“Ada urusan apa kamu berani menantangku?” tanya Jiang Shi, kedua matanya menatap tajam kepada Long Wan. “Jiang Shi, kamu harus mempertanggung jawabkan semua perbuatan keji yang telah kamu lakukan!” jawab Long Wan, sikapnya tetap tenang walau tadi tenaganya cukup terkuras saat melawan anak buah Jiang Shi. Kalau tidak menggunakan jurus Tarian Bidadari, tentu ia tidak akan sanggup melawan mereka semua. “Ha, ha hakim bukan, pejabat istana bukan eh tiba-tiba memintaku bertanggung jawab, rupanya kamu hanya seekor cecunguk yang ingin menjadi pahlawan” ledek Jiang Shi sambil tertawa ngakak. “Aku tidak pernah ingin menjadi pahlawan, akan tetapi semua kelakuanmun yang sudah melwati batas harus segera dihentikan!” jawab Long Wan. “Cih, sebelum mati katakan dulu dari perguruan mana kamu berasal!” titah Jiang Shi sambil menghentakan ujung tongkatnya pada sebuah batu besar di pinggir goa “Duk!” batu tersebut hancur berantakan. Long Wan siap siaga, dari gerakan Jiang Shi tadi ia tahu bahwa lawannya
“Wut!” Jiang Shi kembali menerjang Long Wan yang masih sibuk membetulkan kuda-kudanya. “Duk!” karena tidak sempat mengelak, Long Wan nekad menangkis serangan Jiang Shi, akibatnya tubuh Long Wan kembali bergetar hebat. Hal ini menandakan bahwa tenaga dalam Jiang Shi jauh di atasnya.Di saat Long Wan lengah, Jiang Shi melayangkan tendangannya dan mengenai dada Long Wan dengan sangat telak. “Buk!” Long Wan terlempar dan menubruk sebuah pohon sampai ambruk. Long Wan berusaha bangkit sambil memegangi dadanya yang terasa sesak dan panas.Jiang Shi mengerutkan keningnya, sebab lawannya masih bisa bangkit walau sudah terkena serangannya. lelaki tua itu mengakui, jika ia belum mempelajari kitab sihir di pulau terpencil, dirinya belum tentu bisa menandingi Long Wan. Namun kini, kesaktian Jiang Shi hampir setara dengan para datuk persilatan dari empat penjuru Tiongkok, bahkan kalau ia sudah menamatkan isi kitab sihir itu mungkin dirinya menjadi jago nomor satu di kolong jagat raya ini.Namun, ki
Kaisar Yang Che memerintah dengan sangat bijaksana, ia ingin membuktikan kepada rakyat bahwa dirinya memang layak menggantikan kekaisaran Hua yang bertindak sewenang-wenang dan menindas rakyat.Sudah lumrah, peralihan kekuasaan pasti mengorbankan banyak pihak baik dari pasukan Hua maupun gerakan pemberontak yang dipimpin Yang Che. Yang paling menyakitkan, masyarakat yang tidak tahu menahu urusan perang ikut menjadi korban. Apalagi setiap ada kerusuhan dan perhatian pemerintah tertuju pada perang, maka gerombolan penjahat ikut membuat kisruh suasana.Setelah perang selama bertahun-tahun, akhirnya Yang Che bisa naik tahta dan menjadi kaisar pertama kerajaan Beng. Bagi rakyat jelata tidak akan peduli siapa yang memerintah, yang diinginkan oleh mereka hanyalah bisa hidup tentram dan nyaman.Hal ini diketahui oleh kaisar Yang Che, maka dia bisa menjalankan roda pemerintahan dengan sangat baik dan iapun mendapatkan rasa hormat dan simpatik semua rakyat. Namun saat usianya hampir enam puluh
“Setelah ini nona akan pergi ke mana?” Yang Han melirik Li Mei yang masih menyandarkan punggungnya pada batu besar di pinggir sungai. “Jangan panggil nona, sebut namaku saja!” tegur Li Mei “Baiklah nona, eh Li Mei” Yang Han tersipu “Dengan begini terasa lebih akrab, sebab aku tidak suka bertele-tele!” ucap Li Mei.Yang Han menganggukan kepalanya, ia tahu gadis di hadapannya bukanlah wanita sembarangan melainkan seorang jago silat yang terbiasa berkelana di alam bebas. “Mungkin aku akan pergi ke utara untuk meluaskan pengalaman” Li Mei sengaja tidak menyebutkan bahwa sebenarnya ia ingin mencari gurunya yang sudah lama tidak kembali, bahkan kabarpun tidak ada.Yang Han dan Li Mei terus bercakap-cakap sampai menjelang sore. Ketika matahari sudah condong ke ufuk barat, Li Mei berpamitan dan tanpa menoleh lagi ia segeraa berkelebat dan meninggalkan Yang Han duduk termenung di tempat itu.“Luar biasa!” Guman Yang Han. Ia benar-benar kagum dan tertarik kepada Li Mei, selain cantik gadis itu
