Menghadapi masa lalu yang pahit dan kelam, setiap manusia pun memiliki batasan terhadap dirinya sendiri ketika menghadapi masalah itu. Sama halnya yang terjadi pada bandit ataupun Wu Shi sendiri. Saat itu, saat menghajar Wu Shi secara sepihak, yang dipedulikan oleh si bandit hanyalah balas dendam. Ia melihat Wu Shi sebagai pendekar yang pernah menghina dan membunuh keluarganya sewaktu ia masih sangat kecil."Apakah kau sudah puas?" "Puas? Katamu?" "Ya."Bandit itu sejenak diam, ujung pedang yang nyaris menggorok tenggorokan Wu Shi terhenti. Tangannya kemudian gemetaran, lantas ia menjatuhkan pedang dan kemudian berdiri. "Kenapa kau membiarkan dirimu jadi terluka separah ini? Apa kau sudah tidak waras? Ataukah kau ingin mati?""Tidak juga. Aku hanya terbiasa mendapatkan luka seperti ini. Memang rasanya sangat sakit tapi tak apa." "Itu tidak masuk akal. Termasuk caramu bertahan hidup dari seranganku tanpa pertahanan sama sekali."Bandit itu kemudian menghela napas panjang, entah me
Setelah Hao Yun, Zhu Jiancheng, sekarang Tian Xu. Ia berhasil membuat orang kuat berpihak kepadanya. Wu Shi sungguh beruntung dan ini adalah hal yang telah ia perhitungkan selama ini demi menghadapi kehancurannya di masa depan."Aku tidak akan membiarkan masa depan yang buruk itu terjadi," ucap Wu Shi seraya mengepalkan tangannya dengan kuat. Tatapan mata yang kuat, membuat Tian Xu berdecak kagum padanya."Hal buruk apa yang akan terjadi sampai kau sangat serius begitu?" tanya Tian Xu. "Kau tahu sesuatu di kultus putih?" balasnya bertanya."Tidak. Aku hanya tahu para calon pewaris akan datang melawanku. Wanita kurang ajar itu yang menggunakan diriku, yah meskipun pengurungan hukumanku bisa berkurang jika aku berhasil mengalahkan mereka.""Jadi sejak awal kau tidak berniat membunuh mereka?""Tidak juga. Aku disuruh mengalahkan, itu berarti hidup atau mati bukan masalah 'kan? Di era sekarang ini mana mungkin ada pemimpin lemah, itulah alasannya diadakan ujian.""Kau benar juga.""Tetap
Di Wilayah Kultus Putih. Kediaman keluargaWu. Ayah dan Ibu Wu Shi saat ini sedang berada di dalam rumah, sang Ibu tampak tidak sedang baik-baik saja. Terlebih setelah apa yang dilakukan oleh anaknya sampai membuat anaknya sendiri itu keluar dari wilayah kultus untuk menjalani sebuah hukuman berat. "Ya ampun Wu Shi. Mengapa kamu harus melakukan pelanggaran? Padahal kamu adalah orang yang akan menghindari hal-hal seperti itu. Tapi mengapa?"Sang Ibu, Xue duduk termagu, ia menangis sepanjang waktu karena selalu memikirkan anaknya itu. Ibu Wu Shi memang sangat mudah khawatir, apa pun yang terjadi ia selalu harus mendapatkan kabar dari anaknya itu. Tapi karena sekarang adalah hal mustahil, Ibu Wu Shi hanya bisa menangis. "Ini seperti sebelumnya. Anak kita menghilang, dan tiba-tiba saja muncul dan berkata dia akan menyelesaikan urusannya. Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan?" "Sayangku, kamu tidak perlu mencemaskan itu semua. Lagi pula anak kita itu kuat, jadi aku cukup yakin bah
Li kembali ke Kultus Putih, ia menghadap Pemimpin dengan tunduk dan hormat lalu melaporkan kejadian yang ada di kediaman Wu sebelumnya. Agar tidak dicurigai, ia pun mengungkapkan adanya teknik terlarang yang digunakan oleh orang-orang itu. "Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi sepertinya karena kekuatan itu, mereka mati." Meski Li sendiri sebenarnya sudah tahu, bahwa pemimpin kultus yang sedang ia hadapi saat ini tidak akan mendengarkan apa pun yang Li bicarakan. Sebaliknya semua laporannya akan didengadkan seksama oleh pria bertopeng yang sejak awal sudah berada di sisi pemimpin. "Tuan Pemimpin bilang, kau boleh pergi." "Baik." ***Pada siang hari, sedikitnya pengaruh mulai terlepas. Pemimpin Kultus Putih terduduk di lantai dengan terbatuk-batuk keras. Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit dan terus-menerus bergetar tanpa henti. Penyebabnya sendiri pun ia tidak tahu sehingga hanya terduduk pasrah sambil berpangku tangan di kursi."Ini yang sudah ke berapa kalinya aku meng
