Sebenarnya, pertanyaan senada pernah disebutkan oleh Ratu Huang Shengyi di masa lalu. Beberapa waktu sebelum ia menjemput kematian, Ratu Huang Shengyi sempat membalikkan badan dan bertanya kepada Zhou Shan. Menanyakan apakah ada kemungkinan di kemudian hari Zhou Shan mengantar Zhou Fu untuk bertemu sang Ratu.Kala itu, Zhou Shan mengangguk untuk memberi sedikit kegembiraan untuk Ratu Huang Shengyi yang akan segera mati. Satu kata terakhir Huang Shengyi yang dia ucapkan adalah kepada Zhou Shan adalah,‘Shan’er, aku hanya bercanda. Jangan merasa terbebani di kemudian hari.’Zhou Shan kecil hanya diam menyaksikan senyuman manis di bibir sang Ratu. Meski Zhou Shan masih cukup kecil pada waktu itu, ia sudah memahami bahwa Ratu Huang Shengyi adalah wanita dengan kedewasaan yang terlampau matang.“Shan’er, kau mendengar pertanyaanku?” Zhou Fu menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Zhou Shan. Zhou Shan terkesiap sesaat lalu menjawab. “Untuk itu… Cucu tak bisa memastikan tetapi akan
Antara percaya dan tak percaya pada keseluruhan cerita Zhou Shan, Zhou Fu memilih untuk menuruti ucapan laki-laki itu. Bukankah beberapa waktu lalu Zhou Shan meminta Zhou Fu untuk cepat-cepat menikah?Menikah!Ya, siapa pria di alam semesta yang tak mau menikah?Karena itulah, ketika murid-murid Zhou Shan telah tiba di Kedai Teh Bunga Krisan, Artefak Suci peninggalan Raja Yang Yuhuan akan segera dipersiapkan. Menurut penuturan Zhou Shan, pernikahan Zhou Fu harus dilaksanakan di Benua Timur sehingga hari itu juga, Zhou Shan langsung membagi tugas.“Kakek, murid-muridku pasti bingung dengan situasi kita yang sekarang. Kakek yang menjelaskan kepada semuanya, sementara cucu akan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pada Artefak Suci yang akan kita gunakan.” Zhou Shan berbisik pada Zhou Fu lalu menghilang tanpa bekas bahkan sebelum Zhou Fu memberi tanggapan.Di tempat duduknya, Zhou Fu menggaruk kepala berkali-kali saat melihat seluruh teman-temannya berdiri termangu di pintu kedai Teh B
Keesokan harinya, saat matahari masih setengah merangkak ke permukaan, Zhou Shan telah berdiri di dek kapal kuno yang merupakan perwujudan dari Artefak Suci. Kapal kuno itu melayang di halaman depan kedai bunga krisan, menunggui rombongan Zhou Fu.Saat itu, baik Zhou Shan maupun Zhou Fu belum memberi penjelasan bahwa kepergian mereka ke Benua Timur adalah agar Zhou Fu bisa melangsungkan pernikahan tanpa gangguan dari musuh. Murid-murid The Great Nameless hanya diberi tahu bahwa kepergian Zhou Fu ke Benua Timur adalah untuk sebuah misi penting.“Seperti kesepakatan di awal, Xiao Feng, Wei Yi, Lao Shi, Wang Ji, dan Shu Yang tetap tinggal di Immortal Continent untuk melakukan pengamatan. Sementara Sha Feng, Nen… Maksudku… Yang Zi dan Shen Yang naik ke kapal bersamaku dan juga kakek.”“Baik, Guru!” Xiao Feng, Wei Yi, Lao Shi, Wang Ji dan Shu Yang membungkuk hormat. Masing-masing dari mereka telah diberi tugas untuk memantau pergerakan entitas Demon atau juga gerak gerik pihak yang membawa
PROLOGApa jadinya jika bumi hanya dijadikan sebagai medan pertempuran bagi sekelompok manusia sakti yang tak bermoral? Hal tersebut terjadi di daratan Benua Timur beribu-ribu tahun yang lalu. Bumi tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali. Gunung, daratan dan lautan hanya disesaki oleh jasad-jasad manusia yang gagal menyelamatkan diri. Tumbuhan dan binatang menjadi makhluk yang hampir-hampir punah keberadaannya. Kekacauan tersebut setidaknya berhasil mengambil lebih dari separuh populasi manusia di Benua Timur. Penyebab dari semua kejadian tersebut adalah pertempuran tujuh manusia sakti yang sama-sama ingin menjadi nomor satu. Tujuh manusia sakti adalah tujuh pendekar terhebat di masanya. Para pendekar yang telah mampu melampaui batas kekuatan manusia. Kekuatan mereka bahkan lebih tinggi daripada kekuatan seribu pendekar hebat di masanya. Mereka bukan lagi disebut pendekar, bukan juga disebut dewa, orang-orang menyebutnya sebagai iblis bumi. Ketika Benua Timur sudah be
