Ara kembali ke kost nya, niatnya ia ingin menangis Bombay di dalam kamar sambil mengingat perkataan nya dengan Ardan tadi di pemakaman. Tapi semuanya itu sirna saat ia sampai di depan rumah, Tian sudah dengan Sangat santai menunggu nya di depan kosnya sambil memainkan ponselnya.
Seperti nya laki-laki itu sudah menunggu terlalu lama hingga membuat ia terjebak dalam sebuah situasi membosankan. Terbukti dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya laki-laki itu.
Jas dan kemeja sudah kemana-mana, tidak Serapi biasanya. Ah, seperti inikah tuan muda yang sebenarnya itu?
"Apa yang kau lakukan disini hm? Kost ku bukan tempat sesuka mu untuk datang dan pergi seperti ini tuan."
"Aku menunggumu Sejak tadi nona pelacur, apa seperti ini balasanmu padaku?"
"CK, aku tidak memintamu untuk menunggu ku atau Datang kerumahku tuan."
"Tapi aku merindukanmu Ara." 
Ara telah selesai membersihkan dirinya dan kini juga sudah selesai berdandan. Malam ini ia akan kembali lagi masuk ke club malam itu, ia harus mendapatkan informasi yang mendekati tentang kejadian itu. Bagaimanapun semua ini harus Bergerak dengan cepat. Karena ia juga ingin cepat-cepat bebas dari club malam itu.Harapannya seperti itu tapi hasil nya belum ada sama sekali. Bahkan tanda-tanda nya juga tidak ada, Ara benar kesusahan dalam menemukan titik terang dari kasus ini, semuanya seperti telah disimpan dengan begitu rapat.Ara duduk di kasur nya dan kemudian langsung membuka lemari yang ada di samping mejanya itu. Ia mengambil sebuah ponsel dari dalam lemari itu dan kemudian langsung menghidupkan ponsel tersebut.Ia tahu bahwa menghidupkan ponsel ini sama saja ia memulai sebuah hal baru yang akan merubah dunia nya ini. Namun apa mau dikatakan lagi, ia benar-benar capek hidup menunggu seperti ini tanpa bisa bergerak.
Setelah selesai acara rindu-rinduan dan kangen-kangenan itu kini disinilah mereka berdua berada.Ken membawa Ara ke salah satu restoran termahal di kota mereka itu.Ara menatap takjub pada restoran yang sedang ia datangi itu. Interior Eropa yang digunakan itu benar-benar membuat dirinya tak berkedip sama sekali.Ia benar-benar sibuk mengagumi interior yang ada di restoran itu hingga tak mendengar sejak tadi Ken mengajak dirinya bicara."Ara." Panggil Ken dengan Begitu lembut.Inilah hal yang paling ia sukai dari Ken, apapun yang sedang terjadi laki-laki itu selalu saja bersikap lembut kepadanya.Dirinya benar-benar diperlakukan layaknya seorang wanita."Iya, kenapa?" Tanya Ara, matanya masih sibuk memandang kesana kesini meneliti setiap sudut ruangan yang nampak di matanya itu."Lo mau pesan apa hm?"
Terdengar helaan nafas kasar dari Ken, "Duduklah terlebih dahulu tuan. Mari makan bersama, aku sedang memesan banyak malam ini. Atau ada yang tak ingin kau makan disini? Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan untuk mu yang baru." Ucap Ken mempersilahkan Tian untuk duduk.Tian tak menolaknya, ia bahkan duduk dengan begitu rapi saat ini. Ia tidak akan pulang tanpa Ara, begitu lah yang ada dalam pikirannya saat ini.Ara menatap tajam ke arah Tian, entah Kenapa laki-laki di hadapan ini bukannya pergi malah duduk di hadapannya."Bolehkah aku meminta sebuah steak tuan?" Tanya Tian kepada Ken."Tentu Tuan, pesan saja apa yang ingin kau pesan itu." Jawab Ken.Ara benar-benar tak tahu apa yang ada dalam pikiran Tian saat ini. Berdekatan dengan dua laki-laki yang sungguh ribet seperti mereka berdua ini sangat memusingkan kepala.Seorang waiters datang saat Ken melam
