Baldur menghembuskan nafasnya dengan intonasi yang cukup banyak, dia bukannya mengeluh melainkan lega atas apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Membiarkan penghianat memasuki rumahnya adalah hal yang tak ingin dibiarkan begitu saja oleh Baldur.Namun itu tak bisa dicegahnya karena peria bernama Devil cukup pintar. Mengetahui informasi barusan kewaspadaannya terhadap Devil mulai meningkat secara ekstrim."Oh iya ngomong ada urusan apa kau datang ketempat ini, manamungkin raja kerajaan kou hanya memerintahkan mu untuk membereskan mata mata milik perdana menteri itu," ucap Baldur. Sebelum memberitahukan alasan kedatangannya kerumah milik Baldur, Hans mengambil cangkir berisikan teh. Dia pun meminumnya. Setelah gelas itu habis Baldur membalikkan gelas tersebut. "Apakah kau tahu apa yang sedang aku lakukan?" Ucap Hans.Tentunya Baldur menggeleng gelengkan kepalanya, apa apaan guru itu kenapa dia melakukan sesuatu tindakan yang tidak jelas. Setelah mendapatkan jawaban itu, Hans mengisi
Hans yang sudah mengisi perutnya dengan roti kering itu segera berdiri dari tempat duduknya. Dia pun mengucapkan salam perpisahan pada Baldur. Muridnya itu pun melepaskan kepergian gurunya dengan senyuman.Baldur pun keluar melewati gerbang kediaman Baldur, dia berjalan menuju keaarah kandang kuda. Sebelumnya dia meletakkan kuda kesayangannya itu disana.Akhirnya dia sampai ditempat tersebut, kuda berwarna putih bersih itu seperti salju yang menenangkan. Dia berteriak seakan akan tahu apa yang akan dilakukan oleh Hans, kuda itu sudah tak sabar untuk melanjutkan perjalanan lagi. Hewan itu meraung sehingga membuat Baldur membelai kepalanya dengan lembut, dia pun segera menaiki kuda tersebut. Kuda sekaligus penunggangnya itu pun benar benar meninggalkan kota Bursa.****Satu hari perjalanan yang amat melelahkan itu akhirnya berakhir, Hans sudah tiba diibu kota berada. Dia memasukinya dengan santai, berhubung dia memiliki ijin untuk melewati gerbang, Baldur berhasil melihat kerumunan m
"Hey hey ini bukan sebuah leluconkan," ucap York. Tak henti hentinya anak bernama Lixuan itu membuat dia terkejut, baru saja York terkejut dengan bunga api model baru. Namun kali ini dia dibuat terkejut oleh bazoka yang digunakannya untuk membunuh musuh. "Ya kali ini aku tak heran apabila Sankald bisa berubah menjadi bazoka," ucap Lixuan.Berbeda dengan pistol, Sindra memang dahulu telah membuat Sankald bisa berubah menjadi bazoka. Ya pada dasarnya itu semua hanyalah omong kosong, biak pistol ataupun bazoka Sankald sejak dahulu memang sudah bisa berubah menjadi dua benda tersebut.Mana mungkin seorang dewa yang bisa melihat seluruh isi bumi tak memiliki ingatan tentang bazoka ataupun pistol itu. Pada dasarnya Sankald diciptakan dari ingatan milik Sindra."Sepertinya sudah cukup untuk memamerkan kemampuan ku," ucap Lixuan. Dia pun mengambil ikan Hiu berbentuk mini itu, lalu dia pun mendekatkan benda itu diwajahnya. "Hey paman York bagaimana bentuk bunga permata berkliau itu, jangan
"ha kau serius paman? Lalu apa gunanya aku melakukan seleksi barusan?" Ucap Lixuan.Dia tak bisa menebak pola pikir milik York, jika pada akhirnya Lixuan dibolehkan untuk ikut kedalam misi tanpa harus melakukan seleksi yang menyulitkan, maka untuk apa dia suruh melakukan itu. Bukankah itu semua membuang waktunya yang cukup berharga?"Hem... Aku hanya ingin melihat kemampuanmu yang sebenarnya, Lixuan sebenarnya dalam armada militer serikat bajak laut, kemampuan adalah sesuatu yang paling penting. Jika ada manusia memiliki kemampuan hebat walaupun dia adalah orang luar, maka kami akan siap menampungnya," ucap York.Sekarang Lixuan sedikit mengerti apa yang dilakukan oleh York, sejak awal dia memang sedang diuji oleh peria itu. Secara tidak terduga juga, Lixuan sadar bahwa saat ini York belum sepenuhnya yakin bahwa dirinya adalah Sindra. Seandainya dia percaya, mana mungkin keraguan itu akan diarahkan pada Lixuan. Itulah yang dia baru saja sadari.Akan tetapi bagi Lixuan itu bukanlah mas
