"Caca."
"Nada."Aku berpelukan dengan salah satu sahabatku selama kuliah, Nada. Aku baru tahu kalau dia itu Ning asal Bumiayu. Lebih gilanya lagi dia sepupu jauh Gus Azzam sekaligus saudara sepersusuan. Hadeh."Kamu ikut juga?" "Huum ini, tahu sendiri Gus Azmi udah kayak adikku. Dari umur 12 tahun udah nemplok sama aku."Gus Azmi mondok dan sekolah di pondok milik orang tuanya Nada."Hahaha. Lihat sepupu garangku gak?""Tadi sih ada, Umi, Abah dan Kang Bimo juga cuma sekarang gak tahu pada dimana.""Ya wislah, ayuk duduk. Acara wisuda kelulusannya bakalan dimulai."Hari ini adalah wisuda Gus Azmi untuk sekolah menengah pertamanya. Niatnya dia akan sekolah di Purwokerto untuk tingkat menengah atasnya. Dia mau ngambil sekolah di Telkom karena memang sekolah itu sesuai bakat dan hobbynya. "Ca ... masih ingat Jamal kan?""Masihlah, anak PAI yang udah lama ngincer kamu kan? Tapi akhirnya kandas gegara dia dijodohkan olehAzzam sangat kesal. Baru saja turun dari mobil sudah disuguhi pemandangan menyebalkan. Adik Gus Furqon yang tak tahu malu langsung menghampirinya dan mengekori Azzam menuju ke dalam rumah. Sepintas Azzam melihat Caca tengah keluar sambil menunduk. Terlihat raut sedih pada mukanya. Andai tak ada Ning Asyifa pasti Azzam sudah menghampirinya. Mengajaknya ribut seperti biasa. Jangan salah, bagi orang lain keromantisan dilihat dari perlakuan bucin nan lebay. Tapi bagi Gus Singa Garang dan Gadis Juteknya, romantis itu kalau bertengkar gak kelar-kelar."Asalamua’alaikum.""Wa’alaikumsalam.""Umi ...." Ning Asyifa langsung bermanja-manja pada uminya. Azzam menyalami Umi dan menangkupkan tangannya kepada Bu Nyai Nur."Baru pulang Zam?" tanya Umi Aisyah."Nggih Umi.""Sudah sana bersih-bersih lalu istirahat kamu pasti capek.""Nanti kesini lagi ya Gus, ngobrol sama Asyifa. Hihihi.""Hush." Bu Nyai Nur menghardik putrinya.Azzam memilih
*Cahaya Mustika*"Umi sama Abah mau ziarah Wali Songo dengan para jamaah kami. Umi nitip pondok sama sekolah ya Nduk. Kalau butuh apa-apa bilang sama Azzam.""Nggih Umi. Beres pokoknya.""Ya sudah. Eh, kamu mau minta didoain apa?""Didoain dapat jodoh yang baik, ganteng, rajin menabung, sayang keluarga, dan menerima Caca apa adanya.""Baik. Nanti Umi doakan semoga dapat Singa Garang yang tampan rupawan rajin menabung dan penyayang," celetuk Umi."Amin Ya Rabb. Eh ... siapa tadi Umi, Singa Garang?""Memangnya Umi tadi ngomong apa?""I-tu kriteria suami Caca. Singa Garang?""Kayaknya Umi bilang penyayang deh.""Sebelumnya Umi?" antara yakin dan tak yakin dengan yang kudengar."Apa sih Ca. Umi lupa bilang apa."Aku tak berani mendesak Umi lagi. Jadi kuputuskan lebih baik membantu Umi berkemas.*****"Ustazah, besok acara kelulusan santri wajib memakai kebaya loh, kan seminggu lagi lulusan pondoknya." Usta
Hiruk pikuk suasana pelepasan santri pondok tengah berlangsung. Acara yang begitu menguras tenaga dan pikiran akhirnya selesai juga. Setelah sesi foto-foto selesai, aku memilih duduk menikmati nasi kotak yang dibagikan.Sempat terjadi kehebohan dimana salah satu kang pondok yaitu Kang Hasbi melamar salah satu lulusan bernama Iffah. Rupanya Kang Hasbi memilih move on dari Syarifah karena berulang kali ditolak.Aku curiga Syarifah sedang mengharapkan seseorang. Dan seseorang yang diharapkan Syarifah itu tengah duduk manis menikmati nasi kotaknya di barisan laki-laki. Dia memakai koko warna biru.Selesai makan, aku melanjutkan berkeliling. Ingin mengecek keadaan regu Srikandi dan The Owl.Aku bertemu dengan Ustazah Shafa yang tengah menggendong putrinya."Sofia cantik sekali Us?" pujiku."Iyalah kayak emaknya," sahut Ustazah Shafa."Mirip bapaknya kok bukan mirip njenengan," ledekku."Ish ... sebel, aku yang hamil malah semua orang bilang m
