Terdengar helaan nafas kasar dari Ken, "Duduklah terlebih dahulu tuan. Mari makan bersama, aku sedang memesan banyak malam ini. Atau ada yang tak ingin kau makan disini? Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan untuk mu yang baru." Ucap Ken mempersilahkan Tian untuk duduk.
Tian tak menolaknya, ia bahkan duduk dengan begitu rapi saat ini. Ia tidak akan pulang tanpa Ara, begitu lah yang ada dalam pikirannya saat ini.
Ara menatap tajam ke arah Tian, entah Kenapa laki-laki di hadapan ini bukannya pergi malah duduk di hadapannya.
"Bolehkah aku meminta sebuah steak tuan?" Tanya Tian kepada Ken.
"Tentu Tuan, pesan saja apa yang ingin kau pesan itu." Jawab Ken.
Ara benar-benar tak tahu apa yang ada dalam pikiran Tian saat ini. Berdekatan dengan dua laki-laki yang sungguh ribet seperti mereka berdua ini sangat memusingkan kepala.
Seorang waiters datang saat Ken melam
"Kita kemana? Pulang atau club malam?" Tanya Tian saat mereka sedang di jalan masih belum jelas akan pergi kemana."Ke suatu tempat yang sunyi," jawab Ara. Ia tak mengalihkan pandangannya dari melihat gedung pencakar langit yang mereka lewati.Tiba-tiba bayangan saat ia bersama dengan Karin melintas di ingatan.Flashback on"Kak Karin, kalau udah besar mau jadi apa? Eh slaah, maksudnya cita-cita kak Karin itu apa?" Tanya Ara. Ia sedang sibuk mendirikan istana dari pasir lautnya.Sedangkan Ardan, laki-laki itu sedang sibuk berenang. Karin sangat menyukai Laut, itulah kenapa jika mereka jalan-jalan selalu ke laut.Karena tidak mungkin mengikuti keinginan Ardan yang ingin sesuatu yang begitu mainstream. Apalagi Ara, Ara masih terlalu anak-anak hingga jika ditanya selalu saja ingin berlibur ke luar negri. Entah apa yang dicarinya disana, dari kecil hingga sekaran
Setelah membelah jalan selama hampir empat puluh lima menit akhirnya mobil yang dikendarai oleh Tian sampai di depan pekarangan rumah kontrakan Ara.Tadi saat di tanya Ara ingin pulang Kemana, Ara memilih untuk Pulang ke kontrakan daripada rumah besar yang sangat membuat dirinya merasa seperti di penjara. Ia menyukai sebuah kebebasan seperti yang saat ini ia jalani.Perdebatan Antara Ken dan Tian masih terngiang dengan jelas di telinga nya sampai saat ini membuat ia mau tak Mau harus benar-benar ekstra pintar dalam menghindari kedua makhluk itu mulai saat ini.Entah Kenapa kedua makhluk hidup itu seperti membuat ia ingin bunuh diri saja dan kemudian mati meninggalkan dunia Fana ini yang penuh dengan tipu-tipu.Tapi
Setelah kepulangan Ardan, Tian masih setia di tempat duduknya sejak tadi bersama sebuah ponselnya yang menjadi temannya saat Ara sibuk bicara dengan Ardan.Ara menaikkan alisnya karena beberapa menit menatap Tian tapi tidak ada reaksi apapun juga dari Tian. Jadi mau tidak mau mungkin ia akan melakukan hal sedikit kasar dengan mengusir. Bagaimanapun ini adalah kontrakan cewek, apalagi ia tinggal sendiri di dalam kontrakan ini. Ia benar-benar akan mendapatkan gosip dari warga kampung jika ada melihat mereka masih seperti saat ini sekarang."Tuan, apakah kau tidak berniat untuk pulang saat ini?" Tanya Ara.Tian menaikkan alisnya, ia juga sudah memasukkan ponselnya itu ke dalam saku celana yang ia kenakan."Apakah kau sedang mengusir ku nona Pelacur?" Tanya Tian.Sebuah senyum penuh kesinisan terbit di wajah Ara, "Tepat sekali tuan, kau begitu peka ternyata orangnya hingga membuat ak
