“Dan pemenangnya adalah—Cynthia!”Semua orang langsung bertepuk tangan begitu mendengar nama Cynthia, termasuk Ardi. Melihat Cynthia mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sudah menjadi hal yang lumrah baginya.Pidato Cynthia pun terbilang sama dari tahun ke tahun. Yang berubah paling hanya di bagian terima kasih dan juga mempersembahkan piala tersebut untuk kru dan semua orang yang bekerja sama di film yang membuatnya di nominasikan.“Jujur saja. Kamu hampir lupa kan kalau aku ada acara penting hari ini?” Cynthia bertanya ketika mereka sedang pemenang di kategori lainnya sedang menyampaikan pidato mereka.“Pasti Ayu yang kasitahu kamu kan?”“Kamu ngak usah berusaha mengalihkan topik. Bilang saja kamu memang sempat lupa. Apa susahnya sih?”“Ya sudah, aku ngalah deh.”“Idih. Dasar kamu itu ya. Dari dulu sampai sekarang memang terlalu gengsian untuk mengaku kalau kamu itu salah.”“Sudah ah. Hari ini kan hari bahagia kamu. Yang kaya begitu ngak usah di peributkan lagi lah.”“Ya t
Berpindah ke Cynthia. Setelah malam di mana dia mendapat penghargaan sebagai pemeran wanita terbaik lewat film terbarunya yang di rilis beberapa bulan yang lalu, kantor agensinya langsung kebanjiran kiriman hadiah dari para fans. Akun sosial medianya pun tidak jauh berbeda, fotonya saat memberikan pidato kemenangan langsung dibanjiri ratusan ribu ucapan selamat dari para fansnya. “Semua wanita pasti akan sangat iri dengan lu sekarang.” Ujar Kamila sambil melempar beberapa map yang ada di tangannya ke atas meja kerjanya lalu melempar dirinya ke atas sofa yang juga diduduki Cynthia. “Ngak sampai sebegitunya juga kali kak.” “Coba kamu bayangkan saja. Siapa yang ngak akan iri. Punya karir yang cemerlang dan juga calon suami yang tampan dan kaya raya. Tidak sedikit orang yang menjuluki lu The Real Cinderella dari Indonesia tahu.” Kamila kemudian menghela nafas. “Kalau mengingat bagaimana kamu merintis dari bawah dulu. Ngak menyangka saja kita bisa sesukses ini sekarang. Dari yang dulu h
“Kenapa dia ada di sini?” Spontan saja, dia langsung bertanya kepada Yura yang berada di sampingnya. Dia bahkan tidak segan-segan lagi untuk menunjukkan aura permusuhannya dengan Isabella. Apalagi semenjak rumor buruk di antara mereka berdua memang sudah merebak semenjak seminggu yang lalu; saat di mana Isabella mengatakan mengagumi sosok Ardi. “Dia guest kita untuk episode terakhir kak.” Yura menjawab dengan senyum canggung. “Ah. Tamu toh ternyata. Apa lu masih melakukan teknik yang sama untuk bisa mendapatkan peran seperti dulu?” Cynthia sedikit menyindir insiden yang mungkin hanya mereka berdua saja yang tahu kronologi pastinya. “Kau—” Sebelum Isabella mengeluarkan kata keduanya. Cynthia yang sudah melangkah maju lebih dulu, menempatkan diri tepat di samping Isabella dan berbisik di telinganya. “Kalau soal peran, masih akan gua biarkan. Tapi jangan pernah menyentuh laki gue. Kalau tidak—kau akan tahu akibatnya.” Cynthia kemudian berjalan pergi tanpa menghiraukan bagaimana reak
“Kakak sepertinya harus mengambil 1 atau 2 adegan dengan Kak Isabella.”“Apa? Seingat gue ngak ada scene gua sama dia deh.” Cynthia mencoba mengelak setelah dirinya terdiam sejenak. Saat ini dia bahkan menahan dirinya untuk tidak melampiaskan amarah-nya ke Yura.“Sebenarnya—ada naskah baru yang dikirim tadi pagi. Penulisnya menginginkan ending terbuka untuk kemungkinan season dua karena rating episode yang tayang kemarin cukup bagus.”Kamila sempat tersenyum mendengar penjelasan Yura. Kejadian seperti ini memang sudah menjadi hal yang lumrah terjadi. Setiap kali rating project yang sedang tayang itu bagus, penulis atau sutradara pasti menginginkan agar acaranya terus berjalan, walau itu artinya mereka harus memaksakan cerita yang sebenarnya sudah selesai.“Dasar para Produser mata duitan itu. Bagaimana dengan kontrak kita kak?” Cynthia spontan saja langsung menanyakan kesapakatan di atas kertas tentang projectnya kali ini kepada Kamila.Dia termasuk orang yang paling membenci jika har