*Azzam Dafa Al Kaivan*"JAMAL," teriak kedua gadisku.Aku menatap heran kearah Jamal, Nada dan Caca."Jamal. Kamu disini. Kok bisa?" tanya Caca."Bisalah Oryza sativa, aku kan lagi punya misi rahasia hihihi," sahut Jamal.Aku sebal melihat interaksi mereka yang begitu akrab. Kalau tahu akan begini aku tak akan menerimanya. Alasanku mau menerimanya karena melihat CV-nya juga ancang-ancang untuk menghadang Ning Zulaikha. Karena Mas Fadil sudah kembali ke rumahnya lagi. Tapi kok ada yang aneh, kulirik adik sepupuku yang menjadi pendiam bahkan cenderung gugup. Hah ... aku melongo. Ya ampun bukan Nada banget kalau jadi putri malu begini.Kucoba perhatikan lagi interaksi mereka, terlihat Ustaz Hilman yang selalu mencoba mengajak adikku ngobrol. Apa jangan-jangan yang dikatakannya padaku waktu itu adalah Nada. Dia mau move on dan pedekate sama Nada.Dan Jamal, dia memang dari tadi asik ngobrol dengan Caca, tapi sesekali kulihat dia melirik kep
*Cahaya Mustika*Boleh aku mengisi ruang hatimu?"Deg.Mataku ikut melebar karena ucapannya."M-maksud Gus Azzam, apa?" tanyaku gugup."Aku ingin menjadi orang yang mengisi hatimu. Boleh?" jawabnya. Kudengar nada ketulusan dari suaranya."Ta-tapi ke-kenapa?""Karena satu alasan," jawabnya tegas."Apa?" lirihku."I LOVE YOU," jawaban lembut tapi membuat jantungku berdetak tak karuan.Aku hanya menatapnya dengan tatapan polos. Apa ini? Gus Azzam nembak aku gitu? Ini beneran kan? Ini sungguhan kan?Waktu untuk seperkian detik berhenti. Hening. Kami hanya saling menatap, berusaha menyelami isi hati masing-masing lewat tatapan mata.Klontang .... Suara benda terjatuh.Baik aku dan Gus Azzam melirik ke sumber suara. Mataku tambah melebar."Hehehe. Maaf ya ... Umi lagi nyari kacamata Abah. Kayaknya tadi disini tapi gak ada. Ya sudah lanjutin gih. Umi pergi dulu ya."Sepintas kulihat Umi mengedipkan matan
Keesokan harinya secara tak sengaja kedua sejoli yang sudah mulai merasakan permainan hati alias jatuh cinta tak sengaja bertemu saat akan menjalankan sholat subuh di Masjid.Mereka saling memalingkan muka, malu jika teringat akan peristiwa semalam. Terlebih lagi penampilan mereka sungguh menyedihkan. Gus Azzam dengan mata pandanya sedangkan Caca dengan mata sembabnya.Semalaman Caca menangis merutuki perasaannya yang datang untuk gus garangnya. Gus Azzam pusing bin pening-pening karena semalaman berolahraga malam untuk menghilangkan gejolak kelelakiannya. Kompak kan mereka."Gus ... njenengan kenapa? Kok kucel banget?" tanya Kang Bimo."Gak papa Kang Bim. Cuma semaleman gak bisa tidur aja.""Owalah. Lembur ya Gus, banyak kerjaan."Iya. Lembur olahraga malam biar gak nganggur jadi punya kerjaan. Kerjaan menghilangkan sinyal kelelakian, batin Gus Azzam ngenes."Gus, ini giliran njenengan isi pengajian subuh loh." Kang Bimo mengingatkan."
* Cahaya Mustika *Hari minggu ini aku hanya rebahan saja. Aku banyak pikiran. Maju mundur cantik, galau gak berkesudahan. Duh Gusti, apa yang harus aku lakukan? Aku melamun, mengingat si pencuri waktu. Haish ... soalnya semua waktuku habis buat mikirin dia.Aku memandang pergelangan tangan kiriku. Tersenyum mengingat semua kejadian dua hari yang lalu."Ca." Aku yang tengah membuat sarapan bersama Ipeh tertegun."Bisa kita bicara sebentar, Mbak Syarifah tunggu di luar ya, pintunya dibuka gak papa."Syarifah melakukan apa yang diminta Gus Azzam walaupun raut kebingungan terpampang nyata pada wajahnya."Ca.""N-nggih Gus. Pripun?""Apa yang aku ucapkan tadi saat ceramah subuh beneran. Aku serius sama kamu. Aku menerima kamu apa adanya.""T-tapi Gus, Abah dan Umi ....""Aku sudah bicara dengan mereka. Mereka setuju saja. Sekarang hanya tinggal kamu, kamu mau menerimaku? Menerima segala kekurangan dan kelebihanku?""Caca gak tahu Gu
*Azzam Daffa Al Kaivan*"Gus."Aku menghentikan langkahku karena panggilan dari Caca"Iya," sahutku."Saya terima."Hah? Terima apa ya?"Maksudnya.""Saya terima. Tapi saya minta jangan poligami saya. Hanya itu. Assalamu’alaikum""Ca ... wa’alaikumsalam." Aku melongo kemudian geleng-geleng kepala. Bingung dengan maksud Caca.Aku memutuskan menaiki mobilku karena hari ini ada reuni dengan para sahabatku saat mondok dulu. Kami janjian bertemu di kompleks GOR biar mudah kalau mau mencari makanan.Saat di perempatan lampu lalu lintas aku berhenti karena lampu sedang mode merah. Purwokerto kota kecil tapi sangat ramai. Saat tengah asik menatap sekelilingku, mataku tertuju pada sebuah mobil Kilang yang dipasangi stiker nyeleneh.'Aku Ini Lelaki Setia, No Selingkuh No Poligami'Aku terkekeh membacanya. Ya jelaslah semua wanita gak mau diselingkuhi dan gak mau dipoligami. Aku juga pengin jadi cowok sejati yang hanya set