"Aku bisa menjamin seratus persen (100%) kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisinya yang tidak bisa berjalan saat ini." Sambung Wen yang langsung mendapatkan kan tatapan mata penuh curiga dari orang-orang di tempat itu. Bagaimana mungkin orang-orang tidak menatapnya penuh curiga, secara apa yang keluar dari mulut nya mengundang kecurigaan semua orang. Apa jangan-jangan Wen punya affair dengan Aiden? . Itu bisa saja terjadi toh!!! Secara dulu Aiden memang sering mengunjungi keluarga Meteo. Entah untuk bertemu Angela atau pun Roland. "Apa jangan-jangan kau...." seru Margaret mengambang.Menyadari hal itu, buru-buru Wen mengklarifikasi apa maksud ucapan nya barusan. "Hei! Tunggu! Kalian semua jangan berburuk sangka pada ku! Adapun maksud perkataan ku barusan adalah aku tahu kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisi yang tidak bisa berjalan saat ini, karena semalam aku dan adik Natalie diam-diam pergi mengintip kamar ke dua pengantin. Yakni kamar An
"Sudah tuan. Aku sudah memastikan nona Gwen tidak ikut pulang bersama kita. Tadi aku sengaja membuat ibu nona Gwen sakit perut." Ucap pria tersebut."Bagus sekali." Ujar Theodor lalu masuk ke dalam mobilnya.Semua kini orang terlihat masuk ke dalam mobil mereka masing, termasuk Aiden juga masuk ke dalam mobil Aiden..Theodor yang melihat Aiden masuk sendirian ke dalam mobil tanpa ada nya Gwen, merasa sangat senang. "Kita jalan duluan."Perintah Theodor setelah yakin Gwen tidak ada di dalam mobil Aiden.***Gwen berlari menuju ke mobil Aiden dan mengatakan pada Aiden kalau ibunya sakit.Aiden yang mendengar hal tersebut tanpa di sangka langsung turun dan memerintahkan supir nya beserta rombongannya untuk pergi lebih dahulu karena dia dan Gwen akan ke rumah sakit untuk mengantar ibu Gwen bersama Rery.Tidak lama selang rombongan Theodor meninggalkan rumah kediaman keluarga Meteo, akhirnya rombongan Aiden pun berangkat, tanpa ada nya Aiden di dalam mobil itu."Jo! Kita berjalan agak santa
Karena ini terlihat sangat rahasia, jadi Gwen memutuskan untuk tidak bertanya apapun pada si penyampai pesan. Apalagi wanita itu tadi mengatakan kalau nyawa Aiden dalam bahaya. Tanpa berkata-kata apapun lagi, Gwen menoleh pada wanita itu sambil mengangguk kecil, menandakan kalau Gwen paham akan pesan yang disampaikan padanya, walaupun sebenarnya dia belum terlalu paham apa yang harus dia lakukan. "Bu, aku akan mengantarkan ibu pulang ke rumah ya. Dan aku minta pada ibu, jangan katakan apapun pada orang-orang mengenai Aiden." "Jangan sampai ada orang -orang yang tahu, kalau Aidenlah yang mengantar kita ke rumah sakit. Karena saat ini nyawa Aiden dalam bahaya bu." "Satu lagi, tolong sesampainya di rumah ibu ingat tiga kata ini DIAM-AMATI -BERAKTINGLAH." bisik Gwen. Ibu Gwen mengernyitkan dahi nya. Tapi seolah tahu situasi sedang urgent, ibu Gwen pun mengangguk, "baiklah, ibu paham." Gwen pun mengantarkan ibu nya pulang ke kediaman keluarga Meteo. Dan setelah meminta orang -orang
"Gwen? Bangunlah." Untuk ke sekian kali nya Theodor mencoba membangunkan Gwen tapi hasilnya nihil. "Theodor, sebaiknya Gwen kita bawa ke kamar nya. Di sini terlalu banyak orang." Saran Bridgette- terdengar sangat cemas. "Bibi benar." Theodor pun ingin mengangkat tubuh kecil dan mungil Gwen ke kamar Gwen.. "Apa dia mau mengangkat ku sekali lagi?! Tidak-tidak! Aku tidak akan membiarkan tangannya menyentuhku!" Seru Gwen dalam hati. "Aku harus berbuat sesuatu.."Pelan-pelan Gwen membuka mata tepat disaat Theodor akan menyentuh punggung Gwen untuk bersiap akan mengangkat Gwen. "Ahk-! Kepalaku terasa sangat pusing." Ujarnya sambil bergumam kecil dengan mata yang masih belum ingin dia buka dan dahi yang sengaja Gwen buat berkerut. "Kau sudah sadar Gwen?" tanya Theodor dengan sangat lembut. "Aiden? Kau kah itu?" Tanya Gwen, pura-pura menyangka Theodor sebagai Aiden. "Aku Theodor, Gwen. Bukan Aiden. Aiden masih belum ditemukan." Gwen merasa ini lah saat nya untuk membuka matanya. "Ai
