"Apa-apaan ini?!"
Nyonya Diana melemparkan sebuah video yang diberikan oleh salah satu pelayan kepercayaan-nya tepat di hadapan Tuan Jordan.
Dengan tenang Tuan Jordan mengambil ponsel yang berisi video pertengkaran-nya dengan sang putra yaitu Arga dan juga perhatian-nya kepada salah satu pelayan mereka yang bernama Sari.
"Bisa kau jelaskan kepadaku maksud dari video itu?!" hardik Nyonya Diana.
Wanita itu terlihat sangat murka hingga mata dan wajahnya tampak memerah.
"Aku hanya melakukan yang seharusnya ku lakukan!" jawab Tuan Jordan dengan raut wajah tenang dan datar.
"Maksudmu dengan bertengkar dan memusuhi putra kandungmu sendiri hanya karena membantu seorang pembantu hina itu!" teriak Nyonya Diana.
"Tutup mulutmu itu Diana!" sentak Tuan Jordan karena tidak terima putrinya dihina.
"Kenapa? Kenapa kau marah, hah?! Apa sekarang selerahmu s
Sepanjang waktu ini digunakan Arga hanya untuk melamun. Pria muda itu terlihat senyum-senyum sendiri di ruang kerjanya. Sebelum Raka datang untuk membuyarkan lamunan-nya."Woy! Ngelamunin apa loe? Ngelamun jorok ya?!" teriak Raka hingga mengagetkan pria yang tengah duduk bersandar di kursi kebesaran-nya itu."Sial! Gila loe ya, datang-datang ngagetin orang aja. Untung gue nggak jantungan!" omel Arga karena sahabatnya itu sudah mengganggu kesenangan-nya."Lagian kenapa kalo gue ngelamun jorok. Ada pasangan ini. Justru elo tuh yang kasian tidur cuma ditemenin bantal guling. Mana asik!" ledek Arga kemudian."Wah, kurang ajar nih anak. Mentang-mentang sudah berbini. Dulu aja keukeh bilang anti komitmen. Sekarang apa? Ketagihan kan loe sama benda terselubung milik Bening!" cibir Raka membalas ledekan sahabatnya tadi."Terserah loe mau bilang apa. Yang jelas gue selalu selangkah lebih maju dari
Nyonya Diana tampak menyunggingkan senyumnya karena telah berhasil memprovokasi sang putra untuk melawan Ayahnya sendiri. Karena saat ini Arga lah senjata yang mampu melawan keganasan dari amarah pria yang masih berstatus suaminya itu."Baiklah kalo begitu Mommy pergi dulu. Masih ada banyak hal yang harus Mommy kerjakan!"Wanita cantik berbibir sensual itu beranjak dari tempat duduknya bersiap-siap untuk pergi. Namun, saat akan melangkahkan kakinya suara Arga kembali menginterupsi-"Tolong Mommy pertimbangkan usulan Arga tadi untuk meninggalkan pria itu. Arga ingin melihat Mommy bahagia," ucapnya dengan mata yang terlihat sendu, karena bagaimanapun ia tidak mau melihat perempuan yang sudah melahirkannya tidak bahagia."Iya Sayang, Mommy pasti akan mengakhiri ini semua jika waktunya sudah tiba. Karena Mommy ingin hidup bahagia hanya bersama denganmu!"Nyonya Diana tengah merangkum wajah san
Sudah seminggu sejak kejadian yang menimpah Sari waktu itu. Selama itu pula Tuan Jordan masih beranggapan Bahwa Sari adalah putrinya dengan Sandra, hingga membuat pria berwibawa itu selalu memberikan perhatian khusus kepada gadis berusia 18 tahun itu.Tentu saja hal tersebut menjadi bahan gunjingan sesama pelayan yang ada di kediaman Ramiro karena menganggap Sari telah memiliki affair dengan majikannya tersebut. Pun dengan Nyonya Diana yang juga memiliki pemikiran yang sama sehingga membuat wanita cantik itu sangat membenci Sari dan selalu mencari cara untuk menyakiti gadis itu.Seperti saat ini, Nyonya Diana tidak memberikan makan malam untuk gadis itu dengan dalih bahwa itu adalah hukuman baginya karena telah merusakkan baju kesayangan sang Nyonya. Padahal semua itu tidak benar karena semua itu hanya konspirasi dari wanita itu sendiri agar memiliki alasan untuk menyakiti Sari.Karena jika Nyonya Diana memilih menghukum S
"Sebaiknya kita berjalan-jalan untuk mencari udara segar. Kau pasti bosan berada di dalam apartemen terus!" ucap Tuan Jordan dengan penuh kelembutan."Kalo begitu lepaskan aku," sinis Sandra."Maaf Sayang, membawamu ke luar untuk menghirup udara segar bukan berarti harus membiarkanmu pergi dari sisiku. Malam ini kita akan pergi jalan-jalan. Persiapkan dirimu secantik mungkin!" ujar Tuan Jordan sebelum pergi meninggalkan kamar di mana Sandra berada."Dasar pria gila!" umpat Sandra mengiringi langkah kaki Tuan Jordan meninggalkan kamarnya. Namun, pria itu tidak pernah ambil pusing dengan umpatan Sandra kepadanya. Karena dia tahu Sandra masih membutuhkan banyak waktu untuk menerima dirinya dalam kehidupan wanita itu.Tuan Jordan mengarahkan langkahnya menuju ruang kerjanya yang ada di apartemen ini. Dia masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan-nya sebelum mengajak Sandra jalan-jalan nanti.Ba
