Seolah kematian ibunya tidak berarti apa-apa untuk wanita itu.
"Tidak," jawab Anna singkat.
"Aku tak yakin," ucap Catherine sinis.
"Memangnya jawaban apa yang kau harapkan dariku?" gerutu Anna dalam hati.
"Atau, apa kau menginginkan tahta?" tanya Catherine lagi.
Anna sampai bosan mendengar pertanyaan ini. Sean hanya bisa memegangi kepalanya yang tiba-tiba sakit. Pria itu sudah melaporkan hasil perbincangannya dengan Anna terkait hal ini pada kedua orang tuanya, namun ia tidak menyangka ibunya akan menanyakan hal itu lagi.
"Aku tak memerlukannya," jawab Anna mantap.
"Benarkah?" tanya Catherine sinis, persis Sean waktu itu.
Anna menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia benar-benar berusaha mengatur emosinya.
Anna diam sejenak dan melirik sekitarnya. Ruangan tempat ia berada sekarang itu cukup. Cat putih dan jendela super besar itu membuat cahaya masuk di ruangan ini dengan bebas. Anna jadi teringat gambaran
Medeline tersenyum."Pergi dan jangan ganggu kehidupan kami," ucap Medeline tanpa rasa bersalah."Kami?" tanya Anna."Ya, aku dan suamiku. Itu pun jika kau tidak ingin bernasib sama dengan ibumu yang menjijikan itu," jawab Medeline.Anna tertawa. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendengar hal itu dari Medeline."Ibuku menjijikan? Setidaknya dia masih putri raja dan kau hanya seorang putri Duke," batin Anna.Anna sampai bingung dari mana dia harus mulai bicara. Terlalu banyak kalimat makian yang ada di otaknya."Aku tidak menyangka kau akan sangat tidak tahu malu seperti ini. Apa kau tidak berpikir bahwa aku bisa menggerakkan hati ayahku?" tanya Anna tersenyum. Senyum palsu pastinya.Medeline tersentak, "Apa maksudmu?""Kau tidak berpikir bahwa ada kemungkinan ayahku akan lunak terhadapmu jika aku membujuknya? Kau tahu kan bahwa ayahku menyayangiku?" tanya Anna dengan wajah mengasihani Medeline.Anna tersenyum sinis. Menurut pengamatan Anna terhadap orang sekitar dulu, cara paling
"Anda bekerja dengan sangat serius, Yang Mulia. Jika anda bekerja dengan serius seperti ini setiap hari, bisa-bisa properti pribadi anda yang semula sudah sangat banyak itu, akan bertambah dan tidak akan bisa habis bahkan di keturunan ke 25."Seorang pria dengan jubah dan celana hitam memasuki ruang kerja Alex.Alex yang sedang sibuk kerja itu langsung berpindah fokus pada pria yang masuk tanpa pemberitahuan ke ruang kerjanya itu."Kau ternyata, sudah kubilang berkali-kali untuk mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Alex."Sudah, Yang Mulia. Anda terlalu serius bekerja. Ditambah Benjamin sedang tidak ada, tidak ada yang menyampaikan kedatangan saya," sahut pria itu."Jika kau datang langsung ke sini, sepertinya informasi yang kuminta sudah kau dapatkan, Dave," ucap Alex."Anda benar, Yang Mulia," ucap Dave tersenyum lebar.Alex mengernyitkan dahi."Duduklah," pinta Alex sembari menunjuk kursi di depannya."Arabella
"Heeeiiii! Aku benar kan? Apa aku benar?" tanya Harry sambil mengejar Anna yang terus menyelam."Aaarrrggghhh, aku tidak ingin menjawabnya!!" teriak Anna mempercepat gerakan kakinya.Namun tetap saja ekor hiu itu lebih cepat di laut daripada kaki manusia Anna."Apa itu berarti aku benar?" tanya Harry yang kini sudah berada di depan Anna."Aaaarrggghhh! Aku memang tak akan bisa menang lomba renang melawan ikan," gerutu Anna dalam hati."Yaaaa, kau benar. Dasar hiu menyebalkan!" ucap Anna."Hahahahaha! Terlihat sekali bahwa naga itu sangat menyayangimu," ucap Harry yang tertawa dengan lepas.Entah mengapa gigi tajam hiu itu menjadi tidak menakutkan. Anna merasa hiu itu sudah kehilangan wibawanya.Anna heran, "Mengapa kau bisa menyimpulkan hal seperti itu?""Karena semakin cinta pria bangsa laut pada pasangannya, aroma mereka akan tertinggal di tubuh wanita mereka. Yaahhh, wajar saja kalian tidak mengetahuinya karena hanya
Dengan sigap Noah membantu putrinya itu berdiri. "Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" tanya Noah sambil panik mengamati anaknya dari kepala hingga ujung kaki. Noah memegang wajah dan tangan putrinya itu untuk memastikan terdapat luka atau tidak. "Tidak ada, ayah. Aku baik-baik saja. Hanya saja kakiku kehilangan tenaga sesaat. Sekarang aku sudah tidak apa-apa," jawab Anna yang sudah bisa berdiri sendiri. Anggota keluarga raja dan para bangsawan saling pandang dan berbisik satu sama lain. "Baru kali ini, kami melihat hewan-hewan menyambut dengan ceria," ucap Noah. "Benarkah?" tanya Anna terkejut. Ia tak menyangka hal itu adalah hal yang cukup membuat heran. Noah hanya mengangguk. "Kupikir itu adalah hal yang sangat wajar. Mereka sangat menyenangkan," jawab Anna tersenyum mengingat perbincangan mereka. Jawaban Anna itu sontak membuat Karl dan bangsawan lain tambah terkejut. "Dia bahkan berbincang..."
