“Aku hanya terharu saja karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu.”
Saat memegang baju bayi ini peran menjaddi seorang ibu terasa sangat nyata padaku. Aku menatap Farhan dengan penuh senyuman bahagia, lalu aku mengajaknya untuk melihat barang barang yang lainnya.
“Suami, ayo kita pulang.”
“Mau langsung pulang? Liat liatnya udah atau ada yang ingin kau beli?”
“Nanti saja sayang, jika terlalu lama disini nanti yang ada semua inginku beli.”
“Tidak masalah, mana yang ingin kau beli?”
Aku melihat sekeliling toko ini karena aku bingung ingin memilih yang mana.
“Atau mau semuanya?”
“Jangan suami.”
“Kenapa?”
“Ya sudah baju yang tadi saja,” aku mengambil baju yang tadi aku pegang.
“lalu apa lagi?”
Aku tampak berpikir mau mengambil barang apa lagi karena ini hal pertama kali dal
“Suami bangunlah, kau harus ke kantor hari ini,” aku membangunkan Farhan sambil mengusap rambutnya,seperti seorang ibu yang sedang membangunkan anaknya.“Sudah jam berapa?” Farhan berkata sambil masih menutup matanya.“Masih pagi, tetapi aku sengaja membangunkanmu agar kau bisa meghirup udara segar di pagi hari.”“Tunggu sebentar aku masih ngantuk,” Farhan meraih tanganku lalu ia genggam dan kembali tertidur.“Bangunlah, aku akan membuatkan sarapan untukmu.”“Kau akan memasak?” Farhan langsung membuka matanya lebar lebar dan ia mengambil posisi duduk walaupun ia masih sangat ngantuk.“Iya, aku sedang ingin memasak. Kau mau di buatkan menu sarapan apa?”Farhan masih terdiam sambil memandangku dengan tatapan tidak percaya.“Mau nasi atau roti isi?” Aku memperjelas pilihan menu sarapan kepada Farhan.“Roti saja,&rdquo
Farhan masuk ke dalam ruangannya dan begitu juga dengan Jack. Farhan harus mempelajari apa yang harus di lakukan saat di Arab, tetapi ia masih bimbang dengan keputusannya sendiri.Yang ada dalam pikirannya Farhan saat ini ia sangat kawatir saat ia sedang di Arab dan Jemy akan datang menjemput istrinya karena Jemy bisa mengakses masuk ke kediamannya.Fokus Farhan pecah saat ada email masuk ke layar komputer yang ada di meja kerjanya.“Alinda?” Farhan menyebutkan nama yang barusan mengirim surel padanya.“Drama apa lagi yang akan ia mainkan sekarang,” Farhan membuka isi surel yang di kirim oleh Alinda.‘Aku dengar kau akan ke Arab ya? Berarti sebentar lagi akan menjadi sultan minyak, congratulation ya dear.’ Begitulah isi surel dari Alinda.‘Dari mana kau tau?’‘Aku mempunyai banyak telinga dan juga mata.’‘Jangan sekali kali kau berulah, aku tidak peduli dengan ke
Jack langsung tancap gas menuju rumah Farhan, bukan karena ia kesepian tetapi semenjak hubunganku dengan Jack ternyata kakak beradik membuat Jack menjadi semangat dan ingin menjauhkan kehidupannya di masa lalu.Jack menjadi playboy karena hidupnya kesepian dan hanya mempunyai seorang kakek yang di luar negeri sedangkan ibunya sudah meninggal jadi ia di sini hanya sebatang kara, ia menghabiskan waktunya untuk bekerja di perusahaan Farhan dan juga main ke bar dan kencan dengan wanita yang selalu ganti.Mereka hanya pelampiasan Jack saja, sekarang Jack merasa hidup kembali dengan keluarga yang baru. Jadi ia berusaha sebisa mungkin untuk selalu membuatku bahagia dan pastinya.***Setibanya Jack di kediaman Farhan, ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu di bukakan pintu seperti tamu.Memang sudah tidak asing lagi jika Jack datang kerumah, bibi Ana menyadari kedatangan Jack, ia langsung menyapanya dan menawarkan segelas minuman."Apa kaba
Setelah selesai makan malam, kita sedikit berbincang bincang di taman belakang yang membuatku ngantuk dan Farhan mengetahui kalau aku sudah mengantuk. Pasti ini karena perut yang kenyang jadi aku merasa sangat ngantuk."Luna ayo kita istirahat," ajak Farhan padaku."Kalian lanjut mengobrol saja aku di sini akan menemani kalian.""Sangat terlihat jelas kalau kau sudah mengantuk, ayo istirahat.""Istirahat saja Luna, kita semua harus istirahat karena besok adalah hari keberangkatan kita," Jack juga menyuruhku untuk istirahat."Baiklah, ayo kita semua istirahat."Farhan langsung mengajakku ke kamar sedangkan Jack juga ikut masuk ke dalam rumah tetapi ia bingung harus tidur di mana karena Farhan tidak memberitahu padanya."Aku tidur di mana?" Tanya Jack yang kebingungan berdiri di tengah tengah ruang tamu."Tidur saja di sofa," Jawab Farhan dengan asal bicara."Apa kau gila, jika seperti ini lebih baik aku tidur di rumahku s
