Share

Bab 586. Geregetan

“Tidak marah, kan?”

“Sekarang tidak. Tapi nanti setelah Mami pulang, I-YA!” jawabku dengan melototkan mata. Cerita yang aku rangkum tentang pembicaraan dengan Nyonya Besar, menguap begitu saja. Sekarang terganti dengan menuntut penjelasan apa yang dibicarakan Mas Suma.

Rasa kesal masih terasa lekat, setelah mendengar pengakuannya. Namun, kemarahan ini harus ditunda karena ketukan pintu dan suara Amelia. Tidak mungkin aku menunjukkan kekesalan di depan mertuaku nanti. Bisa-bisa masalah menjadi besar dan berkembang.

“Mama! Papi! Semua sudah siap.”

Aku bergegas berdiri dan diikuti Mas Suma yang berusaha mensejajari. “Marah kok bersambung,” celetuknya sambil meraih tangan ini. Aku menepisnya kesal. Dia justru tertawa.

Terdiam beberapa saat dan menghirup udara saat tangan ini memegang gagang pintu. Aku harus merubah wajah kesalku dengan senyuman gembira.

Ceklek.

“Ma. Eyang, Amelia panggil sekarang, ya? Meja sudah siap ditata. Kita makan bersama sekarang saja. Amelia sudah lapar,” ucapnya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status