Namun hati yang masih berduka itu kini harus diperlihatkan kembali."Apa kamu masih sanggup melihat yang lainnya?""Melihat yang lainnya? Siapa lagi?" batin Intan tak karuan.Kemudian, leluhur yang memakai sorban dan pakaian serba putih itu kembali memperlihatkan seorang wanita di sana.Intan sungguh miris melihat keadaan wanita itu. Dan benar, di sanalah tampak seorang wanita yang Intan kenal."Angela...!"Intan berteriak namun suaranya sudah habis. Dia begitu malang. Angela yang dikira koma ternyata malah di siksa di alam gaib lainnya? Ini sungguh keterlaluan!Intan yang sakit hati harus berhubungan badan dengan manusia yang sangat dibencinya merasa tidak rela. Namun ini malah lebih memilukan....?"Angela dijadikan budak nafsu para setan!" Hati Intan sungguh lara. Air matapun sudah tidak bisa keluar lagi. Ia hanya menggelengkan kepala dengan rasa lara yang dalam. Namun, Intanpun tiba-tiba pandangannya menjadi kabur kemudian menjadi gelap, tubuhnyapun sudah tidak mampu menopang di
"Kenapa Kyai wajahnya berubah seperti itu?"batin Intan.Kyai Hasanuddin barusan tampak diam seolah berat untuk mengatakannya. Wajahnyapun tidak seperti biasa, seolah beliau mengetahui sesuatu hal."Kyai lantas apa hubungannya hutan kasat mata itu dengan aku? Dengan orang-orang yang terpenjara di alam gaib?"Intan fikir berkata terus terang itu lebih baik bukan? Daripada harus memendam penasaran dan pertanyaaan.Kemudian Kyai berkata," Nak Intan, kamu harus memasuki hutan itu dan mendiamkan diri di tempat ibadah para jin muslim, kamu di sana harus beritiqaf beribadah kepada Allah hingga mendapat sebuah petunjuk untuk memperoleh bekal menghadapi para jin dan iblis,""Apa di dalam sana ada masjid?""Jin dan manusia itu sama. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa. Di sanalah pusatnya para jin, termasuk jin muslim,""Lalu, sampai kapan aku harus mendiamkan diri di dalam masjid itu?""Untuk bisa memasuki wilayah mereka itu saja tidak semuanya bisa. Bahkan resikonya besar seperti tidak bis
Mendengar cerita Haical pendirian Intan sedikit goyah."Tidak! Aku akan tetap ke sana!"kekeh Intan."Kalau begitu, izinkan saya ikut," tutur Haris.Mendengar sahutan Haris para bodyguard di ruangan itu tampak terkejut. Netra mereka saling menatap.Kemudian, Haical yang merasa merindukan kedua adiknya pun beranjak berkata,"Nona muda. Benar apa yang dikatakan oleh Haris. aku fikir jika ramai keselamatan kita akan semakin baik," tutur Haical. Sesungguhnya saat itu Haical berharap bisa bertemu dengan adiknya, sementara Haris sendiri sudah terlanjur jatuh cinta kepada nona muda. Melihat hal itu, Tomy dan yang lain berunding. Salah satu diantara mereka berkata," Haical. Apa kamu yakin jika masuk berkelompok akan membuat keselamatan lebih besar?""Tentu saja. Kita akan saling melindungi satu sama lain. Kita yang merasa takut dan bingung akan berkurang jika memasuki secara bersama bukan?"Setelah Intan fikir-fikir, sebenarnya benar apa yang disampaikan oleh Haical. Tapi dalam hati Haical ber
Haical dan Haris tampak keluar dengan wajah dingin dan kesal."Ada apa?""Lo ngga usah belaga bego! Lo pasti mau senang-senang kan di sini! Jadi aku minta kalian harus bayar pajak!""Pajak?""Cuih!""Aku ngga sudi!" sahut Haical yang sudah terpancing emosi.Akhirnya mereka berkelahi. Haical fikir dia bisa mengatasi sendiri. Ciyyah!Ciyyah!Bug!Ciyyah! Bugh!Priiiiiit!!!!Salah satu preman memanggil teman-temannya dengan peluit dirasa dirinya akan kalah."Apa? Aku kira mereka hanya berjumlah empat orang! Sial!"gerutu Haical.Kemudian, terdengar suara beberapa jumlah motor menghampiri mereka parkir di tengah jalan. Tunuannya tentu saja agar mobil mereka semakin sulit lewat.Netra milik Haris dan Haical saling menatap, seolah saling bertanya-tanya namun dalam diam.Salah satu laki-laki muda dengan gayanya berkata."Ada apa kenapa memanggil?""Bos! Mereka tidak mau membayar pajak,""Ah, sial! Sepertinya ini akan berakhir panjang," batin Haris.Oleh sebab itu, dia menarik lengan Haical.