Saat aku membayar, aku melihat ada jajaran botol susu untuk bayi dan itu membuat mataku tidak bisa memalingkan pandangan. Jadi aku menghampirinya dulu untuk melihat lihat, siapa tau ada yang mau aku beli nanti.Akhirnya aku mengambil salah satu botol yang menurutku sangat lucu, padahal aku membelinya juga entah akan di pakai atau tidak.“Luna,” seorang wanita memanggil namaku, membuat aku berpaling untuk melihat siapa yang memanggil namaku.“Alinda? Kau sedang berbelanja juga di sini?” Aku balik bertanya, wanita yang memanggilku adalah Alinda.“Tidak, aku melihatmu sedang berbelanja di sini jadi aku masuk saja untuk menyapamu.”“Kita sudah lama tidak bertemu ya.”“Iya, kau berbelanja perlengkapan bayi untuk siapa? Atau jangan jangan kau sedang hamil?”“Iya untuk calon bayiku, aku sedang melihat lihat dulu karena jenis kelamin bayiku belum terlihat jadi aku belum bisa me
Aku menyelesaikan pembayaranku dan aku bergegas untuk keluar dari toko perlengkapan bayi.“Apa maksudnya dia berkata seperti itu padaku, Farhan tidak seperti yang ia katakan. Aku yang istrinya jadi aku lebih tahu bagaimana Farhan yang sebenarnya, aku marah saja dia langsung takut mana mungkin dia berani untuk selingkuh dariku.” Sepanjang jalan aku mengoceh sendiri tanpa menghiraukan suasana dan juga pak Abdul yang merupakan sopir dan juga bodyguard yang sudah di siapkan oleh Farhan.“Nyonya setelah ini anda mau ke mana?” tanya pak Adul yang membuyarkan fokusku dengan omongan Alinda yang memenuhi isi otakku.“Tempat baju yang paling mahal, aku ingin belanja baju.”Dengan perasaan menggebu gebu aku berjalan menuju store baju yang memiliki nama terkenal dan lumayan harganya.“Aku akan belanja baju sepuasku dengan kartu Farhan, barusan Alinda telah merendahkanku. Omongannya tadi secara tidak l
Setelah aku sampai di kediaman, aku baru ingat untuk mengecek kandunganku lebih detail ke rumah sakit. Karena sudah sampai rumah jaddi aku memutuskan untuk besok saja, lagian aku juga belum minta izin kepada Farhan. Aku sudah menghabiskan waktu seharian hanya untuk berbelanja saja, badanku rasanya sudah lelah. Untuk mengganti energiku yang sudah terkuras aku akan berendam air hangat dan meminta di buatkan makanan dan lemon tea. Aku meminta tolong kepada pak Abdul supaya membawakan semua barang belanjaaanku yang lumayan menggunung, mungkin pak Abdul akan dua kali atau tiga kali balikan untuk membawa semua barang belanjaanku. Pak Abdul membukakan daun pintu untukku masuk ke dalam kediaman lalu ia kembali ke mobil untuk mengangkut barang belanjaanku. “Nyonya sudah pulang, mau di buatkan makanan apa untuk makan malam?” Bibi Ana yang sangat mengerti tugasnya, ia menyapaku saat aku baru masuk ke dalam rumah. “Aku mau lemon tea dan makan
Setibanya aku di dalam kamar sendirian, aku langsung merebahkan badanku di atas kasur. Kami sudah seperti sepasang kekasih yang saling melepas rindu, saking lamanya kita mengobrol aku menjadi ngantuk dan aku memutuskan untuk izin tidur kepada Farhan.Setelah telepon mati aku membersihkan make up dan mengganti baju tidurku karena tidur dengan mengunakan dress tidak nyaman apa lagi aku yang sedang hamil harus mendapatkan posisi yang paling nyaman.***Farhan bingung mau melakukan hal apa karena ia ditinggal tidur oleh istrinya.Tiba-tiba ponsel Farhan berdering dan ia langsung meraihnya. Farhan sempat ragu dengan nomor asing yang meneleponnya, karena ia juga penasaran siapa yang meneleponnya jadi Farhan angkat panggilan nomor yang tidak ia kenal.“...” Farhan sengaja diam saja setelah mengangkat telepon karena ing in tahu siapa si penelepon nomor tak di kenal.“Halo Farhan, bagaimana perjalananmu?” Ternyata suara seoran