Pintu didobrak kasar beriringan dengan suara bentakan keras yang sontak membuat mereka berempat berdiri. Luo Binghe menahan Xiao Long dan Han yang hendak pergi ke arah pintu. Merasa ada yang tidak beres di depan sana, Luo Binghe merasa mengenali suara itu. Tanpa mereka bertiga sadari, Luo Ling telah hilang dari tengah ruangan. Melarikan diri.
Saat Luo Binghe membuka pintu dia nyaris terkena tendangan keras, Xiao Long maju di depan. Marah.
"Ada perlu apa?""Di mana Luo Ling?" Raut wajahnya amat mengerikan, tidak berniat berbasa-basi lagi dia segera merangsek maju ke dalam rumah. Memeriksa sekitar sambil menggeram. "Dia kabur, kalian, tangkap dia sampai dapat!" perintah orang itu pada bawahannya dengan suara membentak, masih dalam keterkejutan yang sama Luo Binghe bertanya. Namun suaranya lebih terdengar seperti gumaman.
"Kau ... Kau pamannya Ling'er, apa maksudmu melakukan ini?"
"Dia melarikan diri dari tanggungjawabnya!"
"Tanggung jawab
Dalam waktu dekat, ada begitu banyak orang datang ke rumahnya untuk menagih utang.Luo Ling terpaksa mencuri untuk melunasi semua utang pamannya agar dia tak dijual ke rumah hiburan. Hingga akhirnya Luo Ling memutuskan untuk kembali pada Kakeknya, pamannya masih tetap mengejarnya. Bahkan menampakkan langsung wajah aslinya."Jadi semua itu benar?"Luo Ling masih tetap menunduk. Raut wajah bersalah tampak di wajahnya yang begitu putih."Han, apa yang kau katakan itu benar? Cucuku sudah mencuri uang kalian?""Tidak perlu dipermasalahkan lagi." Han membuang muka, Luo Binghe merasa malu tak bisa mendidik Luo Ling dengan baik. Cucunya itu dibesarkan dengan ajaran yang baik-baik dan sekarang tumbuh tak lebih seperti seorang penjahat."Ling'er, kau tahu dua orang ini sudah membantuku saat dirampok sekelompok penjahat?"Luo Ling masih terus diam. Mengingat mereka juga melakukan hal yang sama saat uangnya diamb
"Baiklah, Tuan Xiao yang amat sangat tampan. Bisakah kau singkirkan tikus itu untukku?""Baru kali ini ada yang memujiku tampan. Laki-laki pula." Gerutuan Xiao Long sama sekali tidak dipedulikan Han yang ketakutan setengah mati saat tikus itu berlari ke arah pintu dapur.Setelah tikus itu pergi Luo Ling memungut sisa kendi yang telah berserakan. Han merasa bersalah, memang dia yang menjatuhkan kendi itu. Dia membantu Luo Ling meskipun enggan, Xiao Long bernapas lega. Namun senyumnya tak bertahan lama sebab dari kejauhan terdengar suara gaduh yang menggema di balai-balai dekat gerbang kampung.Dari sana seseorang datang membawa rombongan, mengumpulkan orang-orang yang saling berbagi tatapan bingung. Tak tahu-menahu apa yang sedang terjadi di sana.Laki-laki itu adalah orang yang semalam hendak menangkap Luo Ling. Xiao Long mengepalkan tangan, melihat Luo Ling mengintip di dekat pintu, wajahnya pucat pasi. Sementara Han menyusul di halaman semba
Han menyeret Luo Binghe dan cucunya keluar dari rumah yang sudah separuh terbakar meninggalkan Xiao Long dan musuhnya di dalam. Anak buah laki-laki itu terus mengejar Luo Ling, Han terpaksa membawa kabur gadis itu untuk sementara waktu hingga Xiao Long berhasil membereskan yang di dalam.Tiang-tiang kayu berapi jatuh di atas kepala mereka, Xiao Long memandang waspada pada musuh. "Apa maksudmu membawa orang tuaku? Memang kau tahu mereka siapa?""Ya, aku tahu. Karena dia mengatakan bahwa klanmu adalah klan yang sangat berbahaya dan harus dimusnahkan."Terkejut, Xiao Long menjawab cepat. "Kau tahu sesuatu tentang ayah ibuku-?" Wajahnya ragu saat melihat lawan mencebik, seolah-olah enggan memberi tahunya sesuatu."Siapa yang memberitahumu? Dan apa yang kalian sembunyikan dariku?""Kau bahkan tak tahu-menahu tentang kedua orangtuamu, heh?"Kenyataan itu benar adanya. Kematian kedua orangtuanya begitu cepat terjadi. Xiao Qizuan tak per
Kekuatan Dou Jin. Bayang-bayang hitam terlihat samar mendekat dari balik kobaran api. Tepat di belakang Paman Luo Ling yang telah tewas, Xiao Long dapat melihat sebilah pedang terjulur ke bawah penuh darah. Dou Jin berjalan pelan mendekat, seperti biasa langkahnya tegap dan juga pelan. Memiliki kharisma kuat serta kekejaman yang mengerikan.Dari tatapannya saja, Xiao Long sudah tahu Dou Jin tengah dilanda kemarahan besar. Laki-laki itu kemungkinan besar adalah bawahannya. Xiao Long yakin benar Dou Jin mengutus pria itu untuk membunuhnya. Dan kini suara seruan di halaman rumah mulai menghakiminya."Pembawa bencana! Pergilah dari tempat kami!""Bakar rumah ini, dia hanya akan membuat sial siapa pun yang tinggal di sini!""Bunuh!!!"Suara-suara berisik kembali mengisi sekitar, obor api dan juga minyak tanah yang dilemparkan para orang-orang kampung semakin memperbesar nyala api di rumah Luo Binghe. Sedangkan laki-laki tua itu hanya b