Pistol menempel berada di kepala lelaki muda yang merupakan pemimpin gank berandalan itu. Sebelumnya, dia sengaja hanya mengetes meminta uang dalam jumlah yang besar 50 juta. Dirasa bisa memberikan uangnya, mereka senang bukan main. Pasalnya bos itu tertarik dengan mobil sport yang sangat menyilaukan mata. Bahkan dia kira anak buahnya yang banyak itu mampu membuat mobil seketika menjadi miliknya. Di tambah dengan uang 50 juta itu. Malam ini mereka akan kaya mendadak!Tapi apa yang terjadi? Kenyataannya berbalik. Mobil mewah yang melintasi jalan mereka itu kesabarannya habis.Seperti yang dilihat saat ini. Bos itu menyuruh beberapa motor besar yang menghalangi jalan untuk cepat berpindah. Oleh sebab itu, dalam waktu cepat mobil Intan diberi jalan."Aku sudah memberimu jalan. Jadi, tolong ampuni dan lepaskan saya!"sahut bos itu.Mendengar hal itu, Intan membalas,"Apa kamu kira perbuatan tadi tidak merugiakan aku? Kamu sudah membuang-buang waktuku di sini, makanya aku minta kwitansi 50
"Di mana aku? Haical tidak salah jalan kan?"batin Haris yang masih takjub dengan keberadaan dirinya.Melihat hal itu kemudian Haris mengarahkan pandangan kepada Haical."Astaga...Mereka semua tidur,""Haical! Haical bangun!" Haris membangunkan Haical dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya."Haris ada apa? Apa sudah sampai?""Bos. Aku tidak tahu kenapa kita bisa sampai di sini? Aku kira jalan yang ditempuh sesuai petunjuk Haical,"Nona muda Intan yang saat ini duduk berada di depan sementara Haical berada di belakang malah membuatnya susah dibangunkan, melihat hal itu Haris menyipratkan air kepada Haical.Intan sendiri yang sudah sadar melihat sekitar tampak takjub.Bangunan di kota ini tidak ada yang jelek semuanya tampak bagus, bahkan mewah dan bertingkat-tingkat. Sementara itu, orang-orang penghuni tempat itu sangat cantik dan tampan. Anehnya mereka memakai pakaian serupa?Kemudian, Haical tersadarkan. Beberapa kali dia mengucak matanya."Apa aku salah lihat?""Hai! Kamu jangan becan
Tiba-tiba Haris menjadi batuk-batuk tiada henti."Haris. Kamu baik-baik saja kan?"Tangan Haris terus saja memegang lehernya. Dia bahkan tidak bisa berbicara. Seolah dia sangat tersiksa dan kesakitan, Haical dan Intan sampai tidak tega melihatnya.Dalam hati Haical berkata," Jangan-jangan mereka tidak suka dengan ucapan Haris dan bos. Aduh gimana ini?"batin Haical. Haical menggaruk rambut karena merasa bingung juga."Bos. Kita harus jaga bicara kita, jangan sampai mereka tersinggung," Kemudian, Intan menganggukan kepala seolah faham."Terus bagaimana ini Haris?"Padahal Haris sudah minum air putih, tapi kenapa dia juga belum membaik?""Haical, aku takut terjadi sesuatu dengan Haris,"Saat ini mereka bertiga berada di dalam mobil. Haical mengambil alih untuk mengemudi. Sementara Haris wajahnya tampak pucat bahkan tidak bisa bicara. Dia masih batuk-batuk.Bagaimanapun kota yang indah ini adalah kota gaib, kotanya para jin. Mereka saja tidak tahu apa yang di suka dan tidak di sukai. S
"Franz!"Intan melihat Franz. Dia menaiki kuda dengan pakaian seorang abdi negara yang bertugas. "Hormat kami Tuan!"Orang-orang yang melihat sampai membungkukan badan termasuk Aruna. Bahkan mereka menyebut dengan sebutan,"Tuan?"Intan bingung. "Kenapa mereka memanggil Franz dengan sebutan Tuan?"Haris saja masih hilang entah kemana, sekarang wajah Franz mantan suami Intan yang ternyata adalah John harus muncul juga berada di kota gaib itu. Ada apa ini sebenarnya? ""Aruna, apa kamu mengenal pria tadi?"Aruna tampak menganggukan kepala. "Iya, aku mengenal dia, Intan. Ada apa? Kamu menyukainya? Semua orang yang mengenal pasti akan menyukainya,"Intan menggelengkan kepala. Tanpa ditanya namun Aruna menjelaskan siapa Franz di desa itu."Dia bernama Laurenz. Dia terkenal di sini karena dia bukan orang asli sini. Tapi, dia rekan bisnis seorang raja di sini,"Aruna menganggukan kepala seraya menatap Intan .Dalam pandangan Intan, Aruna seperti orang yang baik dan lugu. Oleh sebab itu, dif