Para murid Tujuh Bintang Kejora yang sedang berjaga-jaga terlihat mengenal lelaki berusia 20-an tersebut.
Usai menjalani pemeriksaan dan bertegur sapa akrab, laki-laki itu melangkah masuk, menuju gazebo yang berada di atas kolam pada pekarangan belakang perguruan.
Di sana, Zi Qi terlihat sedang berdiri dengan bersedekap. Melihat kedatangan tamunya, ia menoleh lalu menyapa. “Peng Peng, apakah kau menemukan sesuatu di sekitar kedai?”
Pada saat Zi Qi dan Gao Tian selesai berhadapan dengan 2 iblis wanita lawan mereka, keduanya kembali ke kota Lembah Merah untuk menjumpai polisi.
Sebelum ke markas polisi, Zi Qi mampir sebentar saja di sebuah rumah hiburan. Gao Tian sendiri tidak tahu dalam rangka apa Zi Qi singgah di sana. Karena, sang guru juga hanya mampir sekejap saja.
“Aku membawa sesuatu untukmu, Master,” Peng Peng, kawan dari Zi Qi menunjukkan bungkusan kain berwarna merah.
Sebagai seseorang yang berperan sebagai kep
Baru kali itu Gao Tian melihat ekspresi wajah Xiao Mei seperti merasa khawatir pada dirinya. Mata si gadis Su memandangi dia lekat-lekat. Matanya bergerak-gerak seolah menjelajahi seluruh sudut wajah pemuda yang berada di hadapannya.“Ya, begitulah,” sambut Gao Tian singkat.“Kamu itu—,” Xiao Mei berkomentar dengan mata yang membesar. “Gao Tian, tidakkah kamu merasa bahwa dirimu itu sepi ekspresi? Kamu hanya berucap: ‘ya, begitulah’, sementara situasi sedang genting seperti ini!”Cerocosan Xiao Mei disertai nada tinggi membuat Gao Tian mengangkat alis sedikit. Sudah pasti ia tidak menyadari bagaimana dirinya memang memiliki pembawaan yang dingin.Tidak sampai seperti Xue Zi Qi yang datar malah kadang kelihatan tak memiliki kepedulian memang. Yang jelas, seperti kata Xiao Mei barusan. Pembawaan Gao Tian selalu lurus-lurus saja di segala situasi.“Ma-maafkan aku, Nona. Aku—”
Emosi Gao Tian malah mereda akibat mendengar perkataan Xuanwu. Dia sudah ingin tertawa rasanya. Mengapa entitas yang berada dalam dirinya itu selalu saja memprovokasi dirinya untuk melakukan hal-hal yang kejam?Jawabannya: pertumpahan darah membuat ilmu spiritual Gao Tian semakin lancar digunakan. Sehingga, apabila nanti Xuanwu terlahir kembali atau telah dapat menggunakan tubuh Gao Tian secara penuh, si Raja Iblis juga sudah kuat sama seperti 400 tahun yang lalu.“Hanya orang-orang jahat yang akan kita bantai, Xuanwu. Bukan para pendekar seperti mereka,” balas Gao Tian.“Awas saja jika kamu ingkar. Waktu lalu saja kau membiarkan orang-orang berdandanan tengkorak itu hidup. Lihat sekarang. Kebaikan hatimu telah berubah menjadi masalah yang menyeret Xiao Mei dan … entah siapa orang-orang itu. Aku tidak peduli.”Perkataan Xuanwu semakin menumbuhkan perasaan sesal dalam diri Gao Tian. Ia benar-benar ingin mencari jalan keluar y
Para guru Tujuh Bintang Kejora kompak memandang pada Chao Min Wu. Mereka tahu. Putri dari Lord Chao Shu Hai itu memang agak Istimewa.Dibanding teman-temannya terutama para wanita, Min Wu memiliki ilmu bela diri juga kekuatan spiritual di atas rata-rata dan sangat pemberani. Dia sudah digadang-gadang bakal menjadi jenderal wanita dari wilayah barat kelak.Tak mengherankan memang jika sekarang, Min Wu memohon ingin membantu kakak-kakak angkatannya. Singkatnya, para guru menganggap apa yang ia utarakan wajar.“Karena …, daerah kekuasaan ayahku juga pernah bermasalah dengan gerombolan itu. Mereka menjarah sebuah desa di wilayah kami dengan keji. Sehingga terus terang, aku memiliki dendam sendiri terhadap mereka.”Ada seorang pemuda yang duduk di sebelah Min Wu. Lelaki menggunakan ikat kepala dengan rambut yang tidak terlalu panjang dan memiliki ikatan di atas kepala itu memandangi Xiao Mei.Dia adalah Ren Jialun, ketua murid tingkat