"Sampai kapan kau akan menghindariku?" tanya Medeline yang tiba-tiba masuk ke ruang kerja Noah.Terlihat kekecewaan mendalam dari wajah wanita itu. Di samping itu, kantung mata besar dan hitam yang menghiasi wajahnya kian memperburuk penampilan Medeline. Wanita itu tidak tahan lagi karena Noah terus menghindar. Di sisi lain, Noah juga benar-benar tidak ingin berbicara dengan Medeline."Selanjutnya kau wajib mengetuk pintu. Karena ke depannya aku akan kembali menjalankan tugas-tugasku, ruangan ini akan segera ramai," ucap Noah menoleh pada Medeline sebentar.Kemudian, pria itu lanjut membaca berkas yang ada di tangannya.Dalam ruang kerja, Noah tidak sendiri. Ada Oswald di sana yang juga sedang memegang berkas. Pria itu baru selesai memberi laporan pada Noah."Saya permisi, Yang Mulia," ucap Oswald.Oswald langsung pamit pada Noah dan Medeline."Aaahhh, aku tidak menghindarimu. Hanya saja, tidak ada yang harus kita bicarakan," tambah Noah.Mendengar penuturan Noah membuat Medeline be
"SIAPA ITUUU?" teriak Dave.Mereka bertiga berhasil menghindari serangan tepat waktu.Dduuuuaaaaarrr!! Ddduuuaaarrr!!Namun bukan jawaban yang terdengar, hanya serangan demi serangan yang datang bertubi-tubi."Aku akan pergi mencari siapa yang menyerang kita," ucap Dave pada Vincent dan Alex.Dave langsung berlari menyusuri pepohonan. Sementara, Alex dan Vincent sibuk bertahan.Dddduuuuuaaarrr!!! Dddduuuuaarrrrr!!!! Dddduuuuuuaaaarrrr!!!!! Ddddduuuuuuaaarrr!!!!Serangan yang mereka dapat itu sangat cepat, kuat dan juga tepat. Hal yang hanya bisa dilakukan oleh orang berpengalaman."SIAPA ITU? HEI! KELUARLAH! JANGAN JADI PENGECUT DAN HADAPI KAMI SECARA LANGSUNG!" teriak Dave lagi."HEEEIIIIII!!!!!"Dave benar-benar tak mendapat jawaban apapun. Ia terus berlari di antara suara keras dari serangan-serangan yang datang secara bertubi-tubi."Di mana kau?" gumam Dave.Lama kelamaan Dave sudah tidak lagi be
Nyonya Ravina terdiam sejenak."Kau raja naga ternyata," gumam nyonya Ravina."Hormat kepada raja naga," ucap nyonya Ravina sembari menundukkan kepala sebagai tanda memberi hormat."Aku cukup terkejut karena kau tidak mengetahui wajahku," ucap Alex."Wanita tua ini sudah tidak pernah terlibat lagi dengan urusan di luar sana, Yang Mulia. Untuk pertanyaan anda, bagaimana jika kita berbicara di rumah saya saja? Kalian bisa sekalian menginap," ucap nyonya Ravina.Alex diam sesaat dan memandangi sekitar, suasana masih gelap.Dengan kondisi nyonya Ravina yang baru saja pulih, akan lebih nyaman baginya untuk berbincang di tempat yang hangat.Pria itu pun mengalah, "Baiklah, kita akan berbicara di tempat anda nyonya."Kemudian, Dave membantu nyonya Ravina untuk berdiri.***Rumah nyonya Ravina benar-benar terletak jauh di dalam hutan. Tidak ada tanda-tanda makhluk lain yang hidup di sana selain binatang hutan."Melihat keadaan di sini, aku jadi penasaran seberapa luas hutan di dunia kita ini.
“Sayang, besok Joanna sudah berusia 21 tahun. Dia juga sudah lulus kuliah. Berarti sudah saatnya kan?” tanya Ratih pada suaminya, Sanjaya.“Kamu benar Ratih. Aku akan atur pertemuan dengan Chandra besok.”Ratih hanya tersenyum puas. Akhirnya, ia tak akan melihat wajah Joanna lagi. Jika Joanna bisa pergi sekarang juga, Ratih akan rela membantu Joanna untuk mengemasi barang-barangnya. Bahkan apabila Joanna hanya memerintah tanpa membantu, Ratih akan dengan senang hati menjadi pembantu gadis itu sehari.“Besok sore, Chandra akan kemari, pemberkatan penikahan Chandra dan Anna akan dilaksanakan lusa. Untuk dokumen-dokumen lain juga akan diurus oleh pihak mereka. Akan tetapi, agak disayangkan kita harus kehilangan Anna.”“Apa yang perlu kau sayangkan? Perjanjian ini sudah kita sepakati saat Anna berusia tujuh tahun. Jika tidak dipenuhi, kita akan ditendang ke jalanan sekarang juga oleh Chandra.”“Aku tahu itu Ratih, Chandra mau mendukung kita besar-besaran dengan Anna sebagai imbalannya. Ta