Share

Part 65

"Santi, aku ikut berbela sungkawa atas meninggalnya ibu dan juga putrimu," ungkap Winda dengan nada pelan. Dia menarik nafas dalam-dalam.

Aku hanya mengangguk, sambil sesekali mengusap butiran bening di pipi.

"Kamu pasti sangat sulit menjalani ini sendirian. Tapi aku salut sama kamu, kamu bisa bangkit dari keterpurukan," ucapnya lagi.

"Aku belajar dari kamu, Winda. Aku ingin kualitas hidupku lebih baik lagi, jadi aku bangkit, aku ingin berubah. Inipun berkat seseorang yang sudah tulus membantuku. Dia sudah menarikku dari lubang kehancuran," jawabku lagi.

Dia nampak tersenyum manis melihatku.

"Siapa orang itu? Apakah dia laki-laki?" tanya Mas Rendy cukup mengagetkan. Ia datang menghampiri kami dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Ah iya mas, dia teman kuliahku dulu," jawabku.

"Apakah dia orang yang spesial?" tanyanya penuh penekanan. Aku agak gugup, ia memandangku dengan lekat. Kulihat sinar mata Mas Rendy seperti sedang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
elin marlina
maaf mba author di part 26 trtulis santi sdh dpt ijin dri bpk dan ibunya untuk brngkat k kota tmpt tinggal winda, tpi knpa d sini d tulis bpknya santi udah prgi pas santi umur 4 thun, yg bnr yg mana nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status