Happy Reading Semunya!Namanya juga Eva. Istrinya yang keras kepala dan membuatnya harus berjaga ekstra tanpa harus menggangu sang istri yang sibuk dengan tugas kuliahnya. Geo benar-benar hanya mengamatinya dari jarak 1 meter.Jam saat ini sudah menunjukkan pukul 5 sore dan istrinya sudah hampir 10 jam sendiri melakukan proyek sejak insiden lalu dimana perempuan muda itu terluka dan hanya beristirahat selama beberapa menit untuk meringankan sakitnya.Istrinya benar-benar sosok yang amat sangat profesional “Eva ini sudah saatnya makan malam,” ucap Geo.“Ish! Apanya yang makan malam?! Ini baru jam 5 sore dan bapak sudah suruh saya makan malam? Bapak yakin? Mana ada makan malam saat matahari masih keliatan?! Sudah Bapak jangan ganggu saya dulu. Ini tanggung!” sahut Eva dengan nada suara kesal.“Ayolah, mas sudah lihat kamu mengerjakan tugas proyek untuk waktu yang lama, ayo istirahat sejenak dan makan makanan ringan ini. Mas sudah membelikan makanan untuk kamu karena ibu hamil menjadi m
Happy Reading Semuanya!“Sangat sulit untuk dipercaya kalau kita bertemu disini,”Eva tersenyum tipis memandang lelaki yang ada di depannya, ia tidak mengerti kenapa semuanya mendadak ada di sekitarnya. Mengurus masalah satu orang seperti Geo saja sudah membuat kepalanya pening dan sekarang di tambah dengan kehadiran lelaki di depannya yang tidak diundang sama sekali.“Benar,” sahut Eva pelan.Tatapan matanya berpaling pada Geo yang hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun dan hanya sibuk memperhatikan mereka.“Ya… kita malah bertemu kembali di sini. apa ini kebetulan atau takdir?” Eva tidak menjawab sama sekali, ia tidak tertarik menjawab perkataan dari lelaki di depannya yang terlihat senang. Tangannya sibuk ia sembunyikan agar tidak terlihat kalau ia tidak menggunakan cincin pertunangan mereka.“Nanti aku akan beritahu Papa dan ayah kamu kalau kita bertemu, mereka pasti senang. Aku masih enggak menyangka jika akan bertemu disini,” ucap Davin membuat Eva tersenyum tipis.“
Happy Reading Semuanya!Perempuan yang tengah hamil itu tampak merasa risih dan jengah memperhatikan lelaki yang ada di sebelahnya terus-menerus mengikutinya kemanapun ia pergi. “Apa kamu enggak ada kerjaan lain?” tanya Eva menahan kesal.“Nanti, sekarang aku ingin dekat sama kamu. Dan bukankah ini juga keinginan orang tua kita agar semakin kenal satu sama lain? Wajar dong kalau aku mau ada di sisi kamu terus.”Eva memutar matanya malas mendengar perkataan dari Davin barusan. Susah sekali menghadapi perkataan dari lelaki di depannya. Bulshit sekali.Penat sekali. Sebelumnya Geo mengikutinya ia tidak merasakan apapun meskipun Eva sedikit jengkel karena suaminya terus memintanya untuk memakan sesuatu karena khawatir kelaparan, tetapi kenapa ketika Davin yang mengikutinya ia amat sangat terasa risih meskipun lelaki itu hanya diam saja memperhatikan dirinya bekerja.Langkahnya terhenti setelah mengelilingi pantai untuk bahan tugas dan berharap bantuan dari siapapun. Tidak ada orang di se
Happy Reading Semuanya!REVISI!Tangannya meremas pelan kertas yang menjadi tugas mandirinya untuk mata kuliah Geofisika, tidak mata kuliah ataupun dosennya membuatnya murka setengah mampus. Sudah dua kali dokumen laporan tugasnya diberi tanda revisi padahal sudah ia revisi jutaan kali sesuai dengan kemauan dosen tersebut.Pepatah memang benar, jika seseorang tidak akan pernah puas.“Sialan tuh dosen! Gue sudah melakukan revisi jutaan kali, sudah pakai jurnal luar juga! Sekarang masih tetap saja salah, susah banget dapet nilai A di kelas dia tuh!” maki Eva sembari membanting dokumen di tangannya ke atas meja kantin.“Wih! Sekarang tintanya sudah berubah jadi tinta merah bukan tinta hitam lagi! Pantes punya dendam kesumat.” gelak tawa terdengar memenuhi kantin membuat Eva mempoutkan bibirnya.“Gue sumpahin dia punya jodoh kaya nenek lampir biar sepaket!” maki Eva membuat rekannya hanya mengacak rambutnya pelan.“Awas yang ada malah jodoh sama dia, dari awal saling sindir berujung jadi
