Share

Temulawak

“Tolong minta bill tagihan yang meja 20 itu?” pintaku pada waitrees.

Gusti Allah paringi kulo kewarasan. Habis kena tipu karyawan sendiri. Terus traktir tiga orang yang datang malah satu batalyon.

Aku cek saldo, mengsad sekali. Bisa, sih, minta sama Papa, tapi kapan aku mandirinya kalau disokong terus?

“Chef, yang meja 20 orang itu udah dibayar, terus yang lain pada bayar sendiri-sendiri, gitu katanya.” Aku jadi nggak enak hati dibuatnya. Tapi aku udah nggak sanggup lagi buat ke meja.

“Layani tamu dengan baik, jangan lupa kasih acar dan terserah, deh, pokoknya ngggak ada lagi review buruk atas restaurant kita.” Aku masuk ke ruanganku.

Di sana aku menutup mata, menaikkan kaki ke meja dan turu bentarlah. Ngantuk, mager, capek, semua rasa berbaur menjadi satu.

Kali ini biarlah restaurant diurus karyawan. Bener kata Papa, aku butuh refreshing sejenak. Tapi ke mana, ya? Habis lebaran bagusnya.

Soalnya pas ramadhan dua tahun dan setahun lalu, resto selalu ramai sama warga dari timur t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status