Share

Bab 34 | Betapa Tidak Adilnya Cinta

"Bukan impian tapi mimpiku yang beku." Alessa mengalihkan tatapan membosankannya yang sedari tadi menatap langit-langit apartemen menjadi menatap kedua mata biru milik Jovian.

"Apakah mimpi dan impian itu berbeda?" tanya Jovian.

Alessa menyunggingkan senyuman. Alessa sadar jika Jovian selama ini hidup tanpa bersusah payah mengejar impiannya. Pria ini sudah sempurna jadi tidak ada cela untuk berusaha menutupi kekurangannya. "How unfair," gumam Alessa. Kedua matanya menatap Jovian yang masih setia dengan raut penasarannya.

"Apanya yang tidak adil?" tanya Jovian lagi.

Alessa kali ini terkekeh sembari menduduki dirinya. Dia duduk tepat disamping Jovian, sama-sama duduk dipinggiran ranjang kasur ini. "Kamu, Kak, betapa tidak adilnya sampai kamu tidak tahu bedanya impian dan mimpi," kekeh Alessa.

"Mimpi itu bunga tidur yang nyaris tak mungkin diraih sementara impian sesuatu yang bisa diraih, misalnya saat ini ... seseorang bercita-cita jadi insinyur," ucap Alessa.

"Katakan padaku tentang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status