"Kita kemana? Pulang atau club malam?" Tanya Tian saat mereka sedang di jalan masih belum jelas akan pergi kemana."Ke suatu tempat yang sunyi," jawab Ara. Ia tak mengalihkan pandangannya dari melihat gedung pencakar langit yang mereka lewati.Tiba-tiba bayangan saat ia bersama dengan Karin melintas di ingatan.Flashback on"Kak Karin, kalau udah besar mau jadi apa? Eh slaah, maksudnya cita-cita kak Karin itu apa?" Tanya Ara. Ia sedang sibuk mendirikan istana dari pasir lautnya.Sedangkan Ardan, laki-laki itu sedang sibuk berenang. Karin sangat menyukai Laut, itulah kenapa jika mereka jalan-jalan selalu ke laut.Karena tidak mungkin mengikuti keinginan Ardan yang ingin sesuatu yang begitu mainstream. Apalagi Ara, Ara masih terlalu anak-anak hingga jika ditanya selalu saja ingin berlibur ke luar negri. Entah apa yang dicarinya disana, dari kecil hingga sekaran
Setelah membelah jalan selama hampir empat puluh lima menit akhirnya mobil yang dikendarai oleh Tian sampai di depan pekarangan rumah kontrakan Ara.Tadi saat di tanya Ara ingin pulang Kemana, Ara memilih untuk Pulang ke kontrakan daripada rumah besar yang sangat membuat dirinya merasa seperti di penjara. Ia menyukai sebuah kebebasan seperti yang saat ini ia jalani.Perdebatan Antara Ken dan Tian masih terngiang dengan jelas di telinga nya sampai saat ini membuat ia mau tak Mau harus benar-benar ekstra pintar dalam menghindari kedua makhluk itu mulai saat ini.Entah Kenapa kedua makhluk hidup itu seperti membuat ia ingin bunuh diri saja dan kemudian mati meninggalkan dunia Fana ini yang penuh dengan tipu-tipu.Tapi
Setelah kepulangan Ardan, Tian masih setia di tempat duduknya sejak tadi bersama sebuah ponselnya yang menjadi temannya saat Ara sibuk bicara dengan Ardan.Ara menaikkan alisnya karena beberapa menit menatap Tian tapi tidak ada reaksi apapun juga dari Tian. Jadi mau tidak mau mungkin ia akan melakukan hal sedikit kasar dengan mengusir. Bagaimanapun ini adalah kontrakan cewek, apalagi ia tinggal sendiri di dalam kontrakan ini. Ia benar-benar akan mendapatkan gosip dari warga kampung jika ada melihat mereka masih seperti saat ini sekarang."Tuan, apakah kau tidak berniat untuk pulang saat ini?" Tanya Ara.Tian menaikkan alisnya, ia juga sudah memasukkan ponselnya itu ke dalam saku celana yang ia kenakan."Apakah kau sedang mengusir ku nona Pelacur?" Tanya Tian.Sebuah senyum penuh kesinisan terbit di wajah Ara, "Tepat sekali tuan, kau begitu peka ternyata orangnya hingga membuat ak
"Tidakkah kau ingin tahu alasan aku selingkuh itu karena apa Ra? Tidakkah kau ingin tahu mengapa aku seperti ini sekarang? Tidakkah kau merasa bersalah untuk semua ini?" Ucap Aksa yang langsung membuat Ara menoleh ke arah nya dengan raut penuh kebingungan. Ia benar-benar Tidak mengerti maksudnya apa."Apa yang sedang coba ingin kau katakan Aksa? Katakan lah cepat! Aku butuh istirahat saat ini." Ucap Ara.Aksa terkekeh mendengar ucapan Ara barusan itu. Entahlah, ia benar-benar tidak menyangka bahwa wanita di hadapannya ini benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali atas hancurkannya hubungan mereka.Ia duduk di tempat Dimana Tian duduk tadi. Kakinya ia silangkan seolah tak terjadi apapun saat ini."Ra, kenapa kau
"Mari kita mulai dari cerita kita yang sudah usang untuk diceritakan kembali." Ucap Aksa.Ara tersenyum penuh arti mungkin kali ini ia dan Aksa harus benar-benar mengakhiri kisah mereka ini."Kau tahu kenapa aku selingkuh dengan Lisa bukan?""Jujur saja dari banyaknya hal, itu adalah sesuatu yang tidak aku ketahui tentang mu.""Oh ya? Haruskah aku mempercayai mu kali ini? Seorang tuan putri Tiara Aprilia tidak mengetahui nya? Apakah kali ini kau kurang berpengalaman dalam memilih orang suruhan?"Ara tersenyum mendengar ledekan dari Aksa itu."Karena aku tidak mengetahui nya, apakah kau ingin