Share

Bab 13

“Ya, jangan emosi gitu, Mbak!”

Gelak tawanya terdengar keras. Memanglah, ya, baru bikin sakit hati orang, bukan ada rasa enggak enak hati. Malah tertawa lebar seperti itu.

Bu Sarni berjalan tergopoh-gopoh dengan membawa dua keranjang di tangan kanan dan kirinya. Dengan mengenakan daster berwarna hijau tua yang dia kenakan sudah memudar warnanya, hijabnya sudah tidak kencang lagi alias molor.

“Bu!” panggilku.

Dia tersenyum mengarahku, Rahayu lewat begitu saja saat berpapasan dengan ibunya. Jangankan menyapa, menoleh pun tidak. Bu Sarni memutarkan kepala melihat tingkah anaknya sedang gila dengan gawainya.

“Bu! Sayurnya apa?” tanyaku saat Bu Sarni sudah dekat.

“Cuman dua macam, Ta!” jawabnya sambil meletakkan dua keranjang berisi dagangannya di teras rumahku.

Dia membuka plastik berwarna hitam. Di dalamnya berisi sayuran masak yang sudah di bungkus dengan plastik kiloan.

“Ini ada gulai nangka di campur telur, Ta. Ini yang satu gulai jengkol di campur ceker,” ucapnya. Dia meletakkan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status