Share

Tugas Pertama Senapati Pratama Rampog

Di waktu yang sama, jauh di sebelah selatan Lubuk Ruso. Di sebuah bandar dagang yang kini berubah jadi sebuah Kutaraja Sriwijaya, Mukha Upang. Rampog sedang termangu, menopang dagu.

Tubuh besar dan wajah seramnya tak bisa menyembunyikan rasa bimbang yang melanda hati si mantan bajak laut. Garis-garis diwajahnya kini makin mengerut.

Galau hati Rampog terjadi sejak Sang Dapunta Hyang Sri Jayanasa memanggil. Datu Sriwijaya itu memintanya untuk pergi melakukan ekspansi ke Kerinci Rendah. Tugas itu ia terima dengan senang hati sekaligus bimbang.

Rampog punya alasan tersendiri kenapa hatinya bisa bimbang menerima perintah Sang Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Semua terkait dengan peristiwa-peristiwa dalam hidup Rampog beberapa tahun lalu. Saat Rampog masih jadi seorang bajak laut.

Memori Rampog terlempar ke masa-masa di mana ia menjadi salah satu raja bajak laut terbesar di Selat Bangka. Puak Elang Merah, kelompok bajak laut yang ia pimpin, berhasil menjadi yang terhebat dimasanya. Tak ada kapal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status