Share

Lamaran Dadakan

Hidup lagi berat-beratnya namun Allah malah mempertemukan aku dengan pak Reza. Pagi ini seperti biasa, aku mempersiapkan segala keperluannya.

“Saya suka nasi goreng buatanmu tadi,” ucapnya tiba-tiba. Aku menoleh dan memandanginya. Dia sudah rapi di depan pintu.

“Saya suka rasanya.”

“Bisa buatkan saya setiap hari?” sambungnya.

Setiap hari? Gila aja kalo makan nasi goreng tiap hari, apa nggak kolestrol tuh? Pikirku. Dia berdiri di belakangku dan terus menatapku. Apesnya, nyonya Sandi juga berada di situ. Jadi aku tidak bisa berbuat apapun. Nanti bisa-bisa aku dicap menantu durhaka.

“Iya masku,” jawabku. Mendengarkan sebutan mas, wajahnya memerah. Lucu sekali, seperti kepiting rebus.

Nyonya Sandi tersipu malu.

“Aku suka loh kamu gombal si Reza itu, habisnya dari dulu jadi kanebo, pantas aja nggak ada cewek yang suka dia,” gerutu ibu Sandi. Aku hanya bisa tersenyum.

Pak Reza berjalan menuju mobilnya.

“Saya akan jemput kamu nanti, jadwal ke kantor hanya Senin Rabu, jadi kamu nggak perl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status