“Gao Tian, usai pertemuan ini, kamu harus melakukan kontak dengan Ruogang.”Mendengar perkataan Xuanwu, Gao Tian agak heran lalu dia bertanya, “Kenapa aku harus menghubungi dia?”“Hahhh …, bagaimana kamu itu! Lupakah kamu bahwa dia telah menjadi abdimu?” Xuanwu berucap seperti merasa kesal.“Tentunya aku ingat, Xuanwu. Maksudku, tolong jelaskan apa yang mesti aku sampaikan pada Ruogang?” tanya Gao Tian lagi.“Bilang saja pada Ruogang, kalian akan berjumpa di hutan belakang Balai Riung. Nanti aku yang mengarahkanmu.”Selesai menggelar pertemuan dengan Fu Lian, para murid Tujuh Bintang Kejora itu mempersiapkan diri. Sedangkan Xiao Mei buru-buru pulang ke kediamannya.Gao Tian telah berada di dalam kamarnya. Ia berdiri mematung di depan jendela, sementara melakukan kontak batin dengan Ruogang.Janggal memang. Gao Tian seperti dapat melihat pemandangan di luar sana, tapi s
Liao Bi ibunda Xiao Mei berkata pada anak perempuannya. Si putri Su menghadap kedua orang tuanya di ruangan mereka, ditemani oleh Chung Ho.Pada saat mendengar perkataan Liao Bi, ada perasaan lega dalam diri Chung Ho. Karena menurut dia, ada kemungkinan Xiao Mei urung pergi bersama teman-temannya dari Tujuh Bintang Kejora.“Maaf, Ibu, Ayah. Bukannya aku ingin mencampuri urusan pemerintahan. Akan tetapi, Gerombolan Bayangan Tengkorak beraksi di wilayah kekuasaan kita. Ya, ada sekte Tujuh Bintang Kejora. Tetap saja, apa kata orang saat tahu famili Su diam saja? Mengeluarkan pernyataan pun tidak!”Celotehan anaknya sontak membuat Liao Bi menoleh ke arah Su Yu Ping. Sang bangsawan penguasa daerah Lembah Merah dan sekitarnya itu terdiam dengan gaya yang penuh wibawa.“Mereka telah berani menyerangku, sekarang menyandera kekasih putra dari Dokter Mao. Aku pikir, apa yang mereka lakukan sudah kelewatan. Sudah saatnya famili Su untuk bertindak,
“Nona Su, maafkan aku …”Sudah merupakan budaya di Negeri Pertama. Untuk menghormati lawan bicara mereka yang datang dari sesama kalangan bangsawan, mereka akan saling menyapa dengan sopan. Terkecuali, jika sudah ada kesepakatan antara mereka untuk tidak demikian.Terang saja apa yang diucapkan oleh Fenglei membuat Xiao Mei terheran-heran. Bagaimana tidak. Sekonyong-konyong, si kakak pertama meminta maaf padanya.“Ma-maksudmu …, maaf kenapa, Tuan Muda?” tanya Xiao Mei keheranan.“Nona Su, kemungkinan besar, biang dari gosip yang melanda kalian berdua sepertinya adalah aku.”Pengakuan Fenglei membuat napas Xiao Mei rasanya terhenti di kerongkongan. Dia tak mampu berkata apa-apa. Dia hanya menoleh ke belakang, memandang ke arah Gao Tian yang berkuda mendampingi Min Wu.“Ba-bagaimana bisa, Tuan Muda Feng …? Memangnya, apa yang kau katakan sehingga menjadi isu yang menyeret kami?&rdq
Tangan kiri Fenglei terangkat sementara terkepal yang mensinyalkan, mereka mesti berhenti. Gao Tian dan Min Wu mendekat. Fenglei turun dari kudanya.“Ada apa hingga kita harus berhenti, Kakak Pertama?” tanya Gao Tian.“Bukan sesuatu yang penting, Gao Tian. Aku hanya ingin buang air kecil,” santai Fenglei menjawab seraya tersenyum jenaka. Lalu, dia berpesan, “Tolong berjaga-jaga sebentar di sini, teman-teman.”Jalan yang dilewati oleh para murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu adalah sebuah kawasan hutan yang landai. Fenglei naik ke kawasan pepohonan di sisi sebelah kiri, yang lebih tinggi dari jalan yang mereka lalui.Sedangkan Gao Tian turun dari kudanya, kemudian menghampiri Xiao Mei. “Xiao Mei, apakah kamu ingin minum?” tanya dia.“Ya, Gao Tian boleh. Hawa menjelang musim panas ini menggerahkan juga,” jawab Xiao Mei.Walau telah mengetahui bahwa Gao Tian sekarang bukan pendekar mu
Setelah menyusuri bagian hutan tempat mereka berada yang landai, dua anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak itu tiba di dekat sebuah mata air.Mereka melihat, ada seorang wanita berbaju putih duduk membelakangi mereka di atas sebuah batu besar. Perempuan tersebut masih bernyanyi.“Datanglah, datang padaku wahai penyelamat cinta. Jangan biarkan aku larut dalam kesunyian …”Menyadari ada orang yang datang di belakangnya, sang wanita berhenti bernyanyi. Melalui pundak, dia melihat orang-orang yang datang menjumpainya.Sempat kembali berpandangan, salah satu dari anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak tersebut menyapa, “Nona, suaramu indah sekali. Terdengar hingga jauh. Sehingga, kami datang kemari.”“Apa yang sedang Anda lakukan di sini, apakah kau tersesat?” tanya yang satu lagi.“Menurut kalian, apa yang sedang aku lakukan di sini?”Tanpa memandang pada lawan-lawan bicaranya, perempu