Pistol menempel berada di kepala lelaki muda yang merupakan pemimpin gank berandalan itu. Sebelumnya, dia sengaja hanya mengetes meminta uang dalam jumlah yang besar 50 juta. Dirasa bisa memberikan uangnya, mereka senang bukan main. Pasalnya bos itu tertarik dengan mobil sport yang sangat menyilaukan mata. Bahkan dia kira anak buahnya yang banyak itu mampu membuat mobil seketika menjadi miliknya. Di tambah dengan uang 50 juta itu. Malam ini mereka akan kaya mendadak!Tapi apa yang terjadi? Kenyataannya berbalik. Mobil mewah yang melintasi jalan mereka itu kesabarannya habis.Seperti yang dilihat saat ini. Bos itu menyuruh beberapa motor besar yang menghalangi jalan untuk cepat berpindah. Oleh sebab itu, dalam waktu cepat mobil Intan diberi jalan."Aku sudah memberimu jalan. Jadi, tolong ampuni dan lepaskan saya!"sahut bos itu.Mendengar hal itu, Intan membalas,"Apa kamu kira perbuatan tadi tidak merugiakan aku? Kamu sudah membuang-buang waktuku di sini, makanya aku minta kwitansi 50
"Di mana aku? Haical tidak salah jalan kan?"batin Haris yang masih takjub dengan keberadaan dirinya.Melihat hal itu kemudian Haris mengarahkan pandangan kepada Haical."Astaga...Mereka semua tidur,""Haical! Haical bangun!" Haris membangunkan Haical dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya."Haris ada apa? Apa sudah sampai?""Bos. Aku tidak tahu kenapa kita bisa sampai di sini? Aku kira jalan yang ditempuh sesuai petunjuk Haical,"Nona muda Intan yang saat ini duduk berada di depan sementara Haical berada di belakang malah membuatnya susah dibangunkan, melihat hal itu Haris menyipratkan air kepada Haical.Intan sendiri yang sudah sadar melihat sekitar tampak takjub.Bangunan di kota ini tidak ada yang jelek semuanya tampak bagus, bahkan mewah dan bertingkat-tingkat. Sementara itu, orang-orang penghuni tempat itu sangat cantik dan tampan. Anehnya mereka memakai pakaian serupa?Kemudian, Haical tersadarkan. Beberapa kali dia mengucak matanya."Apa aku salah lihat?""Hai! Kamu jangan becan
Tiba-tiba Haris menjadi batuk-batuk tiada henti."Haris. Kamu baik-baik saja kan?"Tangan Haris terus saja memegang lehernya. Dia bahkan tidak bisa berbicara. Seolah dia sangat tersiksa dan kesakitan, Haical dan Intan sampai tidak tega melihatnya.Dalam hati Haical berkata," Jangan-jangan mereka tidak suka dengan ucapan Haris dan bos. Aduh gimana ini?"batin Haical. Haical menggaruk rambut karena merasa bingung juga."Bos. Kita harus jaga bicara kita, jangan sampai mereka tersinggung," Kemudian, Intan menganggukan kepala seolah faham."Terus bagaimana ini Haris?"Padahal Haris sudah minum air putih, tapi kenapa dia juga belum membaik?""Haical, aku takut terjadi sesuatu dengan Haris,"Saat ini mereka bertiga berada di dalam mobil. Haical mengambil alih untuk mengemudi. Sementara Haris wajahnya tampak pucat bahkan tidak bisa bicara. Dia masih batuk-batuk.Bagaimanapun kota yang indah ini adalah kota gaib, kotanya para jin. Mereka saja tidak tahu apa yang di suka dan tidak di sukai. S
"Franz!"Intan melihat Franz. Dia menaiki kuda dengan pakaian seorang abdi negara yang bertugas. "Hormat kami Tuan!"Orang-orang yang melihat sampai membungkukan badan termasuk Aruna. Bahkan mereka menyebut dengan sebutan,"Tuan?"Intan bingung. "Kenapa mereka memanggil Franz dengan sebutan Tuan?"Haris saja masih hilang entah kemana, sekarang wajah Franz mantan suami Intan yang ternyata adalah John harus muncul juga berada di kota gaib itu. Ada apa ini sebenarnya? ""Aruna, apa kamu mengenal pria tadi?"Aruna tampak menganggukan kepala. "Iya, aku mengenal dia, Intan. Ada apa? Kamu menyukainya? Semua orang yang mengenal pasti akan menyukainya,"Intan menggelengkan kepala. Tanpa ditanya namun Aruna menjelaskan siapa Franz di desa itu."Dia bernama Laurenz. Dia terkenal di sini karena dia bukan orang asli sini. Tapi, dia rekan bisnis seorang raja di sini,"Aruna menganggukan kepala seraya menatap Intan .Dalam pandangan Intan, Aruna seperti orang yang baik dan lugu. Oleh sebab itu, dif
