Keesokan harinya, Hendrik bangun agak pagi dan dia membuatkan sarapan untuk semuanya dengan beberapa masakan andalannya.
Terciumlah aroma masakan yang nikmat, masakan khas daerah smalldrop, yang membuat kakek Baskoro kesenangan dan berjalan ke dapur untuk melihat, siapa yang menyiapkan masakan itu.
Kalau bukan penduduk asli Smalldrop, belum tentu bisa membuatnya dan ketika melihat Kevin, Hendrik dan Kaivan yang melakukannya , kakek bingung dan bertanya…
“Kevin, Kaivan, jika kalian dapat membuat masakan itu, Kenapa selama ini kalian tidak memasakkan untuk saya selama disini?” Tanya Kakek dengan mencela.
“Maaf, kek, kami tidak dapat memasaknya, ini semua yang masak adalah Hendrik?” Kata Kevin menjelaskan.
“Hendrik? Kapan d
Kakek Baskoro pergi ke rumah Kakek dan Nenek Layran di kota Samwell, yang merupakan orang yang terpandang di kota ini, biarpun tidak sekaya Nicken dan Snowander.Ketiga kakek itu yaitu Kakek Layran, Kakek Nicken dan Kakek Snowander adalah teman semasa mudanya, sebelum mereka menjadi ahli waris ketiga keluarga itu.Kakek Snowander adalah pemuda yang terkaya diantara semuanya dan mereka berdua bisa menjadi seperti sekarang ini adalah berkat bantuan Kakek Baskoro semasa mudanya dan mereka pernah berjanji akan menikahkan anak atau cucu mereka satu sama yang lain.Tapi saat anak mereka dewasa, mereka telah memiliki pasangan sendiri dan ketiga kakek itu menyerah lalu ketika anak atau menantu mereka hamil, mereka kembali berjanji akan menikahkan cucu mereka satu sama lain.Pada
Disaat yang sama, Hendrik meminta Elisa memberikan pakaian dan gaun untuk Amanda dan Elisa sendiri untuk beberapa hari selama tinggal disini. Dan Hendrik juga meminta Kevin mencari Hans untuk membuatkan kartu Debit gaji bulanan Hendrik untuk nanti Hendrik serahkan kepada Amanda. Hendrik juga memerintahkan John untuk memesan pakaian langsung dikirim ke istana untuk mereka masing masing. Jadi nanti waktu mereka pindah semua sudah tersedia. Untuk beberapa hari ini, Pakaian Benhard juga diantar ke hotel, sedangkan untuk Hendrik sendiri memang sudah tersedia disini sejak kakeknya tinggal disini. “Ibu, ini kartu gaji saya , Pin nya delapan enam kali, ini jika ibu mau, ‘ Kata Hendrik menaruh kartu Debitnya.
“Selamat datang para tamu terhormat pada acara pesta peresmian istana Puncak Gunung Berlian ini, saya Hans Wilson mewakili tuan rumah membuka acara peresmian ini.Istana ini resmi milik Tuan Muda Hendrik Snowander dan akan di huni oleh Tuan Hendrik , suami Elisa, mulai sekarang Tuan Hendrik akan menempati Istana ini beserta keluarga Elisa, berikut ayah dan ibu mertuanya.Istana ini telah diberikan untuk Tuan Hendrik sekeluarga oleh Tuan Muda Hendrik Snowander. Dan acara akan diteruskan oleh kakak saya John Wilson.” Kata Hans Wilson mengakhiri pidato pembukaannya. “Enak benar si pecundang itu memiliki majikan seperti Tuan Muda Hendrik Snowander, dasar penjilat dan pecundang miskin, sungguh tidak tahu
Selesai pesta, Elisa menghampiri kamar ibunya:” Ibu, jangan bertindak semaunya , Hendrik telah mengatakan dia siapa. Ibu jangan mencoba menekannya lagi, jika terjadi sesuatu dengan ibu karena ibu menekan dia, saya tidak bisa membantu.” “Ya, saya tahu, saya akan berhati hati .” Kata Amanda. “Ibu juga jangan sembarangan bicara bahwa menantu ibu adalah Tuan Muda Hendrik Snowander, karena musuh Hendrik di luar istana ini sangat banyak, jika sampai ibu disandera, saya takut tidak ada yang menolong ibu.” Kata Elisa mengingatkan ibunya. “Ya,.” “Jangan takut Elisa, ayah akan selalu mengingatkan ibumu. Kamu istirahatlah, bagaimana pembagian antara kamu dan Maureen? Apakah kamarnya menjadi satu?” Kata Benhard. “Tidak, kamar
