"Kita mulai?" tanya Aiden untuk ronde ke dua mereka. Ya, waktu yang tidak terasa berlalu telah menghantarkan mereka berdua ke ronde kedua mereka.
Dengan nafas yang tersengal-sengal dan dada yang naik turun, Gwen tersenyum tipis pada Aiden. "Mau lanjut atau interview dulu?” tanya Gwen jahil pada Aiden sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Aiden.
“Aku baru tahu kalau kau senakal in nyonya Gavin.” Balas Aiden yang saat ini telah mengukung Gwen dengan kedua lengannya.
Gwen tersenyum dan menarik Aiden untuk lebih dekat dengannya. “Aku nakal, karena guruku yang mengajarkan ku untuk nakal. Kalau kau tidak nakal maka aku pun pasti tidak akan nakal!” Ucap Gwen dengan nada nakal sembari sesekali sengaja menyentuhkan bibirnya ke bibir Aiden.
Aiden menajamkan mata menikmati keisengan sang istri. Kini semua perasaaan ragu dan malu yang menyelimuti dirinya dan Gwen, sudah benar-benar menghilang. Yang tersisa ha
"Aaah...Aiden....Aaaaaaaahhh!!"pekiknya menahan kenikmatan yang Aiden berikan.Aiden terus menyusup lebih dalam dan lebih dalam ke setiap lapisan lembah itu, membuat tubuh Gwen bergerak tidak beraturan karena memang kenikmatan yang Aiden berikan tidak bisa ia tahan.Hingga tanpa sadar Gwen menarik rambut Aiden bahkan menggerak-gerakkan pinggulnya menuntun Aiden ke tempat yang Gwen inginkan untuk Aiden sentuh."Aiden!!" pekik Gwensaat rasa yang begitu kuat terasa menjalar ke seluruh tubuhnya dan cairan yang deras keluar dari lembah itu.“Sluuurb .. ”Aiden menjilat habis semuanya.Dengan nafas yang tersengal-sengal Aiden memegangi lutut Gwen yang masih dalam keadaan tertekuk."Kau mau coba di atas sayang?" Aiden mencoba mengajari hal baru pada Gwen."Maksud mu?" tanya Gwen, karena otaknya belum bekerja sempurna kesulitan mencerna apa yang Aiden maksudkan."Aku bertanya, apa kau mau coba gaya women in top, sayang??
"Apa yang sedang kau pikirkan sayang?" Tanya Aiden pada Gwen yang sedang termenung di taman belakang kediaman Aiden. "Aku teringat pada ibuku. Aku ingin membawa ibu untuk tinggal bersama kita." Sebut Gwen sambill melihat jauh ke hamparan bunga-bungan di depannya. "Kalau begitu, tunggu apa lagi? Kita ajak ibu pindah ke sini. Toh ini rumah ibu jugakan?" Aiden memegang kedua lengan Gwen dari belakang kemudian mengecup kepala Gwen. "Permasalahannya, aku sudah mengajak ibu untuk tinggal bersama kita. Tapi dia tidak mau. Alasannya sangat klasik. Dia ingin tinggal di mana suaminya tinggal. Padahal suaminya sama sekali tidak pernah memperdulikannya. Ibuku bodoh sekali kan, Aiden." Ucap Gwen terdengar kesal. Aiden pun mengambil posisi duduk di sebelah sang istri. Dia ambilnya tangan mungil milik istrinya itu lalu dikaitkannya jari - jari mereka. "Ibumu bukan bodoh sayang. Bukankah memang tugas seorang istri untuk selalu ada di samping suaminya? Jadi wajar kalau ibu mengatakan hal itu padam
***Kejadian hari kemarin cukup memberikan Aiden pelajaran yang sangat berarti. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menjahili Gwen di saat- saat sensi Gwen. Aiden benar-benar kapok. Bahkan setelah kembali ke rumah nya, Aiden tidak berani untuk meminta macam-macam padaGwen disaat malam tiba.Gwen mematikan lampu kamar, dan Aiden pun langsung memejamkan mata.Pagi ini, Aiden melihatGwen sudah kembali seperti biasa. Tersenyum sumringah menyapa para pelayan yang bekerja di pagi hari. Tapi satu hal yang terlihat sedikit berbeda dengan sang istri setelah Aiden perhatikan, that isGwen pagi ini terlihat sangat rapi seolah-olah Gwen akan pergi ke suatu tempat."Apa kau akan pergi keluar, sayang?" tanya Aiden saatGwen meletakan sarapan Aiden di depan Aiden."Ya, begitulah sayang. Apa Rery tidak mengatakan pada mu kalau Diana (Manage Gwen yang baru) mendapatkan sebuah kontrak iklan untukku." Jawab Gwen dengan wajah yang t
Aiden pagi itu menyempatkan diri untuk mengantar Gwen ke hotel tempatGwen akan bertemu dengan pihak perusahan yang akan menggunakan jasaGwen sebagai bintang iklan perusahaan mereka."Sampai di sini saja. Aku akan masuk sendiri ke dalam." Pamit Gwen sembari melepaskan seat belt dan juga mengambil tasnya. Walaupun pikirGwen, tidak mungkin Aiden akan repot- repot untuk mengantarkannya hingga ke dalam tapi untuk sekedar basa basi, ya sudahlah.Namun di luar dugaan, ternyata Aiden malah ikutan turun dari mobil saatGwen turun."Loh?" TanyaGwen singkat saking heran karena sang suami ikut-ikutan turun."Kenapa? Ayo ke dalam." Aiden bukannya memberikan jawaban atas pertanyaanGwen malah mengajakGwen untuk masuk."Hei ! Tuan muda Skyleden Gavin Junior tunggu dulu. Kau jawab dulu pertanyaanku? Kenapa kau malah ikut-ikutan turun? Bukannya pagi ini kau juga ada rapat di kantor? Untuk apa kau juga ikut-ikutan turun dan me
