Waktu berlalu Bulan pun berganti Sudah enam bulan sejak terakhir kali Camille bertemu Martin di tepi pantai dan mereka berciuman. Namun tidak satu kali pun Camille menghubungi Martin. Begitu juga dengan Martin, pria itu hanya memeriksa nomor kontak Camille yang tentu saja dia simpan di ponselnya. ''Kenapa kau tidak menghubunginya?" cetus Daniel yang sudah puluhan, entah ratusan kali memergoki Martin memperhatikan nomor kontak Camille di ponsel. Martin mendongak menatap kedatangan Daniel yang membawa berkas ke dalam ruangan kerjanya di perusahaan. "Apa yang kau dapatkan?" tanya Martin mengabaikan ucapan sahabat sekaligus asisennya tersebut. "Team dari kepolisian dan interpol sudah menangkap para pembunuh bayaran yang memburu gadismu itu. Kecuali ada satu orang yang belum berhasil aku dapatkan datanya ..." "Dapatkan secepatnya dan pastikan orang-orangmu melindungi Cammie beserta keluarganya!" Daniel berdecak, dia juga sangat tahu jika Camille sedang menjalin hubungan de
Martin memperhatikan pesan yang masuk ke ponselnya dan kini dia telah berada di Lemoncello, duduk pada sofa di teras seperti tempat biasa dia duduk. "Halo,"Luciano menyapa Martin seraya meletakkan cangkir kopi pesanannya yang sebelumnya pria itu pesan pada pelayan wanita tanpa ingin sang pelayan tersebut mendekatinya. "Terima kasih, apakah Pierre ...ada?" tanya Martin yang mengenali Luciano sebagai karyawan inti Lemoncello dan sering dekat dengan Camille dan Pierre. "Siang ini mereka tiba di sini. Maksudku, Pierre dan Camille." sahut Luciano tetap sopan meski hatinya lebih suka Pierre benar-benar menjalin hubungan serius dengan Camille. Martin mengangguk paham, lalu menyeruput kopi di cangkirnya sebelum dia memesan beberapa snack camilan untuk menemani minum kopi. Martin kembali memeriksa pesan yang masuk ke ponselnya. Sontak tenggorokan Martin tercekat, sulit untuk menelan salivanya sendiri. Sudah enam bulan berlalu. Waktu yang lebih dari cukup untuk mempersiapkan pesta pernika
Pesta pernikahan Luca dan Martha diadakan di kediaman mewah Ralp Spencer yang kembali memercikkan keceriaan hidup sejak Luca memutuskan pulang ke kediamannya dan mengambil alih menjadi pemimpin bisnis Spencer Corp, menggantikan Ralp, Papanya. Ruangan tengah kediaman, taman di bagian luar yang menghadap pantai pada bagian bawahnya hingga tangga-tangga batu dan sepanjang jalur kendaraan menuju kediaman dihiasi bunga-bunga segar berwarna putih. Kediaman Ralp berada di atas perbukitan dengan pemandangan lautan Furore dan pantai-pantai sempit yang sangat indah. Ralp menuruti keinginan Luca untuk mengundang semua rekan-rekan bisnisnya yang dengan senang hati datang berkumpul. Tiba-tiba kediaman terdiri tiga lantai tersebut, bagian ruangan tengahnya langsung ricuh begitu Luca menggandeng wanita cantik yang telah resmi menikah dengannya tersebut berjalan menuruni tangga dari lantai atas. Luca dan Martha sudah menikah di gereja Katedral Roma beberapa hari sebelumnya, sehingga kali ini mere
Luca melirik ke arah Jerold yang kini menjadi kepala pengawal pribadinya sejak ia ambil alih kepemimpinan Spencer Corp. Lalu mengangkat sebelah telapak tangan pada para wartawan yang masih kasak-kusuk ingin melontarkan pertanyaan pada Camille, Pierre dan Luciano, tetapi segan pada Luca si pemilik pesta. "Akan ku jelaskan semuanya nanti. Tapi yang pasti, gadis muda ini adalah adik perempuan kami." tutur Luca singkat dengan senyuman khasnya. "Jerold, bawa dan layani rekan-rekan wartawan kita dengan hidangan lezat." ucap Luca yang langsung dianggukkan patuh oleh Jerold. "Gadis cantik yang bersamaku sepertinya memiliki magnet untuk membuat kehebohan!" Pierre terkekeh membalas perkataan Luca yang menyebut kedatangan mereka telah membuat heboh, setelah para wartawan diajak menjauh oleh Jerold, menikmati hidangan di halaman yang menghadap pantai Furore. "Selamat, Bro! Kau mendapatkan wanita hebat menjadi istrimu." ucap Pierre sambil memeluk Luca yang balas mendekap erat sahabatnya.Pier
