Share

20. Terusir

“Ehem! Bu, harap jangan membuat keributan di sini,” berat suara lelaki terdengar di belakang Rara.

Rara berbalik. Ia melihat lelaki kekar berbadan besar yang menjadi pegawai toko berdiri tegak sambil bersedekap. Tatapan matanya tidak ramah, bahkan seolah mengancam Rara. Rara ciut juga melihat otot-otot besar si lelaki.

Rara berbalik pergi tanpa basa-basi. Ia menyumpah-nyumpah di dalam hati.

“Huft, untung saja,” desah Bu Diwo lega. Bu Diwo kembali mengambil dua kilo gula yang tadi sempat diletakkannya karena tak enak hati kepada Rara.

“Bagaimana, Sayang?” sambut Dedy di depan toko.

“Toko itu punya preman, Mas,” ujar Rara jengkel, bola matanya melirik dari sudut mata ke arah si lelaki kekar yang kini berdiri tegap di depan toko.

“Kamu terlalu tegang. Sini aku pijiti,” kata Dedy seraya memijat lembut pu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status