"Tuan Muda Aiden, mau sampai kapan kau melihat ke arah ruangan sebelah? Kau terlihat seperti seekor singa lapar yang siap menerkam targetnya."Sindir Rery sambil membereskan beberapa dokumen rapat.Aiden tidak menjawab. Matanya hanya melirik Rery sebentar lalu kembali fokus ke Kenzo yang masih betah rapat di dalam sana padahal ini sudah dua jam berlalu. Tapi rapat di ruangan nya Kenzo tidak kelihatan hilal kapan akan berakhir nya. Ini sungguh membuat Aiden kesal.Ingin rasanya Aiden menerobos dan duduk di sebelah Gwen agar Kenzo berhenti melihat ke arahGwen. Tapi Aiden masih memikirkanGwen. Apa yang akan rekan-rekan kerjaGwen katakan jika Aiden melakukan apa yang ada di dalam pikiran Aiden tadi?? Akhirnya ia batalkan.Jadi sebagai gantinya, Aiden akan terus berdiri di dalam ruangannya sambil melihat ke ruangan sebelah. Walaupun masih terlihat aneh, tapi paling tidak dia masih berada di dalam ruangannya sendiri. Tidak akan ada yang bisa mengusirn
Semakin mendekati pintu masuk ruangan di mana Aiden dan Rery berada, langkah kaki Gwen dan Diana pun semakin pelan seolah mereka menyadari kalau ada awan gelap dengan sambaran-sambaran petir yang telah siap menanti mereka di sana."Kau masuk lebih duluGwen." Dorong Diana, pelan."What? Kenapa harus aku? Kau yang adalah manager ku! Kau lah yang berjalan lebih dulu. Bukannya selama ini aku hanya selalu mengikutimu."Gwen langsung berputar ke belakang. Mana mau dia masuk duluan ke dalam ruangan itu."Itu tidak berarti untuk saat-saat seperti ini. Kau yang masuk duluan dan aku setelah diri mu." Kali ini Diana pula yang berlari ke belakangGwen."Kalau begitu kenapa kita suit dulu. Yang kalah dia yang duluan masuk." UsulGwen. Disaat- saat kepepet seperti ini, otakGwen memang sangat bisa untuk di andalkan.Gwen dan Diana pun telah bersiap untuk suit, dan tepat saat keduanya bersiap untuk mengeluarkan jari pilihannya, Aiden dan
Melihat mobil Rery tidak muncul-muncul di belakang mereka, Aiden pun memutuskan untuk berbalik arah. Aiden khawatir terjadi apa-apa pada asistennya itu.Ya, walaupun semua musuh telah di singkirkan tapi bukan berarti keadaan telah aman sepenuhnya.Mr. D mengatakan kalau pasti ada pihak yang sangat berkuasa di balik semua kejadian ini. Tidak mungkin bibi Aiden mampu melakuan semua ini serapi itu.Pasti ada pihak yang membantunya. Dan pihak itulah yang sedang di selidiki oleh Mr. D serta teman- teman Aiden lainnya."Loh! Loh! kok putar arah?" tanya Gwen heran saat Aiden putar arah."Aku mau cek Rery dan Diana. Kenapa mereka belum muncull juga." Jawab Aiden lalu memacu laju mobilnya mencari keberadan mobil Rery dan Diana yang sedari tadi berada di belakang mobil mereka."Itu! Bukankah itu mobil nya Rery!" Sebut Gwen sambil menunjuk ke sebuah mobilFerrari California T yang parkir cantik di tepi jalan sembarangan."Apa yang terjadi?
Aiden yang tadi nya mau menghukum Gwen karena kontrak kerja baruGwen dengan Kenzo, malah teralihkan karena pernyataan Rery yang mendeklarasikan kalau dia akan menikahi Diana besok. Ya Besok!! Tidak minggu depan, bulan depan atau pun tahun depan. Besok! Besok Rery akan menemui bibinya Diana, lalu melamar Diana dan sekaligus menikahii Diana.Permasalahannya!! Diana sendiri belum menyetujui ide gila Rery tersebut.Bagi Diana menjadi pacar Rery saja masih terawang-awang di dalam pikiran nya. Bagaimana pun, hubungan mereka sebelumnya adalah sahabat. Ini sedikit aneh dengan perubahan yang sangat dadakan ini.Status Diana dan Rery berubah menjadi pacaran setelah pacar Diana yang bernama Toni ketahuan selingkuh, lalu menghina Diana, palying victim menyalahkan Diana, seolah-olah karena Diana lah dia akhirnya selingkuh.Toni juga mengatakan kalau bukan dirinya, maka tidak ada satu pria pun di dunia ini yang akan mau, rela dan redho menjadi pasangan Diana.