Share

42. Pengintai Misterius

Potongan kalimat Alde yang tertangkap oleh telinga Wati membuat sekujur tubuh Wati menjadi kaku. Selama sesaat Wati membeku di tempat. Ia tak tahu harus berbuat apa.

Apakah ia harus menegur Alde dan memergokinya yang mengucap kata sayang kepada gadis tak dikenal di telepon itu? Bukankah ia berhak karena ia sekarang adalah tunangan Alde? Namun, keraguan menyergap benak Wati. Apakah tingkahnya tak akan terlihat konyol dan memalukan? Ia takut terlihat kampungan. 

"Tentu. Sudah pasti itu." Alde masih terus mengobrol dengan seorang wanita di seberang sana. Tak terlihat tanda-tanda bahwa ia menyadari keberadaan Wati di belakang punggungnya. 

Air mata menitik di sudut mata Wati. Pada akhirnya, Wati memutuskan untuk mundur. Dengan perlahan, Wati berbalik dan kembali ke tempat duduknya semula. Ia diam mematung di sana menunggu Alde kembali. Selera makannya sudah lenyap.

Alde kembali dengan wajah ber

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status