Kedua tangan Arga mengepal erat, ia menggertakkan giginya menahan amarah yang siap meledak kapan saja. Namun berusaha ia tahan sebisa mungkin karena saat ini ia sedang berada di tempat umum.Hati Arga berkecamuk ingin mempercayai apa yang baru saja dilihatnya atau tidak. Tetapi bayangan kemesraan sang Ayah dengan wanita yang disinyalir sebagai Ibu mertuanya terus menari-nari di pelupuk mata. Hingga ia ingin sekali mengumpati mereka berdua saat ini juga.Bahkan ia belum pernah melihat sang Ayah memperlakukan sang Mommy dengan semanis itu. Kebahagiaan begitu kentara di raut wajah pria yang berstatus Ayahnya tersebut.Karena tidak ingin semakin tersurut oleh api amarah, Arga pun bergegas meninggalkan tempat itu, menuju tempat parkir di mana mobilnya berada.Brakk-Pintu mobil ditutup dengan sangat kuat setelah Arga melempar bingkisan yang ada di tangannya ke arah jok belakang. Yang mana bingk
Bening tampak mondar mandir di dalam kamarnya dengan meremas tangannya sendiri. Bahkan gadis itu tak berhenti memandang ke arah luar dari jendela kamarnya yang berada di lantai atas. Ia telah menanti kedatangan sang suami yang telah berjanji segera pulang untuknya.Detik demi detik terus berputar. Namun orang yang ditunggunya tak jua menampakkan batang hidung. Setiap ada suara mobil yang datang Bening langsung berlari ke arah jendela untuk memastikan yang datang itu suaminya atau bukan."Kemana dia? Katanya tidak akan lama, tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga!" desahnya kecewa setelah lagi-lagi mobil yang masuk ke dalam pelataran kediaman keluarga Ramiro bukan milik suaminya.Bening menguap lebar, matanya berair karena sudah terlalu lama menahan kantuknya. Gadis itu tidak ingin melewatkan kedatangan sang suami nantinya, itulah janjinya dalam hati.Namun apalah daya, matanya sudah tidak dapat lagi diajak kompromi karena secara perlahan kelopak ma
Bening meringis menahan sakit akibat kedua sikunya berdarah. Bukan itu saja, ada juga beberapa luka di bagian kakinya. Gadis itu merambat berpegangan pada tembok saat berjalan keluar dari ruang kerja Arga.Sedangkan Arga meninggalkan Bening sendirian setelah puas menyiksa gadis itu. Entah ke mana perginya pria itu Bening tidak tahu dan juga tidak ingin tahu."Nona Bening ...!" pekik Sari karena merasa kaget saat melihat Bening dalam kondisi yang mengenaskan. Penampilannya berantakan, rambutnya acak-acakan dan terdapat banyak luka di tubuhnya seperti orang yang habis dianiaya.Sari pun berlari menyongsong tubuh Bening yang hampir saja tersungkur ke lantai karena kurang keseimbangan. Gadis itu kemudian membantu Bening berjalan, bahkan ikut meneteskan air mata melihat keadaan Bening saat ini. Karena baginya Bening lah majikan pertama yang mau menjadikan dia sahabat dan mau memandangnya sebagai sesama manusia.
Arga benar-benar merasa sangat frustasi ketika mengetahui fakta tentang dirinya dan Bening yang ternyata bersaudara.Kenyataan ini semakin menyakitkan saat rasa cinta mulai tumbuh di hati pria itu. Belum pernah ia mencintai sebelumnya. Tetapi sekalinya perasaan itu ada, kenapa harus jatuh pada orang yang salah. Apakah ini hukuman atas perbuatannya selama ini yang suka mempermainkan wanita?Sehingga Tuhan menghukumnya dengan jatuh cinta kepada adiknya sendiri. Apakah ini adil?Seandainya saja ia tahu bahwa karma tidak semanis kurma, maka dia tidak akan pernah menjadi seorang penjelajah wanita.Setelah mendapatkan kebenaran dari Raka tadi Arga langsung pergi meningglkan cafe tanpa mau mendengarkan Raka yang berusaha untuk menenangkan-nya."Kenapa Tuhan?! Aahhhhhhh ...!" teriaknya dari atas gedung tertinggi.Pria itu kini sedang berdiri di depan pagar pembatas setinggi pingga