Happy Reading Semuanya!Tangannya sibuk menuruni pakaian kurang bahan yang dikenakannya sekarang ini, sepertinya Eva tahu alasan ayahnya yang keras melarangnya menggunakan pakaian yang seperti ini. Terlalu mengundang celaka di kehidupannya.Eva sama sekali tidak merasakan nyaman. Berbeda sekali dengan teman-temannya yang sudah bergerak nyaman, bahkan Deon tidak menemaninya dengan baik.“Hallo manis, kumpul disini dan kita nikmati waktu bersama.”“Enggak makasih,” ucap Eva “Mending kumpul sama kita, nanti Abang akan membawa kamu ke tempat surga dunia yang nikmat.”Tubuh Eva merinding seketika. Gadis cantik itu berlari meninggalkan kumpulan orang aneh yang mengganggunya barusan. Ia mendadak takut masuk ke ruangan di depannya. Sumpah seketika Eva berharap bertemu dengan Deon yang melupakannya atau temannya, ia tidak menyangka akan ditinggal seperti ini.Suasana begitu sesak oleh manusia, apakah sebuah club malam akan seramai ini? Pandangannya mengedar mencoba mencari keberadaan sang ke
Happy Reading Semuanya!Menjelang malam hari Geo tidak memiliki niatan untuk kembali ke rumah, pikirannya berkelana jauh. Meskipun lelaki itu tidak tahu apa yang sebenarnya memenuhi otaknya saat ini.Suara langkah kaki panik tampak terdengar memekkan telinganya, diluar seperti ada keributan. Langkahnya berjalan keluar dan memperhatikan lelaki yang menjadi rektor kampusnya tampak panik membuka setiap ruangan dosen.“Kenapa pak? Apakah ada yang bisa saya bantu?”Lelaki tersebut dengan cepat berlari kearahnya dan menatap dalam dirinya. Wajah panik tidak bisa ditutupi oleh lelaki itu.“Tamat sudah riwayat kampus ini,”Geo hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, ia tidak mengerti dengan perkataan dari lelaki berwajah panik dihadapannya. “Apa maksudnya?” tanya Geo“Bad Burning ada di Club malam Kelopak asia Bliniz Jakarta. Mahasiswa kita bisa terciduk disana,”Lelaki dengan wajah tampan itu tampak memperhatikan ponselnya, menampilkan nomor dari rekannya. Pasti kabar tentang Bad Burning su
Happy Reading Semuanya!Suasana semakin tidak karuan saat pihak kepolisian tampak mengecek secara menyeluruh tentang apa yang terjadi, suara tembakan berbunyi satu hingga tiga kali. Geo memperhatikan wajah perempuan di depannya sudah amat sangat merah, ia harus membawa Eva menuju tempat yang aman.Setelah pertarungan panjang dirinya dengan lelaki luar itu akhirnya ia bisa bernapas lega, karena perempuan yang ia suka berada di tangannya.Suka? Tidak salahkan jika ia menyukai mahasiswa di pelukannya itu. Toh, jarak antara dirinya dengan gadis muda ini tidak terlampau jauh dan bukankah itu wajar jika ia menyukainya. Eva adalah gadis pintar meskipun dia orang yang mudah percaya dengan orang. “Eva… bangun! Katakan dimana rumah kamu?” tanya Geo“Rumah? Aku enggak mau pulang,”“Terus kamu mau kemana dan kenapa kamu bisa jadi kaya begini? Saya bilang apa! Teman kamu itu enggak bisa diandalkan, bagaimana jika orang di kampus mengetahui jika mahasiswa kebanggan mereka terjebak dalam kasus Bad
Happy reading semuanya! Sudah seminggu ini Eva terbayang dengan lelaki bertubuh tegap yang menjadi dosen di kampusnya, tamparan yang ia lakukan sebagai bentuk hadiah kemarahan untuk dosennya sudah terlaksana. Ini gila, Eva tidak bisa melupakan begitu saja. Bagaimana ia hidup sekarang ini. Dan jangka waktu seminggu pula ia tidak menginjakkan kaki ke kampus dengan alasan sedang Minggu tenang, ayolah kampusnya akan membutuhkan Minggu tenang nanti dan dirinya sudah mengambil lebih awal. “Kamu kenapa murung begitu?” tanya sang ibu. “Eungh… itu anu.. kangen soto mang jaja yang ada di kampus. Sekarang Minggu tenang, mana mungkin dia jualan.” Wanita paruh baya bernama Indah itu hanya memasang wajah tidak mengerti. “Kenapa harus soto mang Jaja? Mama buatin khusus ini untuk kamu loh sayang, mama tahu kamu suka soto. Dan sepertinya kamu sedang banyak pikiran makanya mama masakan soto kesukaan kamu,” Eva mengacak rambutnya kasar. Eva hampir gila. Kepalanya tidak kondusif dan terlalu berat.