Share

Konflik di antara hati

Tiara tampak mengeluarkan benda dari saku seragamnya, sebuah borgol besi yang menggantung di tangannya. Ia berjalan menghampiriku sembari menyeka air mata dari kedua matanya tepat di depanku.

“Akh! Tunggu, Tiara! Aku benar-benar tidak bersalah.”

“Hanya hakim yang memutuskan apakah kamu bersalah atau tidak, tugas kami hanya menangkap pelaku utama pembunuhan,” timpal Tiara.

Jarak kami cukup dekat hingga tak sadar wanita itu ternyata sudah berada di depanku, berjongkok seraya menarik tanganku dengan kasar.

“Aku tidak boleh mengesampikan perasaanku demi tegaknya keadilan dan kebenaran. Ini sudah menjadi tugasku dan kumohon … kumohon jangan menghalangiku.”

Aku terdiam, perlahan lingkaran borgol itu mulai membelenggu tangan kananku sebelum ke tangan kiri. Tiara menangkapku dengan berlinang air mata, tampaknya ia tidak kuasa menahan gejolak dilema yang ia alami.

“Sayang … sebelum aku diadili,

Rafaiir

Yes! Revan berhasil melarikan diri, tapi dipikir-pikir kasihan juga kalau Tiara harus disetrum. Penasaran dengan kisah selanjutnya seperti apa? Ayo ajak teman-teman kalian baca Partner In Crime, semakin banyak yang membaca, Author jadi semakin semangat nulis buat kalian. Jangan lupa vote dan comment yah, dan share ke temen-temen kalian juga.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status