruangan sel khusus untuk Bobby, dia tersenyum melihat kondisi selnya.“Sepertinya Anda sangat nyaman di sini dan betah sekali, bukan, Tuan Sugandi.” Suara berat Lexus sampai di telinga Bobby.Pria paruh baya itu membuka matanya dan melihat Lexus. “Aku tidak mengenalmu, kenapa kau ingin menemuiku?”“Tidak ada salahnya kalau kita berkenalan sekarang, bukan?” Lexus membeberkan senyum lebarnya yang terlihat menyeramkan. “Namaku Lexus da Salvatore dari Palaoma.”Mata tua namun masih seawas elang milik Bobby melirik Lexus yang berdiri menjulang di depan selnya.“Oh? Apakah kau punya darah Portugal sehingga nama
“Benar, Mi! Kita harus protes ke orang sialan itu! Enak saja dia beli saham kita!” Salah satu putra Bobby bersuara dengan wajah geram.Mereka semua pun mempersiapkan diri untuk pergi menemui pembeli saham perusahaan Semesta Group, yaitu Lexus da Salvatore.Malam itu, bertempat di salah satu ruangan VIP sebuah restoran mewah yang sudah dipesan oleh Lexus, anggota keluarga Bobby yang terdiri dari istri sah beserta 4 anaknya sudah berkumpul.“Mana si brengsek itu? Kenapa belum muncul?” Salah satu putri Bobby berkata.Dia sampai izin suaminya dari rapat penting keluarga besar sang suami untuk menghadiri acara penting keluarganya sendiri.“Ya, dia belum juga menunjukkan batang hidungnya. Apa dia mulai menyesal sudah membuat masalah ke kita?” Istri sah Bobby berkata sambil bermuka sinis, mencemooh Lexus yang belum tiba.Istri tidak sah Bobby tidak dia ajak karena baginya ini merupakan kepentingan keluarga inti s
“A—Aku … itu ….” Istri sah Bobby kewalahan mengatur kalimatnya ketika pipinya dijepit jari besar dan kasar milik Lexus.Mata istri sah Bobby bergerak-gerak gelisah menatap pria di sebelahnya. Mana mungkin tidak jika diperlakukan demikian oleh sosok yang menakutkan seperti Lexus?“Nyonya, sepertinya kau masih terlihat memikat meski di usia senja begini. Kurasa perawatanmu sangat berkelas dan tidak mudah dijangkau rakyat jelata, benar? Sungguh sayang sekali istri sebaik ini disia-siakan Bobby dengan mengambil wanita lain sebagai selir-selir di sekitarnya.” Lexus dengan santainya membuka hal paling sensitif bagi si nyonya sah.“K—Kau! Jangan … jangan sembarangan bi—bicara!” Meski nada suaranya terdengar marah, tapi istri sah Bobby tetap saja tidak berbuat apa-apa dan pasrah diperlakukan Lexus.Melihat ibunya dalam kesulitan bicara, putri termuda Bobby yang duduk di sebelah ibunya, segera bicara.“Lepaskan mamaku! Tanganmu tidak layak menyentuh mama!” Putri itu mengumpulkan segenap kebera
“Jangan! Jangan bawa putriku!” pekik istri sah Bobby.Namun, langkah si nyonya dihadang anak buah Lexus yang masih di luar mobil.Lexus juga masih berdiri di sebelah mobilnya dan menoleh ke istri sah Bobby, berkata, “Apa yang akan kau pilih? Putrimu atau rumah dan kekayaanmu?”Istri sah Bobby dan semua anaknya di sana termangu dengan pertanyaan Lexus. Bukankah itu sama-sama pilihan yang sulit bagi mereka?“Bagaimana? Mana yang kamu pilih?” tanya ulang Lexus.Dengan terambilnya sebagian besar saham Semesta Group oleh Lexus, artinya pria itu sudah menguasai keluarga Bobby.“Ma, sudah, Ma! Biarkan saja!” Putra sulung Bobby menarik ibunya menjauh dari mobil Lexus.“Kamu! Bisa-bisanya kamu biarkan adikmu dibawa pria jahat itu!” Istri sah Bobby berteriak ke putra sulungnya dengan wajah berlumuran air mata.Tapi si putra sulung hanya menggelengkan kepala dengan wajah sedih. Tetap saja dia dan adik-adiknya menarik paksa ibu mereka agar menjauh dari Lexus daripada membuat pria jahat itu marah.
“Tidak! Aku tidak mau! Jangan mendekat! Jangan mendekat!” teriak Anna sambil terus menggelengkan kepala disertai wajah ngeri memandang Lexus.Sayangnya, punggung Anna sudah membentur tembok cermin yang bersebelahan dengan tempat tidur besar itu.“Aku akan membuatmu mengerti siapa majikanmu!” Kemudian usai bicara demikian, Lexus menerjang Anna diiringi wajah bagaikan iblis mendapatkan mangsa.Malam itu akan menjadi malam panjang penuh penderitaan bagi Anna. Wanita lajang usia 32 tahun itu dijadikan mainan oleh Lexus di tempat tidur tanpa dia memiliki daya untuk melawan karena perbedaan kekuatan yang terlalu jauh.“Arrghh! Tidak! Sakit!” Anna berseru sambil menangis ketika dirinya semakin dihentak gila-gilaan oleh Lexus.Putri termuda Bobby ini merasa seluruh tulangnya lepas dari engsel-engselnya karena perbuatan beringas Lexus yang menyetubuhi dia dengan begitu ganas semalam suntuk.“Hmph!” Lexus mendengus sembari tersenyum lebar ketika melihat Anna sudah terkapar pingsan setelah dijad