Di sebuah klub malam yang sangat terkenal mewah dan megah, sengaja Arga ingin mengadakan pesta pernikahan bersama teman sesama anak pengusaha kaya ataupun teman rekan bisnisnya.Lelaki tampan nan rupawan itu telah memesan sebuah tempat khusus untuk mereka berpesta nanti. Ya, sudah biasa pria tersebut memang senang sekali melakukan berpesta ria ataupun berfoya-foya dengan cara berdugem, meminum minuman keras dan bahkan bermain perempuan juga di sana.Nampak sekumpulan para tamu undangan sudah mulai berdatangan memenuhi ruangan VVIP yang memang dikhususkan hanya untuk orang-orang dari kalangan elite saja yang bisa masuk ke sana.Orang-orang tersebut ada yang datang bersama pasangannya dan ada juga yang datang hanya bersama teman-temannya saja alias para jomblo yang belum mempunyai pasangan ataupun istri.Sembari menunggu sang empu yang menyelenggarakan pesta mewah ini. Semua orang itu kini sudah tampak sibuk mulai menikmati pesta tersebut. Ada yang sedang mengobrol saling menyapa dan b
Terlihat seorang pemuda yang ketampanannya tak kalah tampan dari atasanya itu bangkit dari tempat duduknya."Bro, ijin mo ke toilet dulu, ya," ucap pemuda itu."Woy, mo ngapain kamu ke toilet?" sambar laki-laki berjas coklat cengengesan. "Jangan bilang kalau kamu mau ngintilin si Larissa," celetuknya asal."Sialan, lu! Kalau punya mulut jangan asal ngomongnya, woy! Ngapain juga aku ngintilin dia?" sungut Reza berpura-pura kesal. "Udah, ah! Aku kebelet kencing tau!""Hahaha ...." Para kumpulan pemuda itu langsung tergelak melihat kekesalannya.Sementara pemuda yang berkemeja putih dan berjas hitam itu bergegas ingin segera pergi ke kamar kecil yang letaknya cukup lumayan jauh dari tempat ia berada tadi. Dengan sedikit mempercepat langkahnya, tanpa sengaja ia malah melihat pemandangannya yang tak terduga di depan toilet wanita.Dari kejauhan ia melihat ada dua orang wanita yang tampak sedang beradu mulut. Terlihat dengan jelas kalau keduanya sedang berdebat yang entah meributkan soal ap
"Nayla?! Oh, jadi nama gadis itu adalah Nayla. Hem ... cantik juga namanya, sama seperti orangnya." Tanpa sadar lelaki tampan berambut klimis itu tersenyum tipis membayangkan betapa cantiknya wajah gadis yang telah ia ambil keperawanannya beberapa hari yang lalu.Namun, beberapa detik kemudian Arga langsung tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Cih, kenapa aku malah jadi kayak orang gila begini sih? Mana senyum-senyum sendiri lagi," gumamnya."Ok, sekarang aku udah tau siapa nama cewek itu. Dan mulai sekarang, NAYLA nama itu akan selalu kuingat sampai kapanpun juga! Hingga akhirnya aku bisa menemukanmu nanti, nama itu akan kusimpan di dalam ingatanku ini! " batinnya menyeringai.Kemudian lelaki itu kembali fokus menatap gadis yang dalam setengah sadar itu sedang cekikikan tidak karuan di atas ranjang. Lalu, ia pun ingin melanjutkan sesi tanya jawabnya kembali."Oh, jadi ... gadis itu namanya Nayla? Lalu, di mana dia sekarang?" tanyanya lagi."Hahaha ... gadis itu -- sekarang sudah pe
Brugh!Dengan tidak sabar Larissa langsung mendorong tubuh suaminya ke atas ranjang. Lalu ia segera menindihnya."Woy-woy, sabar La-- mm-mmght!" Lelaki itu tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi. Karena perempuan yang ada di atas tubuhnya itu kembali membekap bibirnya lagi dengan sangat bringas dan penuh nafsu.Terlihat jelas kalau wanita itu sudah cukup mahir ataupun berpengalaman dalam melakukan hal tersebut. Sehingga membuat Arga merasa sangat yakin kalau wanita yang telah berstatus sebagai istrinya ini pastilah sudah tidak virgin lagi.Berbeda dengan Nayla, si Larissa palsu itu sungguh jauh berbeda denganya. Gadis itu terlihat begitu polos, pemalu dan bahkan tidak seagresif wanita ini."Ah ... sial! Kenapa di saat seperti ini saja, aku masih terus teringat dengan gadis itu?" rutuk Arga membatin.Hingga tanpa terasa, Larissa sudah mulai mempreteli semua baju yang menempel di tubuh kekarnya itu. Lalu dengan kecuphan-kechupan kecil wanita itu menggerayangi dan mencubunya. Sehingga lam