Setelah berlatih di bawah bimbingan Tabib Lo, Long Wan melanjutkan perjalanan ke daerah utara yang tandus dan gersang. Tempat itu sangat jauh dan berbahaya, dan di luar kekuasaan Kaisar Beng. Di sanalah tempat para buronan, perompak dan segala macam penjahat berkumpul.Long Wan kini telah tumbuh jadi seorang pemuda yang benar-benar matang baik fisik maupun batinnya. Dalu, walaupun ia cukup hebat namun karena mempelajari ilmu silat secara mandiri maka banyak gerakan yang salah. Berbeda dengan sekarang, Tabib Lo sangat lihai dan mengerti seluk beluk perguruan silat Kuil Rajawali, karena pada dasarnya ilmu silat Tabib Lo, Pendeta To dan Yin Long memiki satu rumpun akar yang sama sebab ketiganya merupakan satu perguruan dari seorang petapa sakti beberapa puluh tahun yang lalu.Long Wan terus berjalan menyusuri jalan setapak, di antara rerumpunan pohon bambu. Saat itu matahari tepat berada di atas kepala, namun cahayanya tidak mampu menerobos sela-sela daun bambu yang rimbun.Sepanjang jal
“Dasar nasib, hidup tersiksa dan matipun tidak bisa!” ratap wanita tadi sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. “Sudahlah nyonya, tidak baik meratap seperti itu!” Long Wan duduk di samping wanita tadi. “Kamu tidak tahu apa-apa, dasar orang asing seenaknya berbicara” hardik wanita tadi.Long Wan tersenyum, dia jadi teringat kepada Li Mei saat membuat Lin Lin marah. “Lebih baik marah daripada putus asa!” ucap Li Mei waktu itu saat ia menanyakan alasan mengapa gadis itu mengaku-ngaku hamil di hadapan Lin Lin.“Nyonya, aku memang tidak tahu apa masalahmu. Akan tetapi melakukan tindakan bunuh diri adalah adalah suatu kebodohan!” kata Long Wan “Di alam sana, kamu tidak akan bisa berkumpul dengan anakmu karena ruh orang yang bunuh diri tempatnya terpisah. Dan di dunia ini, orang-orang yang membuat anakmu meninggal masih bisa tertawa cekikikan dan bersenang-senang. Apa anda reala seperti itu?”Mendengar ucapan Long Wan, sejenak wanita tadi termenung dan menghentikan tangisanya.
“Trang!” Long Han menyentil ujung pedang milik A Hay. Walaupun gerakannya terlihat sederhana namun akibatnya sangat luar biasa, A Hay berteriak kesakitan dan pedangnya jatuh ke atas tanah. “Kurang ajar!” A Hay meringis kesakitan sambil memegangi tangan kanannya yang terasa kesemutan.“Dasar bodoh!” ucap Long Wan sambil melintangkan kedua tangan di depan dadanya. A Hay mendelik, kemudian memberikan isyarat agar teman-temannya mengeroyok Long Wan.“Cukup, kamu sudah menghinaku melebihi seorang wanita penghibur, dan sekarang kamu ingin mencelakakan orang yang sudah menolongku!” teriak Ling Ling, akan tetapi ucapannya sedikitpun tidak dipedulikan oleh A Hay, sebab hatinya terbakar amarah dan rasa cemburu.“Enci, pergilah ke tempat yang aman!” ucap Long Wan, tubuhnya segera berkelebat ke arah teman-teman A Hay yang hendak mengeroyoknya. “Wut, desh!” walaupun hanya menggunakan tangan kosong, akan tetapi Long Wan dengan sangat mudah merobohkan para pengeroyoknya padahal mereka menggunakan sen
“Ada apa, Long Wan!” A Hay menarik tangan Long Wan “Tidak apa-apa, aku hanya merasa terharu sebab selama ini hidup sebatangkara, tidak memiliki seorangpun keluarga!” Long Wan memalingkan wajahnya karena tidak ingin ketahuan sedang meneteskan air mata.A Hay melirik ke arah istrinya kemudian ia menganggukan kepala, walau tanpa sepatah katapun keduanya kompak memeluk Long Wan. Tentu saja pemuda itu terperanjat dan hendak meronta, akan tetapi Ling Ling dan A hay memeluknya erat-erat.“Tidak perlu bersedih, anggap saja kami berdua kakakmu!” bisik Ling Ling “Kamu telah mengembalikan ikatan rumah tangga kami berdua yang hampir putus dan hancur berantakan. Oleh karena itu jangan tanggung, anggaplah kami sebagai kakak atau saudaramu, Long Wan!” A Hay menguatkan perkataan istrinya.“Terimakasih, enci, koko!” Long Wan tersenyum “Mari pulang, setelah makan kita pergi ke kuil dan melakukan upacara pengangkatan saudara!” ajak Ling Ling sambil menarik tangan Long Wan. Long Wan menganggukan kepala,