Lixuan sudah berada dipermukaan, pada saat ini dia melihat para anggota yang melakukan seleksi disana. Sepertinya mereka semua berhasil menyelesaikan seleksi barusan. Dibarisan itu hanya ada Alan saja, sedangkan Lo belum terlihat sama sekali."Wau kau sungguh hebat Lixuan, satu kali percobaan kau bisa berhasil menemukan bunga permata berkliau," ucap Alan."Heheh.... Kau terlalu menganggap hebat diriku Alan, ngomong ngomong dimana Lo?" Ucap Lixuan.Tentunya dia merasa penasaran dengan keadaan Lo, amat sangat disayangkan apabila anak itu tidak bisa lolos dalam seleksi ini. Lixuan juga bisa merasa bersalah apabila Lo tak berhasil lolos."Sepertinya anak itu tidak akan lolos, kau lihat ukuran tubuhnya kecilkan. Mana mungkin anak yang tak memiliki kekuatan itu mampu menyelesaikan seleksi ini," Alan pun tiba tiba tertawa.Melihat itu tiba tiba Lixuan mengepalkan tangannya, dia tak tahan apabila ada orang yang meremehkan orang lain. Pada dasarnya semua manusia itu sama, mereka diberikan kem
"hahaha sepertinya kau benar, akan tetapi tidak ada cara lain jika ingin berhasil selain mengambil resiko yang besar. Bukankah itu adalah cara kerja dunia?" Ucap Lo.Baik alan dan Lixuan tak bisa merespon kalimat itu, dibalik resiko yang tinggi pasti akan ada hasil yang tinggi juga. Namun pilihan tersebut cukup jarang untuk diambil oleh orang orang, hanya manusia tertentu saja yang berani mengambilnya."Ya ya kau memang benar Lo, ah iya ngomong ngomong aku sudah menyelesaikan seleksi pertama. Aku akan menagih perkataan kalian barusan, apakah masih mengingatnya?" Ucap Lixuan.Sesuatu yang ingin ditagih oleh Lixuan adalah informasi yang akan dilakukan oleh mereka. Lixuan belum diberitahu oleh York, untuk berjaga jaga agar tak dicurigai bahwa dia curang, mengetahui apa yang harus dilakukan adalah sesuatu pilihan yang tepat.Seandainya Lixuan tiba tiba tahu tentang seleksi kedua pasti dia akan dicurigai oleh dua temannya itu. Darimana Lixuan mengetahuinya? Mungkinkah dia berbicara dengan
Tak butuh waktu lama sampai akhirnya seleksi kedua berhasil diselesaikan. Semua anggota yang lolos seleksi pertama berhasil menangkap para babi hutan itu. Lalu seleksi ketiga pun berjalan, itu adalah pertandingan satu lawan satu dengan para petinggi serikat bajak laut. Walaupun itu menyebabkan banyak anggota seleksi tak lolos, tapi Lixuan Lo dan Alan berhasil menyelesaikannya.Pada saat ini para anggota seleksi yang sedang lolos sedang berbaris dihadapan York, "kalian semua sudah aku akui memiliki kualitas untuk menjadi pasukan utama, selamat untuk 10 orang yang berhasil lolos. Kita akan melakukan misi 3 hari lagi, persiapkan itu. Dengan ini seleksi penerimaan anggota sudah selesai dilaksanakan," ucap York. Para orang yang babap belur itu tak memiliki tenaga untuk berteriak, mereka lesu tak bertenaga. Ketika York meninggalkan tempat tersebut, para anggota itu juga mengekor dibelakangnya. "Lixuan aku tak menyangka kau bisa mengalahkan petinggi itu dengan telak, aku saja dibuat babak
Tiga hari telah berlalu, seperti yang dijanjikan oleh York sebelumnya para anggota seleksi dan pasukan utama serikat bajak laut sudah bersiap siap untuk menjalankan misi. Belum ada satupun informasi yang diberikan pada para orang orang yang hendak melaksanakan misi. Semua orang dibuat bertanya tanya akan hal itu, begitu pun Lixuan yang sedang menyiapkan barang barang miliknya."Lixuan apakah kau sudah siap?" Teriak seseorang wanita yang berada tepat disampingnya. Itu adalah suara milik Lisa, kamar yang digunakannya untuk tidur memang tidak jauh dengan posisi Lixuan berada. Suara teriakan itu mampu menembus dinding yang cukup tebal."Sebentar lagi aku masih mengemasi barang barang ku," ucap Lixuan.Pada saat ini dia sedang memasukkan baju baju yang diberikan padanya tempo hari. Sebelumnya York berbaik hati dengan Lixuan, karena dia baru tiba pasti pakaian dan celana tidak ada yang dimilikinya. York pun berinisiatif untuk menyuruh para bawahannya agar memberikan pakaian yang tak terpa