Dengan mencabut gelarnya sebagai pendekar, Wu Chen dapat bergerak leluasa namun itu tidak sepenuhnya karena meski di depan mata sudah tidak akan ikut campur pada masalah kultus, ia tetap diwaspadai sebagai orang yang kuat oleh musuh."Aku hanya bisa berharap yang terbaik untukmu dan anak kita," harap Lin dengan tulus sambil mengatupkan kedua tangannya."Jangan terlalu dikhawatirkan, istriku. Anak kita ataupun aku sendiri takkan semudah itu dikalahkan. Walau mungkin memang anak itu masih belum matang kemampuannya, tapi aku percaya dia akan baik-baik saja di luar sana.""Ngomong-ngomong soal anak itu, bagaimana dengan pernikahannya?" Mengingat di garis waktu yang sebenarnya, Wu Shi telah menikahi seorang gadis cantik dari keluarga biasa-biasa saja, keluarga wanita itu berada di wilayah lain yang jaraknya cukup jauh dari wilayah kultus maupun distrik utama itu sendiri. Dan pada di garis waktu kali ini, Wu Shi masih direncanakan akan menikah dengannya, setelah satu tahun ini. Namun yang
Beberapa tahun yang lalu. Saat awal mula Wu Shi menginjakkan kaki ke Perguruan Tingkat Rendah (bela diri). Di sebuah tempat, yang berada di dalam salah satu ruangan dalam Kultus Putih. Terdapat beberapa orang, seperti Ming Hao dan 3-4 pendekar tingkat menara saat itu. Serta ada seseorang yang baru saja melepas gelarnya sebagai seorang pendekar tingkat menara terkuat, Wu Chen. "Apa alasanmu mengumpulkan kami di sini, Ming Hao?" tanya sebagian dari pendekar di sana. Mempertanyakan alasan Ming Hao yang seolah sedang tergesa-gesa. Kebanyakan dari mereka adalah pria, pendekar yang mampu bersaing satu sama lain. Bahkan jika mereka saling bersaing tuk berebut posisi pasti akan ada nyawa yang dikorbankan. Tapi setidaknya untuk saat ini bukanlah saatnya melakukan hal itu, sebab Ming Hao memberitahukan berita terburuk yang mungkin akan terjadi. "Maafkan aku yang sudah merepotkan kalian semua. Aku punya firasat buruk. Kehancuran Kultus Putih akan datang," ungkap Ming Hao. "Firasat buruk? Ka
Hal tak terduga telah terjadi. Saat duel dilaksanakan di Lingkaran Langit, salah satu murid yang mengalami kekalahan tiba-tiba saja mulai bersikap aneh. Awalnya terlihat baik-baik saja tapi ini semua terjadi begitu cepat. Sebuah goresan hitam muncul di tangan kiri anak itu, dan kemudian anak itu menyerang lawannya lagi yang sudah memenangkan pertandingan tersebut. Tapi satu hal yang diketahui, bahwa anak itu sebenarnya tidaklah menyerang atas kehendak sendiri. "Anak itu seperti dikendalikan. Benar-benar sama persis dengan pengguna Teknik Terlarang lainnya.""Seni terkutuk itu tak seharusnya ada. Apakah ini ulah orang yang sama?""Kupikir begitu." Dua dari Pendekar Tingkat Menara itu tengah berusaha mencari solusi dari kejadian tersebut. Tetapi siapa sangka bahwa pengguna teknik terlarang akan menyebar bak wabah mematikan. Tidak hanya satu atau dua orang, bahkan sekarang sudah ada belasan dari mereka yang mulai mengamuk dan menyerang kawan sendiri."Kacau sudah! Peringatkan pada yan
Chi yang terkutuk, seni iblis, teknik terlarang yang merupakan hal tabu. Banyak sebutan dari itu semua yang mengartikan satu hal yakni, kutukan. Sebuah kutukan yang mampu membuat pengguna sengsara, merasa sakit dan tidak berdaya. Mengalami kecacatan sehingga sudah sangat sulit terutama bagi para pendekar untuk menggunakan chi atau energi dalam mereka. Hal yang sama terjadi di Lingkaran Langit, dan anehnya hal yang terjadi di sana membuat Wu Chen kesakitan. Wu Chen saat itu terpaksa berbaring dengan kondisi lemah tak berdaya. "Suamiku, apa kamu benar-benar tidak apa? Kamu merasa panas dan sakit di sekujur tubuh. Aku ingin memanggil tabib," ucap Lin, istrinya merasa sangat cemas. "Tidak apa. Dan memanggil tabib juga percuma saja. Hal seperti ini tidak bisa disembuhkan. Aku juga sudah bilang bukan?""Iya, suamiku Chen. Tetapi aku tidak tega melihatmu berbaring menahan sakit." "Jangan khawatir. Selama ada istriku di sisiku, aku akan cepat pulih," ucap Chen yang tersenyum. "Kamu ini