"Apa? nggak bisa di rem terus bagaimana dong?" Intan berkata dengan takut, bola mata tampak melebar memegang tulang mobil."Kamu ngga becanda kan Haical?" Haris berkata tidak percaya. Pasalnya, ini semua seperti sebuah mimpi dan tidak masuk logica."Haris mana mungkin aku bercanda dalam kondisi kaya gini?" teriak Haical panik seraya berusaha melawan gerak setir yang di rasa amat kuat.Kemudian, Intan mencoba mengambil alih mengemudi namun tidak ada hasil jua. Begitu juga dengan Haris mencoba mengemudi."Awas Haical. Biar aku yang mengemudi!"Intan memegangi setir dengan kewalahan dan tidak percaya."Astaga! Apa yang terjadi dengan mobil ini?"gumam Intan tak percaya.Mereka semua yang berada di dalam mobil menjadi panik. Apalagi, mobil begitu cepat melaju.Mereka semua berpegangan kepada tulang mobil. Apalagi rasanya di dalam mobil sangat menakutkan."Haical. aku mohon lakukan sesuatu!"teriak Intan. Dia berbicara seraya menghapus airmatanya. Ia yakin akan mati jika mobil tidak bisa d
Raut wajah yang tidak beraturan dan suara yang terdengar serak karena sedari tadi berteriak kini berada di hadapan kakek."Trimakasih kakek..!""Terimakasih kakek...!""Terimakasih kakek...!"Kemudian kakek yang memakai pakaian serba berwarna kuning seperti warna yang dipakai oleh penghuni alam gaib ini berkata,"Siapa kalian? Kenapa kalian menghalangi jalanku! Awas! Aku mau jalan!"teriak pria paruh baya dengan suara berat serta menggerak-gerakan tongkatnya namun merasa ada orang di sana."Kakek yang tadi menolong kami kan? Karena kakek, mobil kami tadi bisa berhenti!"sahut Intan dengan suara wibawanya."Oh berarti kalian bangsa manusia yang telah mengganggu ketenangan wilayah kami. Iyah?"Kakek itu berbicara seperti marah. Oleh sebab itu Intan dan dua bodyguardnya saling menatap.Memang sepanjang jalan mobil yang melaju dengan sendirinya membuat kegaduhan di jalan. Tapi itu kan bukan karena salah mereka. Bahkan mereka juga hanya korban?Mereka yang merasa bersalah segera bertekuk lutu
Haical menjadi merasa bersalah, oleh sebab itu dia meminta maaf. Selain dia memang yang paling muda, dia juga sedikit labil."Maaf Mbah. Ini Salah saya. Aku berjanji akan memperbaiki ucapanku,""Bagus, memang itu yang harus kamu lakukan,"tuturnya.Haical menyadari kesalahnnya. Dia hanya tidak mau gara-gara dia nanti malah ke depannya menjadi susah."Bukan hanya salah kamu Haycal. Mbah, kita ke sini itu ada tujuannya. Apa mbah mengenal seorang pria tua yang bernama ki Saleh? Mereka berdua adalah anak buah yang setia menemaniku, di sini aku adalah pemimpin, karena itu, tidak benar jika kamu yang merasa bersalah Haical,"ucap Intan. Dia berbicara lembut namun tetap berwibawa, seraya jari telunjuk miliknya menunjuk dengan sopan kepada anak buahnya seolah mengenalkan identitas nya kepada sesepuh yang berada di depannya."Ki Saleh? Untuk apa kalian mencari Ki Saleh?"ucapnya seolah menyelidik.Lalu, Intan menjelaskan kembali agar tidak terjadi salah faham."Keluargaku dijadikan tumbal oleh se
Barusan Intan mendengar obrolan seorang wanita dan Ki Saleh mengenai Jenderal. Dirasa Intan penasaran. Dia dengan takut-takut mencoba menanyakan kepada pengawal.Sebenarnya pengawal itu sama sekali tidak menakutkan. Hanya saja, bagaimanapun dia warga kota gaib atau jin. Jadi perlu waspada bukan?Saat ini mereka sedang sedang diajak menaiki sebuah kuda milik Ki Saleh.Kereta kuda itu masih sangat mirip dengan zaman peperangan lampau. Namun bedanya, ini jauh lebih modern dan tampak mewah." Silahkan Naiklah!" serunya.Pengawal itu tampak serius dan sopan. Wajahnya tampan walau hanya pengawal, kulitnya putih, namun seperti penduduk kota gaib lainnya, mereka tidak memiliki garis bibir. Itulah yang membedakan dengan manusia. Sebelum naik, Intan bertanya mengenai hal yang membuatnya penasaran tadi.Bola matanya seolah sedang memperhatikan pengawal itu dengan ragu."Hai. Apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?"tanya Intan."Apa yang ingin kamu tanyakan, bertanya saja, kalau aku bisa, pasti