Share

58. Ratap penyesalan

"Aku sudah kehilangan dia, harusnya aku menemaninya disaat yang terakhir, tapi aku malah meninggalkan dia sendirian, ibu macam apa aku ini ... Aku memang tak pantas jadi seorang ibu maupun seorang istri!" rutukku sendiri. Aku benar-benar menyesali kebodohanku sendiri.

Aku makin tergugu. Pilu. Berkali-kali aku menghela nafas panjang. "Maaf," sambungku lagi.

"Kenapa harus minta maaf? Kau bisa ceritakan apa masalahmu, aku siap mendengarkan. Kamu pasti sangat butuh teman curhat," sahutnya lagi.

Aku memandang kearahnya. Menatap dalam manik matanya. Mencari kebenaran apa yang sebenarnya dia pikirkan.

"Jangan mencurigaiku seperti itu. Aku tidak akan berbuat jahat terhadapmu," tukasnya lagi seakan tahu apa yang aku pikirkan.

Dia menghela nafas dalam-dalam. "Kalau boleh tahu, dimana suamimu?"

Aku memggeleng perlahan membuatnya bingung, ia menautkan kedua alisnya tanda tak mengerti.

"Suamiku sudah pergi," jawabku dengan mata berkaca-kaca.

Mengingat semua yang terjadi begitu cepat, kehilangan ib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status