Keesokan harinya , mereka sarapan di ruangan perjamuan keluarga yang besar. Di Istana ini, memiliki dua ruangan untuk makan, jika hanya Hendrik sekeluarga, Hendrik hanya memakai ruangan yang kecil, tapi hari ini karena ada ayah ibu Elisa , kakek Baskoro dan kakek nenek Maureen jadi Hendrik menyuruh para pelayan menyediakan sarapan di ruangan makan yang besar. Hendrik duduk diujung meja dengan Elisa dan Maureen duduk di sebelah kanan dan kiri, diteruskan di sebelah Elisa ayah dan ibunya serta Elisabet dan Darren disebelah Amanda dan sebelah Maureen kakek dan neneknya. Kakek Baskoro duduk di ujung yang berhadapan dengan Hendrik. Karena selama ini Amanda dan Benhard memandang rendah Hendrik, maka pagi ini mereka salah tingkah sendiri dan menerima pandangan menghina dari
Di saat yang sama, di rumah kediaman Stefanus terjadi kericuhan dan jeritan jeritan yang tidak putus putus. “Hendrik kurang ajar, berani dia memperlakukan kita seperti ini, rumah apa ini? Begitu kecil dan kumuh.” Kata Stefanus marah. “Kamar saya juga begitu kecil, ranjangnya hanya pas pasan kami berdua, ayah keluarkan kartu debit kamu, mari kita ke mall, belanja kebutuhan dan perabotan, mana bisa kita memakai perabotan yang sederhana dan jelek ini.” Kata Samuel lagi. “Hayo, kita pergi, lihat ini ada pakaian yang belum dibuka, akan saya coba?” kata Merry mencoba gaun mahal Amanda dan ternyata muat. Lalu dengan bergaya, Merry memakai gaun itu dan mereka pergi dengan mobil yang tidak diambil oleh Hendrik, tapi mobil itu telah dipindah tangan ke Stefanus, sehingga kedepa
Sungguh licik pikiran Mellisa, dan dia juga berencana mau menceraikan suaminya. Tapi semuanya tidak sesuai rencana Mellisa, ternyata Mellisa disuruh kerja di gerai makanan yang baru dibuka di pinggiran kota metropolitan. Daerah terpencil dan sederhana. penduduknya tidak terlalu berada, jadi gerai ini boleh dikatakan sebagai amal dari Hendrik untuk penduduk disini. Di pertokoan sederhana, Hendrik membuka gerai makanan kecil seukuran 3 X 5 meter persegi, untuk jualan makanan ringan dan mellisa disuruh menjaga disini bersama dua pelayan yang lain, semuanya itu dibawa kuasa Hans Wilson. Memang tujuan Hendrik adalah untuk mempermalukan keluarga Stefanus. Sepulang dari tempat kerja Mellisa marah marah dan berkata:” Capai saya kerja disana, hayo kalian juga cari kerja
Tempat kerja Mellisa akhirnya diketahui teman mainnya dan mereka beramai ramai mendatanginya. Dasar, seperti peribahasa ada semut ada gula, setelah gula tidak ada semut juga pergi dan caci maki dan ejekanlah yang di dapat dan itu juga yang dialami Mellisa setelah dia bekerja disini sebulan lamanya. Tidak tahu siapa yang memasukan dia di media sosial dan juga di grup teman temannya. “Ha ha ha, ini kamu Mellisa, Mantu kaya keluarga Nicken akhirnya menjadi pegawai toko di toko terpencil ini.” “Ha ha ha, berapa gaji kamu sebulan? Cukup tidak untuk kita minum minum di cafe yang biasa kita datangi.’ “Pantas, selama ini kamu menghilang.” “Jadi miskin ya, “