Share

Pemenang Sesungguhnya

“Can, kamu nggak apa-apa?” Mas Jimmi(n) datang. Dia kasih aku handuk kecil sama air mineral.

“Hampir babak belur, Mas.” Jawaban dariku, walau sebenarnya udah bonyok juga. Udah pakai pelindung aja sakitnya tembus sampai ke tulang. Bayangin nggak pakai pelindung.

“Ronde pertama kontingen Korea menang, ya? Kalau ronde kedua dia juga yang menang, artinya medali emas sama mereka?” tanya Mamas.

“Iya, Mas.” Tapi aku akan berusaha sekuat tenaga supaya dapat emas kali ini.

“It’s okey not to get gold, Can. Nggak semua perlombaan harus kita menangkan. Ada namanya perlombaan itu lebih memberi kita pada pelajaran hidup.”

“Mas, ngomong gitu, kan, udah dapat banyak emas?” Kok, dia bukannya ngasih aku semangat biar dapat emas, ya. Aneh Mamas, ah.

“Kamu, kan, lihat ada juga perak sama perunggu. Yang jadi juara favorit ada juga, malah yang cuman jadi peserta juga ada, Can. Semua tahapan sudah Mas lewatin. Apa pun hasilnya yang penting kita sudah semaksimal mungkin. Kamu udah usaha habis-habisan. L
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status