Keesokan paginya.Reza yang semalam lebih memilih untuk tidur di sofa itu merasa terganggu. Ketika indra pendengarannya seperti menangkap suara ketukan pintu yang cukup keras memekakkan telinganya.Tok-tok-tok!Sehingga membuat pria yang berusia 23 tahunan itu terbangun, dan mau tidak mau ia harus segera membukakan pintu."Ya, tunggu sebentar!" serunya. Dengan sangat malas pria berkulit sawo matang itu bangkit dari sofa dan mulai berjalan mendekati pintu."Ih ... siapa sih? Pagi-pagi begini udah datang ke sini? Ganggu aja!" sunggutnya kesal.Ceklik!Begitu ia membuka pintu, ia melihat ada seorang pria yang memakai jaket kulit dan kaca mata hitam sedang berdiri tepat di depan pintu."Pagi, Bos!" Dengan cengir kuda pria itu menyapanya."Eh, kamu, Jo. Pagi-pagi udah ganggu aja!" dengus Reza sembari ngeloyor masuk ke dalam kamar lagi."Ya, Sorry, Bang Reza! Saya hanya melaksanakan perintah dari si Big Bos Arga." Pria bernama Johan itu mengekor masuk ke dalam kamar.Namun, begitu mereka sa
"Kalau Tuan ada fotonya dengan gampang kita pasti bisa menemukannya," kata Johan."Nah, itu dia permasalahannya. Masalahnya si Bos kita ini gak punya fotonya, Jo," sahut Reza."Lah, kok bisa?" Johan merasa kebingungan."Ah ... udahlah, ceritanya panjang. Pokoknya aku gak mau tau, kau harus terus cari infomasi tentang si Nayla itu. Kau, "kan bisa tanya-tanya orang yang bekerja di rumah itu, di mana alamat tinggalnya dulu dan segala hal yang berhubungan dengan gadis ìtu. Mengerti?""I-ya baik, Bos.""Ya sudah, kau boleh pergi sekarang!" usir Arga. "Dan ingat, kalau ada apa-apa, kau harus segera melaporkannya padaku!" titahnya lagi."Baik, Bos. Kalau begitu saya permisi.""Hemm." Arga mengangguk dengan malas.Kemudian lelaki berjaket kulit itu memakai kembali kaca mata dan topi hitamnya lagi. Setelahnya ia pun meninggalkan tempat tersebut."Bang, apa kau sudah tau apa alasan Larissa melakukan itu semua terhadapmu, Bang? Em ... maksudku, kenapa si Larissa itu malah menggunakan pengantin p
Pada akhirnya mau tidak mau dengan sangat terpaksa Larissa mau menandatangani kontrak perjanjian itu.Setelah selama 1 minggu mereka tinggal di salah satu hotel milik keluarganya. Sepasang pengantin baru itu akhirnya pulang ke kediaman keluarga Pak Bagas Dewantara. Berarti itu rumahnya Arga juga. Yang berada di salah satu kawasan elit di kota Jakarta.Lalu setelah setengah jam kemudian, mereka kini telah sampai di depan sebuah bangunan rumah yang besar dan megah. Larissa merasa sangat terkagum-kagum begitu melihat rumah tersebut. Rumah yang ada di hadapannya ini jauh lebih besar dan megah dari tempat tinggalnya dulu yaitu rumah kedua orangtuanya.Begitu memasuki gerbang besar, ia langsung disuguhi pemandangan halaman hijau yang sangat luas. Di tengahnya terdapat taman bunga yang indah. Ada jalan di sisi kanan kirinya yang menuju tempat parkir khusus yang bisa menampung banyak mobil. Ada sebuah bangunan yang berdiri kokoh di sana. Rumah besar yang megah dengan kesan luxury.Begitu mem
Nayla Putri Anissa, gadis berparas cantik berusia 21 tahun ini adalah gadis yang kalem, baik hati dan juga sederhana itu merupakan anak tunggal dari pasangan Pak Darto dan Bu Salamah.Semasa kecilnya ia dibesarkan oleh sang nenek yang tinggal di sebuah desa kecil yang ada di kota Jogjakarta. Sementara kedua orangtuanya bekerja sebagai sopir pribadi dan pembantu rumah tangga di Jakarta.Namun, sekitar 4 tahun yang lalu, sang ayah mengalami kecelakaan mobil hingga meninggal dunia. Sehingga membuat Ibunya merasa syok dan sangat terpukul. Bahkan karena rasa sedihnya itu, wanita paruh baya itu sampai mengalami depresi dan gangguan jiwa.Dan, semenjak itulah Nayla yang pada saat itu masih berusia 17 tahun harus menanggung beban hidup sang ibu hanya seorang diri saja.Lalu setelah satu tahun berlalu, sang nenek pun meninggal dunia. Sehingga lengkaplah sudah rasa sedih yang menerpanya. Belum hilang rasa pilu karena kehilangan sang ayah dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kini gadis itu me