"Awalnya aku memang mengira mereka berdualah dalang di balik semua ini, karena merekalah yang mendapatkan keuntungan langsung dari hal buruk yang menimpa ku." Balas Aiden. "Tapi kemudian aku juga berpikiran sama dengan Mr. D mengenai kecelakaan dua tahun lalu. Dan di tambah lagi dengan kecelakaan hari ini. Fix, tidak mungkin ini keluar dari otak minim nya Theodor."Ujar Aiden selanjutnya. "Kau benar Dens, untuk melihat pergerakan musuh ku maka aku harus memancing dia untuk terus mencelakai ku. Dan cara nya hanya satu, aku harus selalu terlihat di hadapan nya." Sambung Aiden dengan wajah serius. "Bak memancing seeokor hiu raksasa di film-film untuk dibidik oleh TIM mu, kau harus bersedia menyayat tanganmu supaya berdarah dan memancing hiu itu keluar dan menghampirimu." Dennis pun membalas tatapan tajam Aiden. "Dan itu lah yang saat ini kau harus lakuan Aiden." Sambung Dennis dengan nada serius. "Aku harus bersedia menjadi target mereka berkali-kali untuk melihat pola mereka dan cara
Di tempat lain terlihat Aiden sedang menikmati teh pagi hari nya sambil memegang handphone melihat apa yang sang istri sedang lakukan setelah tadi malam Aiden secara diam-diam masuk ke dalam kamar dan memindahkan Gwen dari kantung tidur Gwen ke tempat tidur Aiden. Walau tidak sempat berbaring di samping Gwen, paling tidak Aiden sempat mencuri satu kecupan di kening si rubah kecil yang licik itu. "Aku tidak menyangka, Angela sebenci ini pada Gwen." Ucap nya setelah melihat semua drama adik tiri yang dizolimi secara live di handhpone nya itu. Aiden langsung menelpon Rery. "Rery! tolong kau atur kontrak eksklusif untuk model di Berlian Cosmetik. Hubungi dirut nya. Dan katakan untuk merekrut Gwen. Kalau mereka menolak maka ancam mereka. Katakan aku tidak akan meneruskan kontrak ku sebagai penasehat perusahan mereka." Perintah Aiden. "Baik Tuan Muda Aiden." Jawab Rery. "Dan ya! Apa kau sudah melakukan apa yang aku minta?" tanya Aiden memastikan sesuatu. "Sudah tuan! Seharusnya pagi i
"Aiden?" Seru Gwen yang benar-benar tidak menyangka kalau di dalam ruangan direktur itu, dia akan bertemu dengan Aiden. "Apa dia- yang telah mengatur kontrak kerja sama ini untuk ku?" Gumam Gwen, dalam hati. "Aaah! Come Gwen! Jangan ke-G-ER-an seperti itu? Masa iya seorang Aiden sebaik itu pada mu? Dia memang sempat baik kemarin waktu di kediaman keluarga Meteo, tapi tidak mungkin dia baik terus meneruskan?" Bisik Gwen kecil ke otak Gwen yang sedang berpikir. "Benar juga! Tidak mungkin dia baik terus-terusan." Gumam Gwen seolah menyetujui bisikin Gwen kecil ke pikiran nya. "Akan aku tinggalkan kalian berdua." Ucap Renaldy yang langsung balik kanan setelah di lirik oleh Aiden. "Apa kau akan berdiri selamanya di sana, nona Gwen?" Tegur Aiden seperti biasanya, selalu datar dan dingin. "Padahal start nya tadi udah bagus! Senyum tipis-tipis menggoda gitu. Eh ujung-ujung nya malah kembali ke model kulkas dua belas pintu lagi." Sungut Gwen dalam hati. "Tentu saja tidak. Walaupun profes
"Well !! SKYLEDEN GAVIN JUNIOR!! APA YANG SEBENARNYA KAU RENCANAKAN, HAH??" Gwen kecil keluar dari atas kepala Gwen lalu berjalan sambil membawa tongkat dan menunjuk-nunjuk ke Aiden. "Awalnya aku sudah sangat curiga dengan perban setebal kitab suci itu yang di jemput biksu Tong ke barat itu!" tunjuk Gwen kecil dengan tongkat nya. "Heei! Gwen! Lihatlah tangannya!! Memangnya luka karena sayatan membuka mangga perlu di perban seperti itu?" Teriak Gwen kecil dengan tongkatnya,tapi kali ini arahnya ke Gwen kecil. "Buka matamu Gwen. Jangan mau di bodoh-bodohi oleh pria tampan ini!!" Gwen kecil terus memaparkan semua kecurigaan nya. "Kemudian dia juga meminta sarapanmu! Apa kau pikir tidak ada yang janggal akan hal itu? PIKIR Gwen! PIKIR!" Teriak Gwen kecil lagi dan lagi. "Nona Gwen?" Panggil Aiden sambil melambai-lambaikan tangan di depan Gwen. "Gwen?" Panggil Aiden lagi, tapi kali ini sambil menyentuh tangan Gwen. "Hah?" Gwen tersentak bersamaan dengan lenyapnya Gwen kecil berongkat