Share

47. Pingitan

*Cahaya Mustika*

Semalaman aku tidur nyenyak sekali. Rasanya semua beban beratku terlepas seketika. Aku hanya duduk-duduk di dalam kamarku. Mau keluar sungkan karena gak boleh bantu-bantu.

"Mbak Caca, sabar ya. Namanya juga lagi di pingit. Hihihi," tutur Ipeh.

Aku menatap sebal ke arah Ipeh dan Nada. Soalnya sejak tadi mereka berdua senang sekali menggodaku.

"Gak usah jutek kali Ca. Namanya calon pengantin ya harus dipingit. Gak boleh ketemu. Ora Ilok ... Pamali. Hahaha."

"Masa aku gak boleh bantu-bantu sih Nada. Bosen tahu," keluhku.

"Namanya calon penganten ya disayang-sayang Caca. Udah dari pada bingung sini aku lulurin."

"Gak. Enak aja!" sahutku galak.

"Astaga Ca, beneran deh. Gak kamu gak Masku galak semua. Heran nanti rumah tangga kalian kayak apa?" cerocos Nada.

"Ya gak usah dibayanginlah. Mending kamu mbayangin kehidupan kamu aja. Mau sama Ustaz Hilman atau Crustaceae Jamal," sahutku dengan seringai jahil.

"Ih ... Caca!" seru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status