Share

Bab 149

Luna menghela napas dan memaksakan seulas senyum, “Kak Jefri, jangan bicara lagi. Aku yakin setelah amarah Kakak reda, dia bakalan izinkan kami kembali.”

Ketika Luna berbicara, dia terus memperhatikan ekspresi Jefri. Melihat perubahan wajahnya yang tampak emosi, mendadak Luna menghela napas lega. Selama lelaki ini masih membelanya, maka Jefri masih ada gunanya buat Luna. Tidak sia-sia dia sudah menghabiskan banyak tenaga untuk bersandiwara dengan Jefri selama ini.

“Luna, kamu terlalu baik makanya bisa diinjak-injak sama dia,” kata Jefri sambil menatap Luna dengan perasaan kasihan.

Luna hanya tersenyum dan menggeleng sembari berkata, “Nggak perlu bahas tentang ini lagi, Kak Jefri fokus nyetir saja.”

Melihat raut wajah Luna yang sedih dan tidak ingin membahas topik ini lagi, dia menahan dirinya untuk tidak membicarakannya lagi. Saat ini merupakan jam pulang kantor dan jalan raya sedang macet sekali. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan ketika mereka tiba di kediaman keluarga Gu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status