Share

Kebimbangan Balidipa

Pedang itu tidak ternyata tidak mengincar leher Mangkualam, melainkan tanah tandus biasa. Salah perkiraan sedikit, Mangkualam pasti sudah mati. Tapi Asoka memberi ampun pada pria rambut cepak.

“Jangan sombong hanya karena kau panglima di sini! Aku bisa saja membunuhmu, tapi aku sadar, aku hanya tamu. Kau masih berada di tingkat kahyangan menengah … menantangku adalah hal paling bodoh yang pernah kau lakukan!”

Asoka sekali lagi meludahi Mangkualam, kali ini tepat di lencana panglima yang selama ini dibangga-banggakan pria rambut cepak. “Kau terlalu cepat 20 tahun menantangku karena aku sudah menapaki tingkat naga awal. Seranganmu masih jauh dari kata baik, sebaiknya kau latih kembali nafas dan juga emosimu!”

Sebelum memasuki gerbang, Asoka berhenti sejenak, lantas bicara tanpa menoleh kepada Mangkualam dan para prajurit.

“Ingatlah bahwa di atas langit masih ada langit. Untuk ukuran pra

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status