“Kamu sudah tahu? Tapi kapan?” Cynthia bertanya kembali. Sebab rumor tersebut baru menjadi hype sejam yang lalu. Dan rasanya agak mustahil kalau Ardi bisa mempersiapkan sebuah rencana dalam waktu sejam saja.“Anggap saja aku punya sistem peringatan dini kalau ada skandal yang akan menimpa kamu.” Ardi hanya menjawab dengan tersenyum,Cynthia tidak membalas perkataan Ardi, dia sudah tenggelam dalam keseriusan membaca rencana yang di berikan Ardi.“Boleh juga rencanamu. Sekarang—lebih baik kita menemukan Isabella sebelum Kak Kamila yang lebih dulu bertemu dengan si ular itu.” Cynthia segera mengeluarkan hadnphone-nya.“Bagaimana caranya? Kalian kan bermusuhan.”“Tapi bukan berarti aku tidak kenal dengan orang-orang di sekitarnya kan?”Ardi menghela nafas lagi untuk yang ke dua kalinya. “Kalau saja kamu jadi seorang pebisnis, pasti akan bisa sukses besar,” dia mengucapkannya dengan suara yang agak pelan saat Cynthia sedang berbicara dengan seseorang di telepon.“Done! Aku bisa ketemu dia
“Pak—15 menit lagi sebelum kita mengudara.”Salah satu kru TV masuk setelah mengetuk pintu ruang tunggu Ardi dan Cynthia untuk mengingatkan keduanya. 3 Hari belakangan ini mereka bisa dibilang sangatlah sibuk.Ardi dengan urusan pekerjaan dan juga Cynthia yang menjadi pusat perhatian lebih dari pada biasanya setelah mengumumkan project terakhirnya sebelum rehat.Publik menjadi sedikit heboh ketika mereka berdua akhirnya menyetujui untuk tampil pertama kalinya di dalam sebuah acara pasca pengumuman pernikahan mereka. Sebab selama ini, Ardi selalu menolak untuk tampil dalam acara TV untuk membahas hal-hal yang personal.“Ingat. Kita hanya punya waktu 2 jam untuk melakukan semuanya. Mulai dari memasuki server itu, menanamkannya ke dalam server tersebut, menyambungkannya dengan server yang ada di gedung ini dan membereskan semuanya seolah tidak terjadi apa-apa.”Suara Pak Dwi terdengar begitu jelas di alat komunikasi yang Ardi, Cynthia, Joe dan Fakri, salah satu anak buah Joe pakai.“Dan
Cynthia tampak tersenyum, dia menatap Ardi sejenak dan mengedipkan matanya sembari mengangguk pelan. Dia lalu menatap pembawa acara dan penonton.“Saya sudah 10 tahun lebih berkarir di dunia hiburan. Mulai dari Kak Kamila, yang mengcasting saya untuk peran kecil di sebuah sinetron hingga saya berhasil sukses seperti ini, saya selalu mengusahakan yang terbaik.Di mata orang, mungkin selama ini pekerjaan saya pasti santai karena menggendong nama tunangan saya semenjak saya pertama kali berkarir sebagai aktris. Tapi—itu semua tidak benar, saya juga merasakan yang namanya harus syuting dari pagi sampai pagi demi sinetron yang kejar tayang.Saya bahkan menjadi mahasiswi tua yang tinggal di kampus sampai 8 tahun lamanya karena kepadatan jadwal saya di awal saya merintis karir. Dan alasan kenapa saya memutuskan untuk rehat sejenak, itu semua murni karena saya ingin istirahat sejenak. Jadi—” Cynthia menarik nafas agak panjang lalu menatap kamera yang lampunya menyala. “Tolong hormati keputusa
“Apa yang terjadi?”Alih-alih menjawab pertanyaan Cymthia. Ardi mengambil handphone miliknya dan menelepon Diana.“Halo. Siapkan pesawat pribadi saya sekarang juga. Saya mau mereka standby secepat mungkin”“Baik pak, akan segera saya kabari.” “Sebenarnya apa yang terjadi sih?” Cynthia kembali menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.“Untuk sekarang—yang aku tahu, sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi dengan Ayu. Sebelum pergi ke New York, dia dan Joe setuju untuk di suntik chip yang sama dengan yang ada dalam badanku saat ini.”“Chip?”“Yup. Chip itu bisa memantau kondisi penggunanya. Dan ketika ada sesuatu yang tidak beres terjadi, maka chip tersebut akan mengirimkan sinyal darurat secara otomatis ke Fasilitas Project X. Dan barusan, chip milik Ayu baru saja mengirimkan sinyal darurat.”Raut wajah Cynthia menjadi begitu pucat begitu mendengar kabar buruk yang kemungkinan menimpa Ayu saat ini. Di samping Ardi, dia tidak bisa jika harus kehilangan Ayu yang selama ini men