Share

50. Jangan Dekati Anakku!

Suara tangis Cilla disambut bahagia oleh Mbak Aira. Dia yang semula sedang rebahan menonton televisi bersamaku kini langsung berlari ke kamar.

"Akhirnya kamu bangun, Sayang," ucapnya sambil berlari ke kamar.

Aku hanya terkekeh melihatnya. Memang sudah cukup lama Mbak Aira tak datang main ke rumahku. Jadi, pasti kali ini ia begitu merindukan Cilla. Melihat kasih sayangnya sebagai seorang ibu, aku sangat berharap semoga saja Mbak Aira segera diberi kepercayaan untuk menjadi seorang ibu juga.

Sore hari Mbak Aira pulang. Ia tentu harus menyambut kepulangan Mas Alan di rumah. Kepulangannya itu membuat suasana hangat di rumah ini kembali redup. Ya, rumah ini kembali seperti biasanya, sunyi dan sepi.

Aku mulai melakukan rutinitas sore hari seperti biasa. Memandikan Cilla dan menyetrika pakaian. Hingga malam mulai menjelang, saat aku sedang mengambil wudhu di kamar mandi untuk melaksanakan shalat isya, tiba-tiba lampu mati. Entah memang ada pemadaman atau bagaimana. Setelah menyelesaikan w
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status