Share

5. Menikahi Anak Pembunuh 

~~**~~

Merenung sendiri di dalam apartemen Alex membuat Renata semakin meresapi kemalangannya. Ibunya, ayahnya, dan adiknya, sama sekali tidak ada yang peduli dengannya. Sudah ia buka beberapa kali chat dalam ponselnya namun sekali tidak ada dari pihak keluarga yang mencarinya atau memintanya untuk pulang.

“Setega itu kalian semua padaku. Tidak inginkah kalian mendengarkan penjelasanku?” menggumam Renata dalam kesendiriannya.

“Aku pulang!” ucap Alex yang baru saja memasuki rumah di jam 9 malam. “Nona, kau belum tidur? Ini sudah malam.”

Alex duduk sembari melepaskan jasnya dan dia mengamati Renata yang masih meringkuk seperti melindungi perutnya. Wanita itu terus menangisi keadaannya.

“Lex, bisa kau berhenti memanggilku dengan sebutan nona? Aku bukan nonamu lagi, aku sekarang hanya orang yang menumpang hidup padamu,” ucap Renata dengan berlinang air mata.

Fakta bahwa dirinya saat ini bisa hidup layak adalah karena rasa tanggung jawab Alex membuat Renata merasa begitu rendah. Dia merasa tidak pantas lagi untuk dipanggil sebagai nona.

Alex, dia mengerti keadaan mantan majikan yang saat ini sudah berubah menjadi istrinya itu.

“Lalu, seperti apa aku harus memanggilmu Nona?” tanya Alex yang terlalu terbiasa dengan panggilan nona.

Renata duduk dan menatap sendu Alex dengan manik matanya yang basah. “Rena saja. Panggil aku Rena saja. Aku bukan majikanmu lagi. Jadi jangan panggil aku Nona.”

Rena mengusap air matanya dengan ujung lengan hoodienya. “Belum nanti jika anak kita lahir apa kau terus akan memanggilku dengan panggilan nona? Aku rasa anak kita akan kebingungan.”

“Jangan bersedih lagi ya, kita hadapi ini bersama.” Alex memberanikan diri mendekat dan merangkul pundak Renata.

Renata dengan manik yang basah menatapnya nanar. “Kau berani merangkulku?”

“Katamu kau bukan majikanku lagi, dan di sini kau adalah istriku bukan? Jadi apa salahnya?” Alex dan Renata saling tatap dan keduanya merasakan debaran yang sama.

“Maafkan aku ya sudah menjadi bebanmu, belum lagi dengan anak ini.” Renata mengusap perutnya.

Alex memeluk erat Renata dan tidak bisa dipungkiri, ada debaran aneh dalam dirinya yang juga turut bersedih saat itu. Hatinya merasa dia yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi.

“Tidak ada yang namanya beban, kalian berdua tanggung jawabku.”

Tidak ada yang tahu tentang bagaimana perasaan Alex terhadap Renata selama ini. selama bekerja di keluarga Harisson, selama dia menyelinap dan berhasil masuk, dari awal pertemuan Renata sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Hanya saja Alex menyimpan perasaan tersebut dengan sangat rapi sehingga siapapun tidak ada yang bisa menyadarinya.

~~**~~

Renata masuk ke dalam kamarnya setelah dirasa cukup berbincang dengan Alex dan membicarakan rencana mereka kedepannya termasuk menemukan dalang dari kehancuran itu. Alex berjanji, dia akan menemukan orang yang dengan sengaja membuat mereka melakukan hubungan terlarang sebelum adanya ikatan pernikahan tersebut.

Renata, dia tidak mau terus-terusan terpuruk. Dia berusaha untuk bangkit dan memupuk semangatnya sendiri. Dia sadar benar setelah terbuang dari keluarga Harisson, satu-satunya orang yang amat sangat mencintai dirinya adalah dirinya sendiri.

“Setelah kalian membuangku, menutup telinga atas kesalahan yang bahkan sama sekali tidak kusengaja. Aku tahu dan sadar benar bahwa selain diriku sendiri, tidak ada yang benar-benar mencintaiku.”

Sementara itu di dalam kamarnya, Alex tengah dilanda kegalauan. Dia berbaring dengan pikiran kacau. Berada satu rumah dengan istri tetapi tidak bisa menyentuh atau tidur bersama membuatnya merasa frustasi.

“Aku suaminya ‘kan? Tapi mengapa dia menolak untuk tidur denganku? Semuanya sudah terjadi dan malam itu ... oh, ini aneh sekali, dia saja benar sampai hamil. Tapi sekarang malah menolakku?” Alex menunjuk hidungnya dia bermonolog dengan penuh emosi.

“Aku kepala rumah tangga, seharusnya aku tegas bukan? Tapi untuk berdebat dan mengatakan ini ....” Alex menggumam dan dia meluapkan kekesalannya dengan memukul-mukul bantal dan mengacak-acak sprei. Dia sendiri tidak yakin dengan keberaniannya menghadapi kemarahan Renata.

Ponselnya berdering, sebuah panggilan masuk dari Rio.

“Bos, malam ini kita ada pertemuan. Apa Bos lupa?” kata Rio.  

Alex terhenyak dan dia langsung duduk dan menatap jam tangannya. Ia menggosok wajahnya frustasi. “Ah, sial. Baik, katakan kepada mereka semua tunggu aku 20 menit lagi.”

“Siap!” sahut Rio sigap.

Alex keluar dari kamarnya bersamaan dengan Rena yang juga keluar dari kamarnya. Mereka saling bertatapan beberapa saat dan terdiam.

“Kau akan pergi?” tanya Rena kepada Alex yang sudah berpenampilan rapi lengkap dengan setelan jas hitamnya.

“Iya, ada tugas dadakan. Kali ini yang kukawal putri kecil, dia masih remaja dan malam ini ayahnya memintaku mengantarnya ke rumah temannya. Tidak akan lama, hanya memastikan anak itu sampai di rumah temannya dan tidak pergi ke mana pun.”

Renata mendekat dengan membulatkan matanya. Wanita itu memang takut sendirian. Dia suka menyendiri tetapi dengan beberapa orang di ruangan berbeda darinya. Kalau untuk benar-benar sendiri, dia tidak seberani itu.

“Alex, jangan lama-lama. Kau tahu aku takut sendirian kalau malam begini,” ucap Rena dengan manik matanya yang membulat dan Alex tak kuasa membantah permintaan wanita tersebut.

“Ah, caranya menatapku selalu saja membuatku luluh.” Alex mengangguk. “Iya, aku akan segera pulang Non ... em ... Rena.”

“Cepat pulang ya, aku tunggu!” seru Rena mengantarkan kepergian Alex yang menghilang di balik pintu.

~~~**~~~

Di tempat rapat.

“Cepat katakan informasi penting yang kalian dapatkan!” titah Alex kepada orang-orang kepercayaannya yang duduk di meja panjang nan mengkilap.

“Sabar Bos, ini tentang keluarga Harisson dan rahasia mereka 8 tahun lalu. Ada kemungkinan tuan Harisson yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi karena dia dan tuan besar sempat berada di ruangan yang sama satu jam sebelum tuan besar meninggal.” Rio menyampaikan.

Alex terdiam, dia menatap Rio dengan tatapan dingin mengintimidasi. “Apa itu benar?”

“Kalau benar seperti itu apa artinya aku benar-benar menikahi anak pembunuh ayahku?” batin Alex yang terdiam memikirkan segala kemungkinan yang ada.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status