Kakek Zhou Fu bernama Li Xian. Dari segi fisik, Li Xian sama sekali tak memiliki kemiripan dengan Zhou Fu, Li Xian memiliki perawakan yang pendek dan bertulang kecil sementara Zhou Fu, meski masih berusia enam tahun, orang bisa melihat jika Zhou Fu merupakan keturunan dari orang tua yang berperawakan kekar. Li Xian sejatinya memang bukanlah kakek kandung Zhou Fu, tetapi ia selalu menganggap jika Zhou Fu adalah cucu kandungnya sendiri.Seperti pada malam itu, Li Xian mendekap tubuh Zhou Fu yang tidur meringkuk di dalam goa beralaskan tanah yang dingin. Sesekali Li Xian mengelus-elus kepala bocah itu seolah Zhou Fu masih bayi. Ketika Zhou Fu tertidur, Li Xian selalu melihat wajah seorang anak-anak yang kelelahan. Tubuh Zhou Fu dipenuhi dengan luka gores, luka gigitan binatang buas, luka benturan, dan beragam cidera-cidera lain yang sebenarnya cukup mengerikan untuk dialami oleh anak seusia Zhou Fu.Ketika Li Xian selalu memendam iba pada cucu kecilnya, Zhou Fu justru tum
Zhou Fu merasa kesal, dan ya, ia hampir selalu kesal sebab serangan apapun yang ia berikan kepada kakeknya hampir tak pernah membuat kakeknya mengaduh. Mengubah mimik wajah pun tidak. Jika sudah demikian, Zhou Fu akan menghukum dirinya dengan berlatih tiga atau empat kali lebih lama dan lebih berat.Ia tak peduli tentang kerasnya dunia sebagaimana yang diceritakan sang kakek. Ia berlatih keras demi sebuah pencapaian untuk membuat kakeknya merasakan sakit karena serangannya. Dengan demikian, ia bisa dengan bangga memamerkan kekuatannya pada sang kakek.Andai saja Zhou Fu hidup di masyarakat secara umum, mungkin orang-orang justru takut sebab ia adalah anak yang terlalu kuat pada usianya. Setidaknya, Li Xian menyadari hal tersebut tapi enggan mengatakannya. Bahkan, sepanjang hidup Li Xian yang sudah menyentuh angka 155 tahun, baru kali ini Li Xian mendapati seorang anak yang mampu ditempa latihan dengan begitu kerasnya.Waktu itu, ketika Zhou Fu mendapati kakeknya
“Benar ‘kan, apa kataku, kakek langsung tersenyum! Apakah kesedihan kakek sudah hilang?” mata Zhou Fu berbinar-binar mendapati kakek Li Xian yang tadinya terlihat suntuk menjadi lebih ceria.“Ya, anggap saja demikian. Ngomong-ngomong kakek merasa hari ini sedang tak enak badan. Bisakah kau meracikkan ramuan untukku?” Li Xian berpura-pura memijit-mijit pelipisnya sementara Zhou Fu langsung bangkit dari duduknya untuk memeriksa kepala kakeknya.“Mana, mana yang sakit, Kek? Kumohon jangan mati dulu, aku tidak mau sendirian di sini!”Zhou Fu memberikan respon yang cukup berlebih pada sebuah kepura-puraan Li Xian. Hal tersebut dikarenakan Li Xian berhasil memberi pelajaran tentang arti sebuah kematian kepada Zhou Fu. Di mana, kematian adalah sebuah perpisahan besar yang membuat seseorang tidak lagi bisa diajak bercengkrama.“Mungkin aku akan mati segera, kecuali…“Kecuali apa, Kek? Ka
“Sudah-sudah, ayo kita pulang ke gubuk. Sudah hampir sepekan kita meninggalkan gubuk, berdoa saja semoga rumah kita tidak dirusak binatang buas.”Zhou Fu bangkit berdiri mengikuti Li Xian yang sudah terlebih dahulu berdiri. Cucu dan kakek itu kini berjalan beriringan membelah rerumputan hijau yang masih perawan. Maksudnya, tak terjamah kawanan manusia. Entah bagaimana, alam akan menjadi sangat menawan ketika mereka tidak bertemu dengan manusia. Setidaknya binatang lebih tahu diri dan bisa memperlakukan alam dengan lebih baik daripada manusia.Alasan mengapa pulau Konglong merupakan pulau yang tidak terjamah manusia adalah karena lokasinya yang berjauhan dengan dengan pulau-pulau lain. Seribu pulau yang tersebar di sepanjang sisi depan daratan Caihong memiliki karakteristik yang sama yaitu saling berdekatan dan hanya dibatasi oleh selat-selat kecil. Sementara itu, pulau Konglong menjadi salah satu dari sedikit pulau yang terisolir. Berdiri di tengah hamparan