Share

Lamaran Tiba-Tiba

Serasa Tuhan menunjukan lemah lembutnya kepadaku. Kedatangan pak Reza cukup menghibur diriku. Sesampai di rumah, dia dengan cepat turun dari mobil dan berlari ke arahku. Dia membuka pintu untukku.

“Saya kira kamu tidur, soalnya diam saja di samping saya tadi.”

Aku turun dan hendak membantunya mengangkat belajaan. “Tidak usah, kamu masuk duluan, biar saya yang angkat,” jelasnya. Aku hanya bisa mengangguk patuh.

Kami masuk ke dalam rumah. Ibu Sandi menyambut kami dengan senyuman hangat. Hannah yang melihatku segera berlari meninggalkan bibi Niam.”

“Ummi!”

“Ummi sudah pulang? Hannah rindu, besok jangan pergi lagi yah.”

“Daddy, jangan pergi lagi dong sama ummi,” ucapnya. Aku tersenyum dan membawahnya ke dalam pelukanku.

“Nggak akan pergi lagi sayang,” jawabku. Satu ciuman mendarat di pipiku. Hannah sangat suka menciumku. Kata ayahnya, itu bentuk kasih saya Hannah. Pak Reza lah yang selalu mengajari Hannah berbuat seperti itu.

Aku menemani pak Reza masak di dapur. Katanya hari ini dia ingin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status