Share

Bab 13: Wasiat Bunda

“Ibu ingin melihat Mas Satya dan Mbak Lintang seperti Bima dan Arimbi.”

Selama beberapa detik ekspresi wajah Satya berubah. Namun, ia segera bisa menguasai diri.

“Oh, iya. Benar juga, Mbok.” Lelaki berusia jelang tiga puluh tahun itu mengalihkan pandangan pada Lintang yang masih terpasak di depan pintu kamarnya. “Kamar kamu di sini, Lin, bareng aku.” Meski canggung, akhirnya kalimat itu lolos juga dari mulutnya.

Selama tujuh hari setelah meninggalnya Bu Sekar, kamar Satya ditempati kerabat yang datang melayat. Ia memilih tidur di ruang perpustakaan. Tidak ada yang mengusiknya karena semua menganggap Satya tengah terpukul dengan meninggalnya sang bunda. Tidak ada yang mempertanyakan mengapa ia tidak tidur di kamar yang ditempati Lintang karena kerabat-kerabatnya menganggap Satya sedang berusaha menenangkan diri. Kini, hanya ada Mbok Darmi dan Kang Pardi di rumah ini. Mereka berdua bisa curiga jika ia tidur terpisah dengan Lintang.

Dulu, setelah acara ngunduh mantu di sini, mereka tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
ayolah Satya kalau kamu benar benar mencintai orangtuamu belajar rendahkan hatimu untuk menerima Lintang dan menjalani Wasiat ibumu Lintang tambah sabar
goodnovel comment avatar
Maria Raineldis Ceme
novel ini berkualitas. Senang membacanya.
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu hrs sabsr Lintang klo emang Satya mau melepaskan kmu gpp kmu terima kmu juga kn blum d jamah sama Satya .dn kmu beruntung masi original .klo kmu paksakan ttp bersama Satya pasti kmu yg akan sakit hati mu .karena Satya terlalu mencintai Hanum .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status