Jauh dari pemukiman penduduk, terdapat sebatang pohon tua yang amat besar. Di sana Han berhenti berjalan, dia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya pasrah. Tidak ada lagi tempat berteduh selain pohon ini. Semua orang telah membuang mereka."Bahkan kau yang manusia saja diasingkan seperti ini. Tak heran mengapa mereka memburuku.""Apa maksudmu?" Sahutan dari Xiao Long seketika itu juga membuat Han menutup mulut."Bagaimana dengan lukamu? Jangan memintaku menggendongmu sepanjang jalan, bodoh.""Aku sedang memulihkannya. Mungkin perlu waktu tiga jam agar tubuhku bisa bergerak lagi."Tak ada jawaban. Han hanya berdiam. Tubuhnya disandarkan pada batang pohon dengan kedua tangan di belakang kepala. Melihat langit biru yang begitu terik membakar wilayah perbukitan.Diam beberapa hingga Han kembali membuka pembicaraan."Kau tahu mengapa hari itu aku mendatangimu?""Karena kau kelaparan." Xiao Long menjawab asal.&nb
Han membetulkan posisi duduknya agar bisa duduk berhadapan dengan Xiao Long, "Katakan.""Pertama, aku ingin menemui nenek peramal yang telah mengatakan bahwa bencana dan penyelamat akan lahir. Aku yakin ada kesalahan di sana. Kedua, tentang ayah ibuku. Dan semua yang terjadi sebelum aku dilahirkan. Apa yang terjadi pada dan apa yang telah membunuh mereka."Ditariknya napas perlahan, "Dan terakhir-""Menjadi Sepuluh Terkuat," potong Han. Dia sampai bosan mendengarnya. Sementara Xiao menambahkan, "Dan menghentikan perang yang akan terjadi di saat itu tiba."Han sempat terdiam beberapa saat. Dia melihat sekitar. Lalu menunjuk ke arah sekelompok prajurit yang tengah berjalan mengiringi kereta kuda. Mereka semua bersenjata lengkap untuk mengantarkan penumpang di dalamnya."Lihatlah. Di Kekaisaran ini, untuk menjadi pendekar cukup sulit. Tidak ada pekerjaan karena semua tanggungjawab itu sudah diambil alih oleh prajurit-prajurit kekaisaran. Lal
Dulu Xiao Long sempat mempelajari tentang ilmu pengobatan. Tapi dia tak pernah melihat hal seperti ini. Pendekar yang seharusnya sedang meregang nyawa itu terbangun di saat keduanya masih kebingungan."Aku akan menjelaskannya nanti. Kalian ikutlah denganku. Sangat berbahaya jika terus di sini. Kalian pasti akan dibunuh oleh mereka."Sebelum tiba ke tempat laki-laki itu tinggal, mereka bertiga sempat kedatangan musuh pemanah. Hanya tiga orang, tapi setiap bidikan mereka nyaris tepat sasaran. Namun mereka bisa selamat dengan tangkisan.Butuh waktu lima jam untuk sampai ke sebuah tempat yang menyerupai desa, kali ini tempat itu jauh lebih menyedihkan dari semua tempat yang pernah Xiao Long lalui. Semua masyarakatnya mengenakan pakaian tambal, mereka memiliki banyak anak dan juga lansia. Saat laki-laki itu datang hampir semuanya keluar, kebingungan. Saling berebut tempat untuk melihat siapa gerangan dua anak muda yang datang bersama pendekar sewaan merek
Mendengar Xiao Long tiba-tiba menyelutuk, Qiu Ying berpaling ke arahnya. "Sekitar dua belas orang lagi. Tapi dua belas orang itu setara dengan tiga puluh orang. Bandit-bandit itu seperti singa kelaparan. Mereka akan turun ke gunung dan menyerang satu desa hanya untuk menemukan secuil makanan."Mata Qiu Ying beralih menatap pedang hitam di pinggang Xiao Long, sama halnya dengan Han yang menenteng sebuah pedang biasa. Dia mengambilnya dari penjahat yang hampir membunuh Qiu Ying semalam."Apa kalian juga pendekar?""Terlalu cepat mengatakannya," sangkal Han mengorek telinga. "Persetan dengan basa-basi kalian. Xiao Long, kita tidak bisa berlama-lama di sini. Kita harus pergi."Han beranjak keluar pintu dengan suara berisik, dia menjatuhkan beberapa gentong air dengan sengaja. Xiao Long tak beranjak dari tempatnya."Heh, curut! Memangnya kau mau apa di desa ini, tidak ingat bagaimana penduduk desa sebelumnya memperlakukanmu? Bisa-bisa kau dibaka