"Tidakkah kau ingin tahu alasan aku selingkuh itu karena apa Ra? Tidakkah kau ingin tahu mengapa aku seperti ini sekarang? Tidakkah kau merasa bersalah untuk semua ini?" Ucap Aksa yang langsung membuat Ara menoleh ke arah nya dengan raut penuh kebingungan. Ia benar-benar Tidak mengerti maksudnya apa."Apa yang sedang coba ingin kau katakan Aksa? Katakan lah cepat! Aku butuh istirahat saat ini." Ucap Ara.Aksa terkekeh mendengar ucapan Ara barusan itu. Entahlah, ia benar-benar tidak menyangka bahwa wanita di hadapannya ini benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali atas hancurkannya hubungan mereka.Ia duduk di tempat Dimana Tian duduk tadi. Kakinya ia silangkan seolah tak terjadi apapun saat ini."Ra, kenapa kau
"Mari kita mulai dari cerita kita yang sudah usang untuk diceritakan kembali." Ucap Aksa.Ara tersenyum penuh arti mungkin kali ini ia dan Aksa harus benar-benar mengakhiri kisah mereka ini."Kau tahu kenapa aku selingkuh dengan Lisa bukan?""Jujur saja dari banyaknya hal, itu adalah sesuatu yang tidak aku ketahui tentang mu.""Oh ya? Haruskah aku mempercayai mu kali ini? Seorang tuan putri Tiara Aprilia tidak mengetahui nya? Apakah kali ini kau kurang berpengalaman dalam memilih orang suruhan?"Ara tersenyum mendengar ledekan dari Aksa itu."Karena aku tidak mengetahui nya, apakah kau ingin
Setelah perbincangan panjang Antara dirinya dan juga Aksa, akhirnya Ara bisa beristirahat dengan tenang sekarang. Namun ketenangan sejenis apa yang ia dapat juga ia tidak tahu.Ini semua seakan membuat ia susah untuk mengartikan segalanya yang telah terjadi.Disatu sisi ia lah yang salah disini namun disisi lain ia tak bisa untuk menerima suatu hubungan perselingkuhan. Tidak! Didalam kamus nya perselingkuhan itu adalah suatu hal keji yang tak bisa diMaafkan dengan apapun alasannya.Ucapan Aksa masih begitu terngiang-ngiang di telinga nya hingga susah untuk ia memejamkan matanya itu. Perbincangan yang panjang hingga membutuhkan waktu berjam-jam untuk saling membela diri dan menangkis setiap kata yang menyudutkan diri.Ara menoleh ke arah jam di dinding kamarnya itu yang sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Ingin sekali ia menutup mata agar bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat kecapean i
Hari sudah menunjukkan pukul sembilan pagi namun sosok Tian tak kunjung bergerak dari rumahnya. entah apa yang membuat Tian begitu betah berada di rumah nya ini."Kamu tidak bekerja?" Tanya Ara saat melihat tak juga ada tanda-tanda Tian akan pergi."Tidak.""Kenapa?""Libur.""Loh kok libur? Kan hari ini hari Kamis.""Emang Kenapa kalau hari Kamis?""Ya berarti bukan tanggal merah dan juga masih hari kerja Tuan.""Jadi?"Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Ara benar-benar harus bersabar lebih ekstra lagi."Ya kenapa kau tidak kerja ha? Alasannya apa?""Karena malas.""CK! Dasar orang kaya.""Orang kaya mah bebas Ra.""CK! Bebas apaan.""Bebas karena aku kaya."
ara memejamkan matanya, merasakan angin yang bertiup. "tuhan aku rindu, kirimkan dia sebentar saja dalam wujud nyata maupun tidak yang penting bisa untuk aku memeluknya."menyadari bahwa ara sedang larut dalam memori nya itu, ardan berhenti mengayun. ia tabu bahwa adik bungsunya itu masih tetap tiara aprilia yang dulu namun ia selalu saja berusaha untuk menjadi orang lain saat berhadapan dengan dirinya.tumbuh bersama dan hanya terpisah dengan waktu tujuh tahun tidak akan membuat ara berubah begitu drastis seperti yang telah ara tunjukkan kepada selama inbagaimanapun ia tahu adiknya itu masih sangat sama seperti dulu, ia masih tiara aprilia yang manja dna tiara aprilia yang sangat dirinya sayangi hingga saat inkesalahpahaman yang sedang membuat mereka menjauh seperti ini tidak akan terus ardan biarkan. ia akan membuat sebuah titik terang itu ada untuk membawa adik bungsunya ini kembali kepada ny