Mengetahui tujuan kelompok Libra melakukan 'perampokan' di kediaman-kediaman orang kaya yang melakukan kecurangan seperti David, Ralp, Achilleo dan teman-temannya, Luca Salvatore selaku salah satu putra keluarga Salvatore, akhirnya 'merangkul' yayasan sosial yang dikelola oleh Dokter Elma tersebut menjadi anak organisasi Salvatore. Untuk itu urusan administrasi dan hal lainnya, Luca Salvatore meminta Gabriel Jakovsky menangani yayasan sosial serta kelompok Libra otomatis akan berada dibawah pengawasan Salvatore. Gabriel berjalan gagah menaiki panggung, menyambut uluran tangan dari Luca Spencer, lalu menyalami Martha dan mengucapkan selamat menikah pada pasangan serasi tersebut. "Ada hubungan apa pria bajingan itu dengan keluarga Salvatore?" tanya Achilleo menghampiri Ralp, setelah mengibaskan lengan gadis muda yang ia bawa untuk berpesta di kediaman Ralp. "Aku juga belum tau. Sudah ku bilang, putraku mengetahui semua rahasia kita. Mungkin keluarga Salvatore ini yang berada di belak
Camille ditarik oleh Martha, membawanya masuk ke lantai dua kediaman, setelah gadis muda itu menerima lamaran Martin di halaman. "Oh, kamu sangat cantik, Cammie!" puji Martha atas gaun yang baru dia bantu pakaikan ke tubuh Camille, mengganti gaun gadis muda tersebut sebelumnya. "Terima kasih, Martha. Tapi gaunmu lah yang indah. Kamu memang perancang busana berbakat!" Camille balas memuji dan meneliti gaun pengantin pada tubuhnya dengan tatapan berbinar kagum. Luciano dan Eve melakukan touch up untuk riasan Camille yang sebelumnya Luciano sudah mendandani gadis muda mereka tersebut sebelum datang ke kediaman Spencer. "Nyonya Eve, sepertinya aku sudah mendapatkan model untuk rancangan gaun-gaunku." Martha berkata melirik Eve yang tersenyum mengangguk samar. "Apakah kamu mau menjadi model, Cammie?" Luciano bertanya setelah ia memulas bibir Camille dengan lipstik berwarna pink muda. Tak ada yang menduga jika pria iseng, sering berperan menjadi sopir di kelompok Libra tersebut dalam
Achilleo dan semua rekan bisnis Ralp Spencer telah meninggalkan kediaman Spencer. Tetapi itu sama sekali tidak mengurangi kemeriahan dan sahdunya acara pernikahan Camille dengan Martin. "Selamat, Camille dan Martin."Ralp yang pertama kali mengucapkan selamat pada Camille dan Martin begitu mereka dinyatakan sah sebagai pasangan suami istri oleh Pendeta. Luca dan Martha saling berpandangan melihat Ralp yang sepertinya telah menyadari kesalahannya. Tanpa Luca menyebutkan dua kali, jika Camille adalah 'adik perempuannya', Ralp sudah maju seperti seorang Ayah untuk mengucapkan selamat pada Camille. "Terima kasih, Paman ..." sahut Camille atas ucapan selamat dari Ralp. Ralp menepuk pelan punggung tangan Camille, "Luca menganggapmu adik perempuannya, jadi sungguh sangat tidak etis jika aku sebagai Papanya Luca menganggapmu tetap orang luar. Panggil aku, Papa, Camille. Karena kamu adalah putriku dan sekarang, sungguh aku sangat bahagia melihat anak-anakku menikah di sini."Dylan tersenyum
Seminggu sudah berlalu,Dylan, Solenne dan Christopher kembali ke Barcelona menggunakan penerbangan pribadi bersama Clea yang masih ingin bersama kedua orangtua angkat barunya sekaligus membantu menjalankan bisnis cafe mereka. Keadaan Abraham semakin membaik. Gabriel membawanya ke Palermo dan Abraham akan berada dalam pengawasan langsung dokter terbaik dari keluarga Salvatore di kediamannya. "Tandatangani surat di atas meja dan segera angkat kaki dari kediamanku!" tegas Gabriel pada Lili yang terkejut melihat suaminya pulang ke Palermo membawa seorang anak lelaki remaja. "Gabriel ...aku minta maaf ..." Lili menjatuhkan tubuhnya berlutut di kaki Gabriel. Gabriel menarik mundur kakinya, "Kau tandatangani surat itu, maka kau mendapatkan uang pesangon dariku. Jika kau menolak menandatanganinya, bearti kau tak akan mendapatkan apa-apa dariku!" "Statusmu sudah bukan lagi istriku! Richard juga bukan darah dagingku dan aku tak memiliki kewajiban untuk terus memberikan nafkah pada putramu