Share

Murka Sang Pangeran

"Sadnya! Mengapa tak kau jawab pertanyaanku?" tegur Pangeran Indrawarman pada Sadnya.

"Amba Pangeran! Amba hanya kurang istirahat dan tidur saja. Maka Amba sedikit kurang bergairah."

"Aku maklum Sadnya!"

"Amba Pangeran!"

Jawaban Pangeran Indrawarman sedikit melegakan Sadnya. Tapi ia belum bisa sepenuhnya bebas dari tekanan.

"Sadnya! Kedatanganmu dan pasukanmu tepat waktu! Saat ini kondisi Kutaraja Minanga Tamwan sedang darurat! Pos terdepan pertahanan Minanga Tamwan sudah dihancurkan musuh! Aku tinggal berharap pada pos pertahanan terakhir, Delta Kematian! Sebab, jika Delta Kematian bisa ditaklukkan oleh Rajaputra Aruna, maka begitu pula Minanga Tamwan!"

"Demi Sang Hyang Adi Buddha!" pekik Sadnya. Kini ia percaya apa yang dikatakan syahbandar dan komandan regu jaga pelabuhan Minanga Tamwan kemarin sore. Tengkuk Sadnya mendadak dingin.

"Sadnya! Kau tentu sudah dengan tentang kekuatan pendekar-pendekar aliran hitam yang jadi sekutu utama Rajaputra Aruna?"

"Amba Pangeran. Amba telah sedi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status